It's sad when you realize you aren't as important to someone as you thought you were.
*****
Mirae menatap putra nya yang sedang menjalani fisioterapi, beberapa kali melihat raut wajah kesakitan hoseok dan presensi sang suami yang selalu mendampingi putra sulungnya. Sesekali hoseok memandang mirae dari balik kaca, lantas ia melanjutkan sesi terapi nya. Mirae melambaikan tangan sambil tersenyum seakan memberi semangat pada sang putra.Seokjin memapah hoseok yang berjalan tertatih mendekat ke arah meja dokter spesialis yang menangani hoseok.
"Terasa kaku ya?-" hoseok mengangguk sambil menyerngit menahan ngilu.
Dokter memandang seokjin dan tersenyum, menjelaskan beberapa hal mengenai perkembangan hoseok selama beberapa minggu ini.
"Hasil rontgen menunjukkan pembentukan tulang pengganti sudah mulai bekerja, untungnya putra anda masih cukup muda sehingga pertumbuhan tulangnya baru tidak terlalu lama" seokjin mengangguk sambil menepuk lutut sang anak.
Dokter lantas mengalihkan pandangannya kembali pada hoseok yang memainkan sebelah kaki nya yang tidak cedera
"Jika merasa sakit, itu wajar. Jangan memaksakan bergerak dahulu supaya perawatannya maksimal. Mengerti?" hoseok mengangguk mengiyakan anjuran dokter.
"Terapi ini akan kita lanjutkan minggu depan tuan jung, jika ada apa-apa anda bisa hubungi saya-" seokjin mengangguk dan lekas membawa hoseok dalam gendongannya.
Hoseok mengeratkan pelukannya di leher seokjin, sesekali meraih tangan ibunya yang berada di sampingnya. Ini sungguh indah, sangat menyenangkan berada diantara luapan kasih sayang kedua orang tuanya. Seharusnya ia merasakan ini sejak dulu, pikirnya.
"Aku sayang ayah dan mama" ucapnya riang dibalas kekehan sang ayah.
Mirae membukakan pintu mobil dan membantu sang suami untuk membawa hoseok masuk, lantas setelahnya ia duduk di kursi depan..
"Pakai ini, dan tidur" mirae meraih ipod nya dan menyerahkan pada hoseok, menyetting lagu agar hoseok lekas tertidur.
Seokjin memerhatikan bagaimana mirae begitu tulus menyayangi hoseok, ia salah telah merasa jika mirae selama ini pilih kasih.
Mengingat itu, sejak tadi ia berusaha menghubungi sang ayah mertua namun tetap saja tidak dihiraukan. Mirae yang mengerti apa yang dilakukan seokjin lantas menggenggam tangan sang suami.
"Kita coba esok hari, ayah pasti sudah beristirahat sekarang-" seokjin mengangguk mengiyakan permintaan sang istri.
"Aku rindu namjoon-" gumam seokjin lirih
Mirae memerhatikan putra sulungnya yang sudah jatuh tertidur lantas kembali memerhatikan sang suami.
"Aku sejak tadi juga berusaha menghubungi namjoon-" masih sambil mencoba mendial namjoon.
"Tapi kurasa ponselnya tidak diaktifka--oh tersambung!" seokjin memandang senang kearah mirae.
Drrrtt
Ponsel keluaran terbaru pemberian yoongi itu bergetar di nakas kamar jungkook. Sang pemilik ponsel sedang tertidur setelah kekenyangan memakan pizza deluxe 1 kotak. Si kecil jungkook juga ikut tertidur di samping namjoon, karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Yoongi yang baru saja memasuki ruangan itu untuk mematikan musik, lantas menyadari panggilan tersebut. Dengan segera yoongi menggeser panggilan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionUntuk Hobari dan Namu, tumbuhlah menjadi putra ayah yang selalu memberi kebahagiaan untuk keluarga Jung serta keluarga Min~