Part 18

3.7K 103 0
                                    

Sesampainya di Rumah sakit, Aliya langsung menemui Rocha yang tengah mondar mandir di depan Ruang UGD. Apakah kondisi Ibunya seserius itu?

"Bi, bagaimana kodisi, Ibu? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Aliya, raut kepanikan sudah terpancar jelas di wajahnya itu.

"Aliya, hiksss.. Ibumu .. Ibumu.."

Rocha menggantung ucapannya. Ia sungguh tak tahu harus berkata apa, karena saat ini pertahanannya sudah runtuh. Air mata yang sedari tadi ia tahan, akhirnya tumpah.

"Ibu kenapa, Bi?" Tanya Aliya lagi sambil mengguncang-guncang bahu Rocha. Kali ini Aliya ikut menangis, karena terbawa oleh suasana.

"Saat ini Ibumu sedang berjuang antara hidup dan mati," jawab Rocha disertai isakan.

Sontak saja Aliya terkejut. Apa maksud Rocha? Mengapa ia menyebut sang Ibu akan berjuang antara hidup dan mati?

"Maksud Bibi apa? Apa yang sebenarnya terjadi pada Ibu? Katakanlah, Bi!" Pinta Aliya.

"Baiklah, sekarang aku akan memberitahu padamu, sebenarnya Ibumu itu punya penyakit kanker otak stadium 3," lirih Rocha agak berat untuk mengatakannya.

Mulut Aliya membulat sempurna, nafasnya seolah ingin sesak mendengar kabar menyakitkan hatinya itu.

"Apa? Kanker otak stadium 3?" Tanya Aliya, wajahnya terpelongo tak percaya, sementara itu, Rocha hanya mengangguk lemas.

"Hiksss .. Hiksss." pertahanan Aliya benar-benar runtuh. Air mata yang sedari tadi ia tahan, akhirnya tumpah membanjiri pipinya.

"Kenapa Bibi memberitahuku sekarang? Kenapa?" Tanya Aliya dengan nada tinggi. Emosinya sudah berkecamuk karena sebelumnya Rocha tak pernah memberitahu apa-apa mengenai Ibunya.

"Maafkan aku, Aliya. Tapi Ibumu menyuruhku untuk tutup mulut mengenai penyakitnya kepadamu, Ibumu sudah mengidap penyakit itu sejak 2 tahun yang lalu, tapi dia memilih menyembunyikannya darimu, karena dia tak ingin kau malah lebih memikirkan dirinya dari pada kuliah," jelas Rocha.

"Setidaknya kau memberitahuku, Bi, kau kan tau harta satu-satunya yang ku miliki adalah Ibu. Kalau sesuatu terjadi apa-apa padanya, bagaimana?" Ucap Aliya agak menyentak.

"Kita doakan saja Ibumu, Aliya." timpal Rocha dengan nada lembut.

"Ibuuuu, Hiksss.." tangis Aliya.

Entah kenapa tubuh Aliya mulai melemas, pandangannya berkunang-kunang, ia hampir saja ambruk ke atas lantai.

"Astagfirullah, Aliya." gumam Rocha hendak menahan tubuh Aliya yang akan ambruk ke atas lantai. Namun seseorang terlebih dahulu sudah menahan tubuh Aliya.

"Dokter Zain.." sebut Aliya dengan lirih kala melihat seseorang yang menahan tubuhnya adalah Zain.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Zain cemas.

"Aku hanya merasa pusing dan tubuhku terasa lemas," lirih Aliya.

"Duduklah dulu," seru Zain sambil membantu Aliya untuk didudukkan di atas kursi.

"Hiksss .. Hiksss, Dokter," Aliya langsung memeluk tubuh Zain begitu erat. Alhasil Zain tertegun.

"Aku minta padamu, tolong selamatkan Ibuku, jangan biarkan hal buruk terjadi padanya," pinta Aliya menangis sejadi-jadinya di pelukan Zain.

Perlahan Zain membalas pelukan Aliya, walau harus dengan tangan yang gemetar, karena baru pertama kali ada seorang wanita yang menangis dipelukannya.

"Aku akan berusaha menyelamatkan Ibumu semampuku," ucap Zain mencoba menghibur Aliya.

"Jadi ku mohon, tenangkan dirimu." sambung Zain sambil membelai rambut Aliya, walau ia sempat ragu-ragu untuk melakukannya.

Detik berikutnya, Zain melepas pelulannya, sejenak ia memandang Aliya dengan senyuman lalu menghapus air matanya yang membasahi pipinya.

"Sekarang tenangkan dirimu! Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Ibumu." pinta Zain yang di respon anggukan kecil dari Aliya.

Perlahan Zain bangkit dari tempat duduknya, kemudian berjalan menghampiri Rocha.

"Tolong jaga dia baik-baik." seru Zain sesekali memandang Aliya yang tengah menangis.

"Baiklah. " timpal Rocha.

Selanjutnya, Zain beranjak masuk ke dalam Ruang UGD, sementara itu, Rocha menghampiri Aliya dan duduk di sampingnya.

"Aliya, sudah, jangan menangis. Doakanlah Ibumu yang kini sedang berjuang melawan penyakitnya." ucap Rocha sambil membelai lembut rambut Aliya.

____TBC___
NextOrStop???

SUAMIKU DOKTER TAMPAN (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang