It really hurts when you expected so much more from the person you once loved so much,
****
Segala nya berjalan terlalu cepat, hingga rasanya mirae menyesal meninggalkan kedua putranya dengan sang suami. Yang ia terima sekarang adalah pemandangan kala sang suami dengan tega melayangkan tamparannya pada putra kecilnya, namjoon.
"Yeobo!!" mirae histeris melihat seokjin melayangkan tamparannya.
Seokjin memandang namjoon nyalang sambil menghela nafas kasar.
"Sumpah demi Tuhan, anakmu telah melewati batasnya, mirae-ya!" sentak seokjin sambil mendekat pada mirae.
Mirae mengusap air mata nya yang mengalir,ibu mana yang terima jika putranya menerima perlakuan seperti itu.
"Kau keterlaluan yeobo!! Kau keterlaluan!-" mirae menyentak genggaman suaminya.
Mirae memeluk putra nya yang sudah terduduk dan terisak. Bahkan mirae merasa jika namjoon bernafas dengan berat.
"Mama minta maaf sayang, mama minta maaf-"
"Aku memang buruk ma, ayah benar hiks..ayah memang benar,aku bodoh dan tidak pantas masuk kedokteran" namjoon terisak dipelukan sang ibu.
"Tidak sayang, tidak. Kau pintar. Kau anak mama yang hebat. Mama bangga pada mu-" mirae menangis juga dipelukan sang putra.
Seokjin yang melihat itu hanya mampu menyesal, ia kalap karena namjoon menentang perkataannya. Ia tahu ia salah karena menghardik putranya. Seokjin hendak kembali, namun ego nya lebih tinggi. Ia lebih mengkhawatirkan hoseok yang masih terpuruk, ia yakin putranya itu tidak baik-baik saja.
Tuan dan nyonya jung, segera bergegas menuju kamar twin. Mereka kembali karena dihubungi bibi dirumah,ia mengatakan jika hoseok dan namjoon bertengkar hebat. Maka mereka meninggalkan pertemuan kolega, demi mengetahui kejadian yang terjadi di rumah
Prang
Jung dong il yang baru saja membuka pintu kamar, tentu terkejut dengan keadaan cucu sulungnya yang jauh dari kata baik. Rambut acak-acakan, tongkat kruk yang sudah berserakan, juga pecahan kaca yang sudah bercecer di atas lantai kamar. Foto-foto kedua cucunya juga sudah berserakan dimana-mana, membuatnya menghela nafas kasar, akhir-akhir ini hoseok memang benar-benar diluar kendali.
"Aku gagal hiks aku gagal. Kaki bodoh! Kaki lemah!" hoseok terus memukul kakinya yang sulit digerakkan.
"Hoseokie, jangan lakukan itu lagi sayang" dong il berusaha mendekat, menghalau kaca yang menyebar dimana-mana
Hoseok menatap nyalang kakeknya, menatap awas pergerakan apapun yang kakeknya lakukan
"Jangan mendekat!!"
Seokjin yang baru saja sampai kembali di kamar twin lantas lekas mendekat ke arah sang putra dan memeluknya erat. Hoseok terisak keras dipelukannya, seokjin tahu betapa terlukanya hoseok.
Yoongi dan tuan min datang diwaktu yang tepat pula. Ia datang setelah bibi dirumah mengabari jika namjoon dan hoseok bertengkar hebat. Yoongi tentu saja segera mencari kedua keponakannya, dan menemukan namjoon yang masih terisak dipelukan sang ibu. Saat mata mereka bertemu, namjoon lantas semakin terisak. Hati namjoon terluka, sangat terluka sekali saat ini. Jadi saat melihat presensi sang paman, tangis nya tak mampu ia bendung.
"Paman disini, namu-ya" yoongi mengusap punggung sang keponakan yang terisak lirih.
"Aku gagal..aku bodoh paman-" namjoon kembali meronta dipelukan sang paman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionUntuk Hobari dan Namu, tumbuhlah menjadi putra ayah yang selalu memberi kebahagiaan untuk keluarga Jung serta keluarga Min~