Sesuai janji Naira pada Maura, Naira ingin menemani Maura beli baju gamis dan kerudungnya.
Sampailah mereka di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.
Maura tengah sibuk memilih model baju yang ingin ia beli dan sesekali ia tanyakan ke Naira.Disinilah Naira duduk diantara kursi-kursi yang ada di mall sambil menunggu Maura selesai ia memutuskan untuk memuroja'ah melanjutkan hafalannya ia berniat akan menjadi Hafizah seperti keinginan ayahnya.
"Assalamualaikum"ucap seseorang yang menghampiri Naira. Naira pun mendongakkan kepalanya melihat siapa yang memberi salam padanya.
"Waalaikumsalam. Ma....mas Fauzan" ucap Naira dengan mata berbinar dengan cepat ia beristighfar dan menundukkan kepalanya.
"Sedang apa"tanya Fauzan.
"Menemani teman belanja"jawab Naira. Sebenarnya ia merasakan canggung, entah mengapa jantungnya berdetak begitu cepat. Ia tak tau siapa Fauzan sebenarnya, ia fikir fauzanlah yang ia tunggu selama ini setelah belasan tahun tidak bertemu rasanya Naira ingin memeluknya sekarang, tetapi masih ada keraguan didalam hati Naira.
"Tak usah panggil mas, panggil kakak tau nama pun boleh. Saya bukan orang Jawa soalnya"tutur Fauzan dan tersenyum.
"Oh. Iya kak. Saya panggil mas kakak aja ya. Kan mas- eh..... Kak fauzan kan senior saya" kata Naira langsung menunduk karena mau. Ia pastikan bahwa sekarang pasti pipinya tengah memerah bak kepiting rebus.
"Terserah kamu aja"ucap Fauzan tertawa.
"Nai, kamu disini rupanya. Aku cariin dari tadi juga"ujar Maura datang tiba-tiba.
"Ahh iya maaf Ra. Tadi aku bosen di dalam jadi aku keluar duduk disini. Dan aku nggak sengaja ketemu kak Fauzan. Kenalin kak Fauzan. Dia kuliah di universitas Indonesia juga loh"ucap Naira menjelaskan.
"Wah. Samaan dong. Kenalin aku Maura Holya Daisha. Kamu bisa panggil aku Maura atau isha juga boleh. Tapi kalau isha itu nama kecil aku"ucap Maura antusias sambil menjulurkan tangannya hendak bersamaan. Fauzan langsung mengatupkan kedua tangannya didepan dada. Karena merasa malu Maura langsung menarik kembali tangannya sambil tersenyum kikuk.
"Emm..... Kalau gitu saya permisi dulu ya. Kasihan umi ditinggal sendiri, soalnya tadi bareng umi"tutur Fauzan menatap kedua gadis di depannya ini sambil tersenyum simpul kemudian Fauzan mengucapkan salam dan langsung pergi meninggalkan Naira dan Maura. *BTW nama mereka jadi kayak kembar ya, sama-sama ujungnya Ra-Ra*
"Tadi dia kenapa dia nggak mau salam sama aku ya Nai? Tangan aku bau ya?" Maura mencium kedua tangan dan telapak tangannya."nggak kok. Malah wangi"lanjut Maura terheran.
Naira tersenyum mendengar penuturan polos dari teman sekaligus sahabat barunya ini. "Bukan. Memang seharusnya begitu Ra. Lelaki dan perempuan yang bukan mahram tidak boleh bersentuhan kulit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jadi, bukan karena tangan kamu bau"jelas Naira. Dan Maura mengangguk paham.
Karena waktu sudah mulai petang dan waktu ashar sudah dekat, mereka memutuskan untuk singgah ke masjid dekat mall tersebut kemudian langsung pulang karena sudah kelelahan.
*******************
Sampailah Naira di rumahnya, ia langsung masuk ke kamarnya tanpa menggubris perkataan kakaknya. Naira lelah sekali hari ini. Ditambah tadi pagi ia dipermalukan di depan teman-temannya di kelas oleh dosen menyebabkan itu.
"Dek, Lo lama banget sih pulangnya. Tau nggak siapa yang datang tadi? Ahh kalau lo ada pasti lo girang banget sekarang"ucap Alfat tidak di gubris oleh Naira.
"Ra!!! Dengerin ngapa kakak lo ini lagi ngomong. Elah.... Malah pegi ni anak"ucap Alfat frustasi karena Naira langsung masuk kamar.
"Woy..... Buka!!!! Gue belom selesai ngomong. Nggak sopan banget sih lo"teriak Alfat menggedor pintu kamar Naira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Teman Kecil
Romance*Naira Alisya Az-zahra* Tidak pernah menyangka bahwa dosen selama ini sering menghancurkan mood-nya, karna sifat dingin dan menyebalkan bagi Naira, dia adalah teman masa kecilnya, yang ia rindukan selama belasan tahun dan selalu ia sisipkan namanya...