22

2.7K 253 40
                                    

Namjoon mendadak menegangkan tubuhnya, membuat hoseok dan mirae lekas mendekat. Namjoon takut melihat seokjin, namjoon kembali terluka hatinya.

"Namjoon-ah, lihat mama sayang. Ada apa nak?" mirae membisikkan kata penenang untuk namjoon yang terus memejamkan mata dan gemetar.

"Pergi!!"

"Pergi!!!!!!!!" histeris namjoon ketika seokjin menatapnya sendu.

"Namjoon kakak mohon jangan begini" nafas nya tersengal, kepala nya sakit dan sungguh ia merasa semuanya berputar sangat cepat.

Namjoon tahu ia sebenarnya belum cukup mampu untuk histeris seperti tadi, ini yang membuatnya terus tersengal di pelukan hoseok. Hoseok membawa sang adik yang kembali histeris ke dalam pelukannya, sedang mirae dengan brutal menekan tombol emergency. Dokter yang masuk bahkan sempat menabrak seokjin yang terpaku disana.  Seokjin tidak tahu, hal gila macam apa yang sedang berkeliaran di dirinya.  Ia hanya takut, ia takut kembali melukai namjoon, hingga untuk melangkah saja ia rasanya tak sanggup. Semua orang dipaksa keluar oleh suster tak terkecuali seokjin.

***

Namjoon menyadari sesuatu, kakinya tak bisa digerakkan.  Ia meronta saat dokter berusaha memberikan bantuan padanya.  Dengan keras ia memukul kakinya berulang kali berharap setidaknya ia merasakan sakit, namun nyatanya ia tak merasakan apapun.  Kemarin tidak seperti ini, kemarin saat ia terbangun ia masih merasa kakinya sakit dan kebas. Tindakannya sudah dicegah perawat namun ia masih berhasil meronta dengan mendorong perawat tersebut berulang kali.

"Ka..ki..hh kaki ku tak bisa digerakkan!!"

"Tenang nak, kau harus tenang" dokter berusaha membetulkan masker namjoon yang diangkat oleh namjoon.

"Ti..dak!! Kaki ku!! Laku..kan akhhh sesuatu!!" namjoon menggenggam erat jas dokter yang mendekat ke sisinya.

"Tenang, oke.  Dokter pasti menyembuhkanmu. Kau harus tenang sekarang" dokter kim menusukkan obat penenang untuk namjoon agar pasien nya ini kembali stabil.

Nafas namjoon berangsur teratur, perawat lekas memperbaiki posisi tidur serta alat bantu nafas yang masih harus namjoon kenakan. Namjoon sendiri terus menitikan air mata, ia ingin berontak dan marah pada tubuhnya, tapi ia tak mampu karena dipaksa tertidur oleh obat penenang. Matanya terpejam namun dokter tahu anak ini tidur dengan resah.  Tangannya mengudara dan mengusap anak rambut namjoon yang ikut berantakan karena berontak beberapa saat yang lalu.

"Bersabarlah nak" setelah itu dokter bergegas pergi dari ruang icu

***

"Ini karena ayah!! Kenapa ayah masuk?! Adikku terus histeris dan itu karena ayah!!" dengan sangat tidak sopan, hoseok menuding ayahnya membuat hati ayah dua anak itu makin remuk redam.

"Jung hoseok! Jaga bicara mu" yoongi tahu semua sedih tapi tidak dengan menyalahkan seperti ini.

Seokjin terus terdiam.

Apa disini dia yang membawa kesulitan untuk namjoon?

Apa tak ada kata maaf yang bisa setidaknya diucap olehnya?

Apa ia tak bisa diampuni oleh kedua anaknya?

"Kalian berdua picik!!"

"Dimana hatimu kak?! Anakmu sakit sejak semalam!!"

"Sakiitt.."

"Brengsek kau kak!!

"Ini karena nyah!! Ini karena ayah!!"

"Pergi!!!!"

"Pergii!!!!!"

Runtutan memori kala ia menyakiti bungsu nya terus menggerogoti akal sehatnya. Ia meronta namun dalam dia, ia ingin menangis histeris namun tak mampu. Seokjin terus menatap nanar tindakan dokter yang mengendalikan namjoon yang histeris dari balik kaca hingga, tiba-tiba nafas nya ikut tersengal karena sesak menahan semuanya. Menyadari ada yang tak beres yoongi dan ji eun lantas mendekat pada seokjin.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang