Seokjin menghembuskan nafas sesak sesaat ia mendengar sang istri melontarkan kalimat penolakan namjoon. Makian tak kasat mata seakan terus menerus berseru di kepalanya. Bahkan saat mirae menangis dipelukannya, ia tak mampu berbuat banyak. Ia hanya meminta mirae mengendalikan diri agar tak semakin menyakiti namjoon. Ditangkupnya wajah mirae yang masih terisak, ia tahu mirae tertekan
"Pulanglah sayang, aku tahu kau butuh istirahat" mirae mengangguk mengiyakan permintaan sang suami.
"Aku sudah lebih baik, sekarang aku akan ketempat namjoon dulu" mirae sedikit melarang, ia hanya takut namjoon kembali ketakutan seperti kejadian beberapa hari yang lalu.
"Tidak akan, ku yakin namjoon tidur saat ini. Kau tunggu disini sebentar, aku akan ke tempat namjoon sebentar saja"
***
Namjoon membuka mata dan menemukan dirinya berada di ruangan yang berbeda. Helaan nafasnya menimbulkan embun di masker yang ia kenakan. Sekali lagi ia mengerjap mata, ia menemukan cahaya terang menyilaukan matanya.
"Aya, kaka joo sudah banun" jungkook yang melihat namjoon membuka mata lekas bereaksi turun dari pangkuan sang ayah.
Yoongi dan ji eun tersenyum sambil menatap keponakannya yang menatap ke arahnya. Ji eun lekas mendekati namjoon, sedang yoongi bergegas mencuci wajahnya.
"Kau sudah bangun, jagoan?" namjoon mengangguk lemah memandang ji eun dan tersenyum.
"Kupikir mama akan ada disini"
Jungkook yang sudah dibantu berdiri diatas kursi tunggu lekas mendaratkan kecupan di dekat telinga namjoon, namjoon tersenyum saat mendengar bisikan jungkook.
"tselamat pagi kaka joo, kkie linduuu sekali. Kaka joo lapal tidak? Mama dan kkie bawa banak buah loo..tapi..tapi..buah na habis kkie makan tsemuana, kalena lapal sekali" ji eun mengusak gemas anaknya,ini pukul 2 siang dan dia sapa namjoon dengan selamat pagi.
Pagi tadi jungkook mogok makan dan enggan berangkat ke playground karena merindukan namjoon. Sedikit berdrama hingga ia terpaksa membawa jungkook pada namjoon, untung saja namjoon sudah tidak di ruang icu.
"namjoon-ah, apa ada keluhan? Kau pusing atau mual?" namjoon menggeleng samar lekas mengangkat tangannya mengusap pipi pualam jungkook.
"Kalau kakak pulang, kita harus lomba lari ya jungkookie" jungkook mengerutkan dahi tak mengerti, suara namjoon sangat pelan serta masker benar-benar membuatnya tak paham.
Ji eun tersenyum sendu, ini akan jadi angan-angan bagi namjoon yang divonis stroke. Setidaknya ini masih menjadi momok selama gumpalan darah di kepala namjoon tak dikeluarkan. Ia tahu Tuhan lebih tahu segalanya, namun jika boleh ia meminta, ia hanya ingin kesembuhan serta kebahagiaan untuk namjoon. Hanya itu..
"Mama nanis ya?" ji eun membalik tubuhnya memunggungi kedua anak yang masih melihatnya itu.
Namjoon memerhatikan bibinya yang mendongakkan kepala seperti menghentikan aliran air mata. Ji eun pamit dari namjoon untuk membeli minum,walau namjoon tahu itu hanya alasan belaka.
"Lihat namjoon, kau terus membuat orang lain bersedih"
***
"Oh,kakak ipar kau disini?" ji eun terkejut kala melihat seokjin ada di hadapannya.
Seokjin memintanya diam dan ji eun tentu saja mengiyakan. Diperhatikannya sang anak yang sedikit memukul-mukul kakinya,ia tak bodoh untuk tak tahu apa yang terjadi pada namjoon. Namjoon lumpuh, dan itu sebab karena keegoisannya.
***
Yoongi melihat istrinya berjalan menjauhi brankar namjoon, lekas membiarkannya dan mendekat pada namjoon dan putranya jungkook.

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Fiksi PenggemarUntuk Hobari dan Namu, tumbuhlah menjadi putra ayah yang selalu memberi kebahagiaan untuk keluarga Jung serta keluarga Min~