"Dia begitu murung sekarang yeobo-" mirae berujar lirih lantas diangguki oleh seokjin
"Hobari juga begitu, sejak berangkat tadi ia juga enggan berbicara padaku-" ujar seokjin kala sang istri menyerahkan kopi kepadanya.
"Mengenai keputusanku kemarin, seharusnya segera aku lakukan, aku tidak ingin namjoon terus ketakutan melihatku-"
"Bagaimana dengan hobari yeobo, dia tidak mungkin mau dipisahkan oleh namjoon-"
"Masalah hobari menjadi tanggung jawab ku, yang terpenting saat ini aku segera mengirim namjoon ke daegu-"
Mengirim namjoon ke daegu
Ke Daegu
Ayah mengusirnya?
Prakk
Gelas berisi susu yang sejak tadi namjoon genggam saat hendak masuk ke kamar orang tuanya jatuh begitu saja.
Secepat yang namjoon bisa,ia berlari keluar dengan derai air mata yang tak mampu ia bendung. Ia pikir ayahnya menyesal, ia pikir semuanya akan baik-baik saja. Tapi tidak, ayah dan ibunya justru ingin dia tinggal di daegu. Apa dia menyusahkan? Apa dia sudah tidak diinginkan lagi? Atau bahkan apakah dia dikeluarkan dari sekolah karena kejadian itu? Segala pertanyaan mengiringi langkah namjoon yang berlari menjauh dari rumah. Ia pikir apa arti rumah sebenarnya? Jika ayah dan ibunya bahkan menginginkan ia pergi dari sini. Dengan baju basah karna hujan gerimis mengguyur seoul sejak sore tak menyurutkan langkah namjoon untuk menaiki bus dan pergi dari rumah.
Seokjin dan mirae sudah mencari ke segala sudut ruangan rumah demi menemukan namjoon. Sejak suara mug terjatuh,mereka baru sadar jika namjoon mendengar pembicaraan. Mereka tahu jika mereka kembali melukai namjoon, maka dari itu mereka hendak memberi penjelasan pada namjoon, namun nihil namjoon tak ditemukan dimanapun. Saat seokjin keluar rumah ia melihat pantulan cermin pertigaan jalan yang memperlihatkan namjoon menaiki bus di dekat halte. Tak pelak seokjin panik setengah mati, namjoon terlalu kecil untuk menaiki bus. Bahkan baru satu kali namjoon berpengalaman menaiki bus, ia takut jika anaknya akan tersesat atau bahkan diculik.
"Sial!!-" histeris seokjin saat menyadari putra nya sudah menaiki bus kota dan hilang dari pandangannya.
"Kau mau kemana nak?-" tanya seseorang di dalam bus tersebut.
"Daegu hiks..ingin kakek dan nenek min-" jelasnya lantas diangguki orang tersebut.
"Itu jauh sekali, kau ingin apa kesana? Dimana ayah ibumu?-" wanita tersebut menangkup pipi anak kecil dihadapannya.
"Ayah jahat, mama juga. Mereka ingin aku pergi ke daegu, jauh dari kak hobari-"
Seokjin dan mirae sudah berkeliling ke seluruh sudut terminal seoul demi mencari sang anak, beberapa kali menunjukkan foto namjoon namun tak ada yang melihatnya. Disudut yang lain namjoon dan seorang wanita berjalan dengan terburu karena mengejar bus terakhir yang akan bergerak ke daegu. Tak sadar jika mereka berpapasan dengan seokjin dan mirae karena kondisi terminal yang begitu padat di sore hari. Namjoon segera menaiki bus lantas menerima selimut dari bibi yang sedari tadi menolongnya.
"terimakasih bibi-"
"Samasama nak, tidurlah.. Perjalanan kita masih lama-"
Mirae memandang seorang ibu yang memberikan selimut pada putranya dari luar bus. Tak sadar jika yang sedari tadi ia perhatikan adalah namjoon, karena pakaian namjoon telah berganti karena basah. Mirae terkesiap saat sang suami menepuk bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionUntuk Hobari dan Namu, tumbuhlah menjadi putra ayah yang selalu memberi kebahagiaan untuk keluarga Jung serta keluarga Min~