ATK. 4

953 49 4
                                    

"Apa yang membuatmu ingin berhijrah Maura? Apa kamu sungguh-sungguh ingin bertaubat? Apa yang sebenarnya terjadi?"tanya Naira yang masih tak percaya bahwa Maura ingin berhijrah. Pasalnya dulu Naira sudah sering menasehati Maura dan mengajaknya berhijrah dan memakai hijab, tetapi pada saat itu Maura masih tidak mau. Ia takut jika Maura berhijrah niatnya bukan karena Allah.

Maura masih diam, ia masih merasa takut. Tiba-tiba tangis Maura pecah dan berhamburan memeluk Naira.

"Hikss....hikss.... Nai..... Tadi malam aku mimpi buruk Nai. Aku.... Aku melihat papaku disiksa dan dia menjerit meminta tolong padaku. Aku ingin menolongnya tapi, seperti ada sesuatu yang menghalagiku Nai. Papaku terus berkata 'berhijrahlah nak, tolong papa disini. Hanya kamu yang dapat menolong papa'. Awalnya aku tidak mengerti nai, apa maksud papa bicara seperti itu. Jika hanya aku yang dapat menolongnya, kenapa seperti ada yang menghalangi? Aku bingung, tapi aku teringat papa bilang aku harus berhijrah. Makanya aku datang ke kamu, aku harap kamu bisa membantuku berhijrah dan menyelamatkan papaku. Hikss...."jelas Maura disertai isakan.

"Tadi aku sempat ke kampus sebentar. Disana aku bertemu dengan seorang Kakek tua, dia bilang 'kamu anak baik nak, selamatkan ayahmu. Julurkanlah kerudungmu' aku tidak mengerti, ketika aku tersadar aku mencari Kakek itu dan tidak ada. Dan aku tanya sekitar kampus juga katanya tidak ada kakek-kakek yang lewat sini. Aku semakin tidak mengerti nai. Apa ini pertanda kalau sudah saatnya aku berhijrah kejalan Allah?"lanjut Maura.

"Baiklah, aku akan membantumu. Tapi, aku juga masih belajar, kita bisa belajar bersama aku akan ajarkan yang aku sudah tau tentang agama, selebihnya kita sama-sama belajar. Oh ya setiap minggu aku ada kajian bersama ustazah di masjid dekat rumah, kalau kamu mau, kamu bisa memperdalam ilmu agamamu disana beliau lebih banyak ilmu agamanya ketimbang aku. Aku juga masih belajar. Dan soal hijab kamu boleh pakai hijabku dulu, kamu kan tidak punya hijab jadi aku kasih hijabku ke kamu. Nih..."ucap Naira menyodorkan hijab lengkap dengan kerudungnya kepada Maura.

"Pakailah"lanjut Naira dan tersenyum.

Dengan ragu Maura mengambilnya dan memakainya di kamar mandi yang ada dirumah Naira.

Ketika Maura selesai berganti pakaiannya, ia keluar dan menunjukannya ke Naira.

"Masya Allah...... Kamu cantik ra. Ini terlihat sangat cocok untukmu"ucap Naira dengan mata yang berbinar.

Maura tersenyum dan berkata"terimakasih. Nai, kamu mau nggak temenin aku ke mall beli pakaian seperti ini? Soalnya dirumah aku tidak memiliki yang seperti ini, yang ada hanya rok span dan ada beberapa baju lengan panjang saja"

"Boleh. Aku juga ada sesuatu yang aku mau beli, nanti biar sekalian. Tapi habis kuliah ya, aku ada kelas jam 9" ujar Naira.

"Oh tidak apa-apa. Aku juga masih ada urusan di kampus" kata Maura.

Naira melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 08:15, yang artinya ia harus segera bersiap-siap pergi ke kampus.

"Ra, kamu tunggu di sini dulu nggak papa kan? Aku mau ganti baju terus siap-siap ke kampus. Udah jam delapan lewat soalnya, kalau tidak aku bisa terlambat"ucap Naira.

"Ohh. Tidak apa-apa. Aku juga mau ke kampus. Kita bareng aja, aku tunggu kamu disini"kata Maura.

"Bentar ya, nggak lama kok"ujar Naira langsung menuju kamarnya dan berganti pakaian.

Setelah hampir 3 menit Maura menunggu Naira berganti pakaian akhirnya siap juga. Naira dengan setelan yang sama dengan yang dipakai oleh Maura, jilbab yang terjulur panjang lengkap dengan Khimar yang senada dengan warna jilbabnya.

"Sudah. Ayo kita berangkat"ajak Maura.

"Sebentar"Segal Naira. "Pamit bunda dulu"ujarnya.

Maura pun melangkahkan kakinya mengikuti Naira. Sampai di gazebo rumah Naira yang tidak terlalu besar dibandingkan rumahnya. Terdapat bunda Naira sedang bersantai di atas kolam ikan sambil memberi makan ikat tersebut.

Assalamualaikum Teman KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang