Malam harinya..Bulan telah menampakkan wujudnya disertai cahayanya yang sangat terang. Di temani oleh bintang-bintang kecil yang selalu berada di sampingnya melengkapi keindahan malam.
Di dalam Kamar, seorang Pengantin wanita sudah melangsungkan akad dan resepsi pernikahannya dengan seorang Dokter tampan.
Kini pengantin wanita bernama Aliya itu tengah berdiri di dekat jendela sambil memandangi suasana malam yang begitu sempurna.
Terlihat senyuman mengembang muncul di bibir mungilnya itu kala mengingat Zain mengucapkan akad pernikahan, bahkan ia lebih tersenyum saat melihat cincin pernikahan sudah melingkari jari manisnya.
"Dr Zain Osman Abdullah, seorang Dokter tampan dan baik. Aku tak menyangka kalau hari ini aku telah menjadi Istrinya. Rasa-rasanya ini seperti mimpi," lirih Aliya diselipi senyum girang.
Tiba-tiba, seseorang meraih jemari tangan kanan Aliya dari belakang. "Ini bukan mimpi. Tapi ini adalah kenyataan."
"Dokter Zain.." sebut Aliya melihat Seseorang yang berdiri di belakangnya adalah Zain.
"Sejak kapan Dokter berdiri di belakangku?" Tanya Aliya agak gelagapan.
"Sejak kau terus memandangi cincin yang melingkar di jari manismu," timpal Zain sambil menggenggam erat jemari tangan kanan milik Aliya.
Lalu Zain mencium punggung tangan kanan Aliya dengan lembut. Hal itu membuat Aliya tersipu malu dengan apa yang dilakukan Zain.
"Kau sedang apa?" Tanya Zain.
"Melihat keindahan malam,"
"Hanya itu?".
"Tidak, aku juga memandangi Ibuku dari atas langit sana, walau tidak terlihat, tapi aku merasakan kehadirannya disana," jawab Aliya mengalihkan pandangannya ke atas langit sana.
Zain sejenak tersenyum, kemudian ia melepas genggamannya dan mulai memeluk sang Istri dari belakang.
"Meski Ibumu tidak lagi di dunia ini, tapi akulah yang akan menjadi malaikat pelindungmu. Jadi kau tidak perlu bersedih kehilangan Ibumu, karena aku akan selalu berada disampingmu menjadi Imam untukmu dan juga Suami baik untukmu setiap hari," ucap Zain.
Lantas hati Aliya sangat tersentuh dengan ucapan tulus yang dilontarkan oleh sang Suami."Insyaallah, aku akan mencoba mengikhlaskan kepergian Ibu, kan sekarang aku telah memilikimu, tapi aku tidak tau kau menikahiku karena cinta atau hanya semata-semata untuk melindungiku saja," ucap Aliya dengan lirih.
Zain melepas pelukannya, lalu membalikan tubuh Aliya untuk menghadap ke arah dirinya. Kini terlihatlah wajah sang Istri yang begitu cantik dan bersinar bila berada dari jarak dekat.
"Malam ini, di malam pertama pernikahan kita, aku ingin jujur padamu. Bahwa aku, Zain Osman Abdullah, sangat mencintai Gadis cantik yang kini telah menjadi Istriku," ucap Zain dengan lantang.
Alhasil membuat Aliya tertegun. Kedua bola matanya rasanya ingin berair karena tak percaya kalau Zain ternyata mencintai dirinya. Sejak kapan Zain memiliki rasa cinta terhadap Aliya?
"Apa? Mencintaiku? Se.. sejak kapan Dokter mencintaiku?" Tanya Aliya terbata-bata.
"Sejak pertama kali bertemu denganmu di Rumah sakit, dimana saat itu kau menghentikan aktivitaku yang tengah melakukan oprasi. Sejak saat itulah aku merasa ada perasaan aneh yang muncul dibenakku. Kala aku melihat wajahmu yang cantik dan tingkahmu yang lucu serta bisa membuat orang tersenyum, ternyata aku mulai mencintaimu. Malam ini pun akan seperti itu." ucap Zain sambil menggenggam kedua tangan Aliya.
Tak terasa air mata Aliya keluar begitu saja, ia tak menyangka kalau Zain ternyata mencintainya dirinya. Apa ini mimpi?
"Kau mencintaiku?".
"Iya, aku mencintaimu,"
Aliya pun langsung memeluk tubuh sang Suami begitu erat. Lalu menangis haru dalam pelukan hangatnya itu.
"Hiksss .. hiksss, ternyata kau mencintaiku, aku kira kau menikahiku karena semata-semata untuk menuruti ucapan Ibuku." isak Aliya.
Zain tak segan-segan menyambut pelukan Aliya. Di belai lembut rambut Aliya sat itu. "Apa kau juga mencintaiku?" Tanya Zain memastikan.
"Kalau boleh jujur, aku juga mencintaimu, Dok!" Jawab Aliya.
Selanjutnya, Zain melepas pelukannya, lalu ia menangkup kedua pipinya itu.
"Aku janji padamu, akan selalu melindungimu, menjagamu setiap hari, memberimu kebahagian, menjadi imammu, yang paling penting akan menjadi Suami sempurna untukmu." Ucap Zain.
Lagi dan lagi ucapan sang Suami membuat air mata harunya terus keluar. Namun Zain tak akan menghapusnya, karena air mata itu bukan menunjukkan kesedihan mendalam melainkan kebahagiaan.
"Apa sekarang kau sudah siap?".
"Siap apa?".
"Menjalankan sunnah rasulullah."
"Insyaallah malam ini aku siap melayani suamiku!"
"Mari!"
Zain pun mulai menghantar Aliya menuju Ranjang tidur yang sudah dihiasi oleh dekorasi indah. Kemudian mereka mulai melakukan apa yang semestinya menjadi sunnah rasulullah.
Malam ini lengkaplah sudah kebahagiaan kedua insan yang sebelumnya telah saling menyatakan perasaan mereka masing-masing.
"Tetaplah menjadi seorang Suami yang selalu mencintaiku sangat tulus, Dokter Zain Osman Abdullah!" Ujar Aliya.
"Pasti!" Tandas Zain.
***TAMAT***
Hi gak kerasa yah tamat juga😳, maaf yh temen temen jika ngecewain. Klo boleh jujursih yh pas buat cb tuh masih ragu ragu hehe, terus mungkin kurang maksimal lagi😁🙏mohon maaf yah;v
Dan oh yah, aku mau ngucapin..
Terima kasih kepada para Readers yang sudah baca Cb ini dari part pertama sampai part sekarang, ambil sisi positifnya aja ya :)Sampai jumpa!
#Nantikan karya saya selanjutnya :*
Babay
Salam hangat dari SriWulandari_13♥
Assalamu'alaikum 🙏😁

KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU DOKTER TAMPAN (selesai)
Teen FictionFollowme @sriwulandari_13 ♥happyreading♥