25

3K 317 100
                                    

Mirae menatap namjoon dari balik pintu, melihat putra kecilnya yang tertidur dengan bantuan alat pernafasan.  Mirae melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan dan mendekat ke arah sang putra, niat jahat sudah benar-benar menyelimutinya. Lagi-lagi senyum hangat hoseok juga wajah memohon seokjin saat memintanya menandatangani perceraian ini benar-benar membayanginya.

"Maafkan mama, namjoon-ah" mirae mengangkat alat bantu nafas namjoon dari wajahnya

****

Seokjin masuk ke koridor ruang rawat, berjalan tergesa demi menemukan presensi mirae.  Ia tadi sempat menghubungi mertuanya untuk menanyakan keberadaan sang istri, namun justru ayahnya balik bertanya padanya. Merasa sesuatu akan menjadi semakin buruk,  seokjin memutuskan untuk kembali kerumah sakit. 

"Hoseok-ah, mama ada disini kan??" hoseok terkejut saat melihat ayahnya datang dengan tergesa.

"Iya--iya mama ada disini,  mama ditempat namjoon sekarang. Ada apa ayah--apa sesuatu buruk terjadi?" tanya hoseok terburu.

"Ada apa kak? Apa sesuatu terjadi diantara kalian?" seokjin sudah tak memiliki waktu, ia lekas berlari dengan panik, ia hanya tak ingin istrinya mengatakan jika mereka akan bercerai

****

Namjoon yang masih dalam keadaan tertidur sedikit demi sedikit menunjukkan reaksinya, ia merasakan oksigen di sekitarnya semakin sulit diraih. Mulutnya ikut terbuka seakan berusaha memaksa memasukkan oksigen ke pernafasannya, dadanya sesak, dan matanya sedikit demi sedikit terbuka.

Diperhatikan siluet sang ibu yang menatapnya tanpa ekspresi, namjoon sadar masker oksigennya dipaksa terlepas dari wajahnya. Namjoon berusaha menatap ibu nya seakan mengemis sedikit pertolongan, rasa sakitnya benar-benar menyiksa.

Mirae sendiri seakan gelap mata, melihat namjoon kesakitan seakan membalaskan kekecewaannya. Mirae senang melihat namjoon kesakitan, mirae tidak tahu pikiran apa yang mempermainkan dirinya sekarang. Namjoon semakin menggeliat tak karuan,kepalanya bahkan mendongak karena kesulitan memperoleh oksigen. Hingga pintu yang terbuka keras mengalihkan pandangannya, hoseok dan seokjin berlari kearah namjoon, mirae mematung menatap keduanya yang bergerak panik di sekitar namjoon.

"Mama, aku salah apa--kenapa mama berusaha menyakitiku" tatapan namjoon tak lepas dari sang ibu yang menatap nya dingin, hingga pandangannya teralihkan kala seokjin datang dan memperbaiki laju pernafasannya.

Seokjin kalap, melihat putranya kesakitan dengan wajah pucat pasi. Terus mengusap kedua bahu putranya sambil menginstruksikan agar namjoon bernafas yang benar.  Memasang masker oksigen dengan terburu, berharap tak ada sesuatu yang buruk menimpa putranya

"Tenang, ayah disini nak--maafkan ayah, sungguh maafkan ayah" seokjin mendekap tubuh namjoon setelah memperbaiki masker oksigen di wajah namjoon.

Hoseok dengan brutal menekan tombol emergency di atas brankar namjoon. Sesekali hoseok menatap saudara kembarnya yang masih bernafas dengan berantakan. Kedatangan dokter membuat semuanya mundur, hoseok berada dipelukan sang ayah, sedang namjoon masih berada dalam penanganan dokter.

Mirae yang hendak beranjak sudah berada dalam cengkeraman yoongi.

Plaakkk

Mirae meremang menerima tamparan yoongi yang tak main-main. Tubuhnya sempat terhempas sedikit saat yoongi melayangkan tamparannya. Yoongi lagi-lagi mencengkeramnya dan menatapnya tajam.

"Apa yang ada di otakmu jung mirae! Apa yang sebenarnya ada di dalam hatimu hah?!" mirae diam, dia terlalu syok atas semuanya.

"Kau gila hah?! Apa kau sudah tidak waras!!"

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang