Hoseok tersentak kala tak sengaja tertidur dalam perjalanan, ia mengusap kasar wajah nya sambil mengingat mimpi buruk yang baru saja ia almi. Mimpi nya kala mengalami kecelakaan lagi bersama namjoon, namun anehnya ia mampu terbangun dengan luka lecet disiku sedang namjoon terbaring tak sadar dengan darah yang terus keluar dari kepala. Masih lagi terbayang kala mimpi itu membawanya menuju rumah sakit dengan namjoon yang tak sadarkan diri. Tiba-tiba mimpi membawanya masuk ke dalam ruang putih dengan suara elektrokadiograf yang melengking keras. Setelahnya ia terbangun sambil terengah, pikirannya langsung tertuju pada kesalahannya pada namjoon sebelumnya.
"Maafkan aku namjoon, sungguh maafkan aku. Aku--aku sungguh tak bermaksud menyakitimu. Jangan sakit, sungguh jangan sakit namjoon" hoseok terisak disepanjang perjalanan menuju daegu.
Seokjin meremat kemudinya keras, ia tak mau jika hoseok meneteskan air mata. Mirae yang melihat itu lantas menenangkan putra sulungnya dan mengatakan jika semuanya baik-baik saja.
"Ayah lebih cepat lagi, aku ingin memastikan namjoon baik-baik saja ayah" seokjin hanya diam saja mendengar perkataan hoseok.
Entah seokjin tak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini, ia merasa khawatir pada namjoon namun juga takut tak mampu mengendalikan perasaannya. Bagaimana jika ia kembali berbuat semena-mena pada namjoon, atau bagaimana jika sulungnya kembali merasa iri. Ia tak tahu bagaimana harus bersikap saat ini.
"Ayah benci tangisan kak, berhenti menangis" ucap seokjin tegas membuat hoseok terdiam.
***
Tuan lee mendorong brankar putra bungsu nya memasuki ruang ugd, menarik telapak tangannya yang gemetar. Ia pikir hari minggu akan menjadi hari ayah dan anak paling menyenangkan bulan ini. Namun, hal ini berakhir mengerikan karena mereka berdua menjadi korban tabrak lari. Beruntungnya ia tidak mengalami luka yang bisa berarti, namun putra nya harus berakhir tak sadarkan diri karena luka yang ia derita.Kriet..
"Keluarga lee hyunjung" lee kwang jo berdiri sambil mendekat ke arah dokter.
"Bagaimana putra ku?" kwang jo menatap dokter penuh harap.
"Putra anda baik-baik saja tuan, lukanya tidak terlalu parah. Hanya beberapa lecet dan trauma yang putra anda alami. Itu wajar jika seseorang mengalami kecelakaan-"
"Saat ini putra anda membutuhkan banyak istirahat. Sekarang kami akan pindahkan ke ruang rawat" kwang jo hanya mengangguk dan meminta rekannya yang lain untuk mengurus administrasi sang anak.
***
"Kakak menuju ke sini sekarang-"ucap yoongi pada ibu dan ayahnya yang ada di ruang keluarga."Katakan pada nak ji eun, siapkan baju namjoon ke dalam tas. Setelah seokjin dan mirae datang,mereka harus segera mengantar namjoon ke rumah sakit" jelas tuan min lantas diangguki yoongi yang saat itu juga beranjak mencari sang istri.
Mata kwang so beralih pada sang istri yang sejak tadi memandang tak suka dengan pembicaraan itu.
"Kau ini kenapa hm? Kenapa diam begini-" kwang so membawa sang istri ke dalam pelukannya.
"Kenapa harus membawa seokjin kemari? Kenapa tak kita sendiri yang mengantar namjoon ke rumah sakit? Kenapa harus-" kwang so kembali mengusap halus punggung ahn ra yang tengah emosi.
Ditariknya sang istri berhadapan dengannya, kwang so berusaha menyelami tatapan sedih sang istri.
"Sst..jangan egois yeobo, aku mengerti kau kecewa pada seokjin. Namun biar bagaimanapun namjoon membutuhkan ayah dan ibu nya saat ini-"
![](https://img.wattpad.com/cover/202991341-288-k332008.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionUntuk Hobari dan Namu, tumbuhlah menjadi putra ayah yang selalu memberi kebahagiaan untuk keluarga Jung serta keluarga Min~