Tidak ada yang abadi, baik bahagia maupun luka. Suatu saat kita akan tiba di titik menertawakan rasa yang dulu sakit, atau menangisi rasa yang dulu indah.
***
"Bergeraklah kesana lagi, ada seorang anak remaja yang agak terseret ke sisi mobil. Dia masih disana,dia yang tadi bersama anak yang baru saja dibawa ke rumah sakit" perintah seorang petugas kesehatan pada rekannya,seokjin mendengar saat ia berpapasan dengan merekaDarah menetes dimana-mana, kerumunan orang, jerit tangis, suara manusia mengeluarkan riak mual atau apapun itu mengiringi langkah berat seokjin yang tengah menemukan jawaban atas pertanyaannya.
"Sungguh korban sangat mengenaskan-"
"Pelakunya berhasil ditangkap dan dalam pengaruh alkohol-"
"Berapa banyak korban?-"
"Permisi-"
"Awas jangan menghalangi langkah petugas!!"
Suara bising itu terus merasuk ke pendengaran seokjin saat seokjin melangkahkan kaki terburu menuju petugas kepolisian dan penyelamat. Seokjin yang tak menemukan apapun selain kumpulan penyelamat dan petugas kepolisian lantas bergerak ke arah mereka.
"Maaf,-" kedatangan seokjin mengundang atensi beberapa orang
"A..aku tadi menemukan headband ini. Ini miliki anakku. Bolehkah aku melihat korban-" seokjin berusaha terus berpikir positif, ia yakin anak-anaknya tidak akan berada dalam kecelakaan ini.
"Ah iya, tadi ada korban siswa SMA yang baru saja dibawa ke rumah sakit,-"
Seorang petugas tersebut menyerahkan tas yang ia temukan, seokjin lemas seketika hingga ia berpegangan pada sisi ambulance.
Ini milik hoseok.
"Ti..tidak mungkin kan, anakku pasti baik-baik saja" seokjin terdorong ke samping saat beberapa orang petugas membawa korban berikutnya ke dalam ambulance.
Seokjin seperti tertimpa batu besar kala menyadari bahwa putra kedua nya lah yang berada di atas brankar itu.
"ini korban yang sempat terseret mobil. Ia mengalami beberapa luka serius dikepala, kita harus-"
Seokjin membuka kasar kerumunan petugas penyelamat dan menemukan wajah dan tubuh putra nya yang berdarah-darah.
"Namjoonie.. Namjoonie! Tidak nak! Astaga apa yang kau lakukan disini! Kau bercanda pada ayah kan nak-"seokjin mengguncang namjoon yang hampir tak sadarkan diri itu, namjoon terlihat berusaha mencari oksigen disekitarnya .
"Namjoon sayang, dengar ayah kan nak-"Seokjin meremat sisi jas sekolah namjoon, mengusap lelehan darah namjoon yang tidak berhenti.
"Kaka..to..long hh..-"wajah itu lantas segera dipasang masker oksigen hingga seokjin merasa tubuhnya tertarik keluar ambulance
"Maaf tuan anda siapa? Kami sedang dalam darurat, tolong permis-"
"Keparat! Aku ini ayahnya! Anakku-"seokjin merangsek kembali masuk kedalam ambulance.
Petugas kesehatan yang menyadari keadaan itu lantas berusaha menenangkan seokjin.
"Tuan mari ikut kedalam dan kita bawa putra anda ke rumah sakit sekarang-"
Seokjin memasuki ambulance dan kendaraan itu lekas bergerak memecah kerumunan manusia untuk menuju rumah sakit dengan cepat.
"Joonie-ya!! Hei bangun sayang!!-" seokjin panik kala kepala sang anak sudah bertumpu penuh pada penyangga kepala

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Hayran KurguUntuk Hobari dan Namu, tumbuhlah menjadi putra ayah yang selalu memberi kebahagiaan untuk keluarga Jung serta keluarga Min~