ATK. 6

845 42 2
                                    

Zikry pov

Rumah zikry

"Zan, Mama sama papa ingin bicara"ucap Mama.

"Bicaralah ma, pa"ucap zikry datar.

"Begini nak, papa  dan ayahnya Ira sudah membicarakan soal perjodohan kalian. Sebenarnya sudah lama kami ingin kalian berjodoh. Sebelum kamu meminta ke papa ingin menikahi Nisya"jelas papa.

Jujur zikry terkejut oleh apa yang dikatakan papanya. Apa maksudnya coba, masa aku mau dijodohkan dengan Ira. Aku sudah menganggap Ira sebagai adikku, tidak lebih. Lagian aku tidak tau wajah Ira sekarang.

Dan jujur sebenarnya aku masih mencintai Nisya, tapi aku rasa aku putus asa, Nisya pergi entah kemana. Dua tahun sudah aku mencarinya, tetapi tidak ketemu juga. Apa aku menerima perjodohan ini saja? Apa aku bisa membahagiakan Ira? Sedangkan aku saja masih mencintai wanita lain.

"Tapi pa, Fauzan sudah anggap Ira sebagai adik Fauzan sendiri pa. Nggak lebih dari itu"Segal zikry.

"Kenapa? Kamu masih mengharapkan gadis tak tau diri itu"ucap papa yang mulai emosi.

"Jaga bicara papa. Nisya gadis baik pa, Nisya bukan apa yang papa pikirkan. Jadi, stop jangan hina Nisya lagi"aku langsung menuju kamarku. Aku tidak tau lagi gimana pemikiran papa tentang Nisya. Kenapa semuanya ngehina Nisya? Nisya gadis yang baik, tidak mungkin dia melakukan itu.

Flasbeck on

Tak terasa besok aku sudah berstatus sebagai suami dari Nisya. Ini adalah hari kesibukan bagi keluargaku dan keluarga Nisya untuk persiapan besok. Jujur aku merasa gugup, semoga saja Allah melancarkan acara besok.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba, hari yang paling menegangkan menurutku. Resepsinya diadakan di sebuah gedung sederhana di Palembang.

Aku dan keluargaku sudah datang sejak lima belas menit yang lalu, tetapi Nisya dan keluarganya belum datang juga. Ah.... Mungkin terjebak macet' pikirku. Tapi, setelah hampir dua jam kami menunggu, juga belum datang dan tidak ada kabar sama sekali.

Akhirnya Mama menyuruhku untuk menghubungi Nisya, sudah hampir tiga puluh kali aku berusaha menghubunginya, tetapi tidak juga ada jawaban. Aku mulai panik, aku berinisiatif untuk menyusul mereka ke rumah Nisya. Sampainya aku disana, aku dikejutkan oleh tidak adanya mereka disana, pintu gerbangnya saja digembok.

Kemana Nisya dan keluarganya? Apa yang sudah terjadi? Aku terus berusaha untuk menghubungi lagi Nisya, tetapi kali ini nomornya sudah tidak aktif. Aku frustasi, aku balik lagi ke gedung resepsi. Mungkin mereka sudah sampai' pikirku.

Sampainya aku di gedung, tempat akad akan digelar, aku langsung berlari masuk kedalam gedung tersebut dan mencari-cari keberadaan Nisya, dan ternyata tidak ada juga. Aku mulai khawatir, dimana dia sekarang?

Dan sekarang pak penghulu pun sudah tidak bisa lagi menunggu, ia harus menikahkan orang lain juga, dan aku memaklumi itu. Tapi, bagaimana denganku? Apa aku harus menunda pernikahanku? Dimana Nisya sebenarnya? Mengapa Nisya tidak datang?

Sebegitu banyaknya pertanyaan yang ingin sekali aku katakan kepada pemilik hatiku saat ini yaitu kalya Nisya Almavira. Melihat kejadian ini papa mulai murka, papa tidak menyangka pernikahan Anaknya jadi seperti ini. Ada rasa malu dalam diri papa, ya..... Aku tau saat ini, disini sudah banyak tamu undangan yang notabenenya kolega papa dan juga banyak karyawan papa yang diundang pun sudah pada datang.

"Bagaimana ini pa, mereka belum datang juga. Apa kita harus menunda pernikahan anak kita? Kasihan Farhan pa. Dan apa kata para tamu pa?"ucap Mama khawatir.

Assalamualaikum Teman KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang