2

3.1K 336 43
                                    

Mama dan ayah akan membagi kasih sayang dengan takaran yang sama, sayang. Kami berjanji.




























Namjoon menyandarkan tubuh dibalik pintu yang terkunci. Beberapa kali berusaha memanggil seseorang untuk membukakan pintu namun tak ada seorangpun menolong. Dan pikirannya kalut, pagi-pagi sekali ia melihat kakaknya seperti orang mabuk, mungkin itu pikiran anak-anak layaknya namjoon yang melihat hoseok terus muntah-muntah bahkan hingga tercecer di lantai. Ia ingat betul kala ibunya bergerak panik mencari pakaian untuk hoseok dan ayahnya yang membawa sang kakak tak lupa dengan menatapnya tajam. Walau ia tidak mengerti apa arti tatapan sang ayah, namun ia pikir ayahnya sedang bercanda saja, seperti biasa yang ayah lakukan kala bermain detektif bersamanya.

"Ayah! Aku ikut!-" teriak namjoon mengikuti langkah sang ayah yang tergesa membawa sang kakak dalam rengkuhannya.

"Diam dan renungi kesalahanmu,namjoon!!-" teriak seokjin membuat namjoon menghentikan langkahnya, ia pikir apa yang terjadi saat ini sungguh tidak ia mengerti.

Dengan kasar seokjin membalik badan dan mendorong namjoon hingga kembali ke kamar dan mengunci namjoon dari luar. Pikir seokjin cukup satu anak saja yang bermasalah jangan anak yang lain. Ia sedang dalam kondisi yang cukup lelah, baru saja pulang dari jepang selama beberapa hari dan harus melihat sulungnya terbaring tak berdaya, sehingga membuatnya tanpa sadar membentak sang bungsu. Ia mendengar kala si bungsu memukul mukul pintu dari dalam, namun tak ada waktu lagi, ia harus membawa si sulung ke rumah sakit





























"Anak anda baik-baik saja tuan, reaksi alergi setiap anak memang berbeda-beda-"

"saya harap anda benar-benar menghindarkan hoseok dari strawberry, karena sepertinya reaksi yang sama akan terjadi jika ia kembali memakan sesuatu berbau strawberry-"

















Seokjin membuka payung yang ada di bagasi mobil dan pintu mobil untuk mirae. Kemudian meraih hoseok yang ada di kursi belakang dan memapahnya dalam rengkuhan.

"Jagoan ayah jangan sakit, ayah takut nak-"gumam seokjin sambil membawa anaknya sesegera mungkin ke dalam rumah.

Bibi menyambut kedatangan mereka di depan pintu, hendak mengatakan sesuatu namun ia urungkan kala melihat keadaan ibu dan ayah serta anak ini yang sedikit kehujanan. Mirae meminta coklat hangat untuk mereka berdua dan meminta selimut tambahan untuk hoseok. Malam ini mereka putuskan untuk tidur bersama hoseok, mengingat hoseok masih terlalu lemah jika hendak mengambil sesuatu.

"Aku akan baringkan hoseok ke kamar, kau bergantilah-" jelas seokjin lantas diangguki mirae.

Tanpa sadar mereka melupakan sang anak bungsu yang sejak tadi berada di balkon.

"Huh, hujan-" erang namjoon saat ia terbangun dari tidur tak nyamannya di balkon.

Hatciimm

Ia sengaja berada di luar karena kamar nya begitu gelap, ia begitu takut gelap, biasanya akan ada hoseok yang membantu nya serta menggenggam tangannya saat ia panik atau ketakutan, namun kali ini ia tidak akan berani karena hoseok sejak tadi belum pulang.




















Mirae tersentak saat melewati depan kamar kedua putra nya, ia lupa jika sejak tadi meninggalkan bungsunya dirumah hanya dengan bibi. Dengan sabar ia mengetuk pintu sang anak, karena tak mendapat jawaban apapun justru semakin sering mendengar bersin sang anak.

"Joonie ya, mama sudah pulang sayang-" ketuk sekali dua kali tak ada jawaban apapun.

Mirae dengan cepat hendak membuka pintu namun ternyata terkunci.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang