Ini masih flashback ya)*
Tak ada sepatah katapun di antara mereka berdua. Hanya hening dan sedikit suara radio yang terdengar menemani perjalanan mereka. Sebenarnya Naira tidak suka dengan suasana seperti ini membuatnya semakin canggung, tapi gimana lagi gengsinya lebih besar dari rasa canggungnya. Naira hanya bisa menatap jalan dari balik jendela menikmati pemandangan jalan raya yang stabil saat ini.
Lain halnya dengan Zikry, dia hanya fokus untuk menyetir saat ini. Rasanya ia malas untuk mengeluarkan suara. Membiarkan penyiar radio melakukan pekerjaannya untuk menghibur pendengarnya.
Akhirnya mobil mereka memasuki sebuah pekarangan rumah yang begitu besar dan mewah. Naira yang awalnya diam, ia terkejut melihat rumah sebesar dan semewah itu. Baginya ini sangatlah berlebihan, bahkan rumah orang tuanya tak sebesar itu.
"Apakah kita sudah sampai? Kak Fauzan yakin ini rumahnya? Apakah ini tak berlebihan?" Pertanyaan beruntun itu pun lolos dari mulut Naira dengan polosnya.
"Saya sangat yakin. Kenapa? Kamu tidak suka?"ucap Zikry dingin.
"Ah bukan itu maksudku, hanya saja menurutku in-"ucap Naira terpotong.
"Saya tidak minta pendapatmu" ucap Zikry dengan nada tegas yang sukses membuat Naira diam seketika. Ada rasa kesal terhadap perkataan Zikry tadi, tapi Naira mencoba untuk meredamnya dan hanya bisa menghembuskan nafas berat menghilangkan kekesalannya.
Di luar mobil ada para karyawan dan beberapa asisten rumah tangga yang menyambut mereka. Setelah memarkirkan mobilnya Zikry langsung keluar dari mobil tanpa mengajak atau pun menyuruh Naira untuk turun. Awalnya Naira terdiam di tempat, entah mengapa dia sangat lamban mencerna pergerakan Zikry. Setelah beberapa detik, akhirnya Naira mengerti dan langsung menyusul Zikry dan sedang menghampiri karyawannya.
"Semua barang-barang saya ada di mobil. Tolong bawakan" sautnya ramah pada karyawannya itu. Mereka segera mengangguk patuh dan segera menuju mobil dan mengambil barang-barang yang di maksudkan Zikry. Naira yang berjalan berpas-pasan dengan karyawan Zikry pun hanya tersenyum ramah pada mereka.
Dan akhirnya Naira sampai di samping Zikry berdiri. Para asisten rumah tangga pun langsung memandangi Naira setelah mereka sadar Naira ada di sana.
"Mengapa kak Fauzan tidak bilang kalau sudah selesai memarkirkan mobilnya?"tanya Naira dengan polosnya.
"Tapi sekarang kamu sudah ada disini kan" ucap Zikry dingin. Naira yang tadinya ingin meluapkan kekesalannya pun tidak jadi, karena para asisten rumah tangga Zikry masih saja setia menatap Naira dengan berbagai ekspresi, ada yang berekspresi bingung, ada juga yang gemas, dan ada juga yang terkekeh mendengar ucapan Naira tadi.
"Baik. Ini istri saya, namanya Naira. Naira kenalkan ini bibi Arum, ART tertua di sini. Ini bibi Inah dan ini anaknya mbak Fitri" Zikry mengenalkan nama satu- persatu ARTnya.
"Saya Naira. Kalian juga bisa panggil Ira" Naira memperkenalkan dirinya dengan senyum cerianya.
Dan setelah acara perkenalannya selesai. Mereka langsung masuk ke dalam rumah. Naira sepat berdecak kagum melihat interiornya, sangatlah bagus nan cantik menurutnya.
"Antar dia ke kamar tepat di sebelah kamar saya" pinta Zikry pada karyawannya yang merupakan dua orang security dan satu orang supir. Mereka hanya mengangguk patuh dan mempersilakan Naira untuk ikut bersama mereka.
Naira akhirnya telah sampai di depan pintu kamarnya. Dia menyuruh karyawan Zikry itu pun untuk pergi dan mengatakan bahwa ia bisa sendiri. Setelah bersusah payah Naira membujuk mereka, mereka pun akhirnya membiarkan Naira sendiri dan sebelumnya berkata agar memanggil mereka kalau ada yang di perlukan. Naira pun mengangguk mengiyakan.
Naira memasuki kamar yang ada di hadapannya. Naira sudah mengerti sekarang, mengapa tiba-tiba saja Zikry ingin pindah. Pasti ia tersiksa karena tidur di sofa kamar Naira. Tapi Zikry tidak pernah mengijinkan mereka untuk bertukar tempat tidur.
Naira mulai merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Kalau di lihat-lihat kamar ini sangatlah indah, mulai dari interiornya, gorden sampai dengan spreinya pun bercorak seiras, sangat elegan dan berkesan mewah.
Saat dirasa perutnya lapar, Naira pun turun dari kamarnya menuju dapur. Ia ingin melihat ada apa di sana. Ternyata bibi Arum dan bibi Inah tengah sibuk memasak sedangkan mbak Fitri merapihkan meja makan.
"Assalamualaikum" sapa Naira.
"Wa'alaikumsalam. Nona sudah bangun, pergilah ke meja makan, sebentar lagi akan siap" pinta bi Arum.
"Tidak. Ira ingin membantu. Apa yang bisa di bantu?"
"Tidak usah nona, nona duduk saja. Nona pasti capek kan? Jadi, nona duduk saja di sini. Sebentar lagi juga tuan akan datang"tolak mbak Fitri.
"Baiklah"Naira pun akhirnya mengalah dan mendudukkan dirinya ke kursi meja makan. Dan tak lama kemudian Zikry datang tanpa berkata sekata pun.Setelah art selesai, mereka pun makan dengan khidmat.
Flash back off
Begitulah, selama dua Minggu ini mereka masih pisah kamar. Sesekali mereka tidur sekamar, itu pun jika bunda dan mama yang datang dan ingin menginap.
Seperti saat ini, bunda tengah menginap di rumah mereka. Karena ayah sedang ada tugas di luar kota sementara Alfat, kakak Naira ia sedang ada operasi malam dan akan pulang pagi, jadi bunda kesepian dan meminta untuk menginap di rumah mereka. Naira dan bunda sudah ada di dapur sejak selesai shalat subuh, sedangkan Zikry sehabis shalat subuh berjamaah di mesjid ia tidur dan sampai sekarang belum bangun juga.
"Sudah, biar bunda saja. Kamu panggil sana suamimu. Ajak dia sarapan bareng di bawah, bunda tunggu ya. Jangan lama-lama"pinta bunda. Naira pun mengangguk dan melepaskan celemek yang tadi ia gunakan untuk memasak, Naira pun menuju kamar utama. Yang sebenarnya itu adalah kamar Zikry.
Setelah Naira masuk, ternyata Zikry sudah tidak ada di kamar. Naira pun melirik ke kamar mandi dan benar saja Zikry sedang mandi ternyata, karena Naira mendengar suara shower dari kamar mandi. Setelah itu Naira melirik sofa yang tadi di pakai Zikry untuk tidur pun masih berantakan. Naira pun berinisiatif membereskannya.
Tak lama kemudian Zikry keluar dengan menggunakan kaus blong putih dengan celana seperti trening. Naira sempat terkejut dengan keberadaan Zikry.
"Kak ayo sarapan. Bunda sudah menunggu di meja makan" ajak Naira. Zikry hanya mendehem dan beranjak ke luar kamar menuju ruang makan. Dan akhirnya mereka sarapan bersama.
Bersambung.....
Assalamualaikum🤗😇
Huft..... Hari yang melelahkan😌😪
Maaf ya yang udah nunggu lama☺️
Segini dulu mungkin
Otak terasa sudah buntu😴Oke Semoga kalian suka ya😍
Sampai jumpa lagi😊🤗
Syukron khasirah
Gumaouwoyo 😘
Terima kasih
Jazakumullahu khairan khatsiiran🤗
Wasallam
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Teman Kecil
Romance*Naira Alisya Az-zahra* Tidak pernah menyangka bahwa dosen selama ini sering menghancurkan mood-nya, karna sifat dingin dan menyebalkan bagi Naira, dia adalah teman masa kecilnya, yang ia rindukan selama belasan tahun dan selalu ia sisipkan namanya...