ATK. 21

184 8 2
                                    

"Nairaa" panggil Aisyah sambil melambaikan tangannya. Naira yang menyadarinya pun langsung tersenyum dan ikut melambaikannya tangan juga.

"Kemari! Kita hangout bareng" lanjut Aisyah. Naira pun dengan senang hati menerima ajakan sahabatnya itu, berjalan menujunya dengan senyuman yang tidak pudar.

Selangkah kemudian, Naira merasa asing dengan keadaan yang ada didepan matanya. Dan detik setelahnya, senyuman yang selalu menghiasi wajah Naira pun memudar, merasakan ada yang mengganjal.

"Naufal? Bagaimana bisa dia disini? Apa Aisyah yang mengajaknya? Bagaimana ini?.... Bagaimana kalau kak Zikry melihatnya? Bisa saja, karena ini masih kawasan kampus. Aku nggak mau ada kesalahpahaman lagi. Yang kemarin saja belum terselesaikan....." batin Naira.

"Oh, maaf Ais. Aku lupa. Tadi Bi Arum nelpon ada hal penting katanya, jadi aku disuruh pulang secepatnya. Maaf, ya. Lain kali saja yah. Aku pamit, assalamualaikum". Ucap Naira beralasan.

"Tapi, Nai-...." belum sempat Aisyah melanjutkan bicaranya, Naira sudah pergi begitu saja.

"Apa itu masuk akal? Dia tidak mencurigaiku kan? Ah, alasan kuno macam apa itu....huft...." batin Naira.

Sekali lagi, Naira mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia memakai alasan seperti itu. Apakah Aisyah benar-benar mempercayainya? Ah sudahlah, yang terpenting bagi Naira adalah dia bisa lari dari situasi ini.

"Ais, maaf aku sudah berbohong. Tapi... Aku harus melakukannya. Ini menyangkut rumah tanggaku" batin Naira.

Sesampainya di rumah, Naira terlihat sangat bosan. Ingin sekali ia menerima ajakan Aisyah tadi. Tapi, akan lebih baik jika seperti ini.

"Loh, non Ira kok sendiri? Nggak sama tuan Zikry?" Tanya Bi Arum seraya membukakan pintu untuk majikan kecilnya ini.

"Kak Zikry masih ada kerjaan di kantor Bi, jadi Ira pulang duluan" jawab Naira.

"Mau langsung makan atau gimana non?"

"Tidak usah Bi, Ira mau istirahat dulu. Bibi istirahat aja. Nanti Ira ambil sendiri aja"

"Baiklah. Bibi permisi non."

Belum sempat Bi Arum melangkah, Naira tersadar ada sesuatu...

"Bibi mau kemana?" Tanya Naira.

"Oh? Ini, bibi mau antar ini bekal makan siang tuan Zikry non.

"Gimana kalau Ira aja yang antar, Bi?"

"Bukankah tadi non mau istirahat?"

"Ah, itu... Ira cuma lagi bosan saja, Bi. Hehe..." Bi Arum pun memberikan sekantong bekal makan siang tersebut.

"Sudah tau tempatnya, kan?"
Langsung dijawab anggukan oleh Naira.

"Ira pergi dulu yaa, Bi. Assalamualaikum".

"Wa'alaikumussalam".

.
.
.
.
.
.

Dengan langkah mantap, Naira menelusuri lantai demi lantai menuju kantor Zikry. Yang tentu saja ia ditemani seorang staf resepsionis lobi, karena ia hanya tau gedungnya tanpa tau kantornya dimana, terlebih lagi ruangannya.

Setelah sampai di depan pintu....

Tok tok tok

"Masuk!" Sesuai perintah, Naira pun memasuki ruangan yang baru pertama kali ia lihat. Semenjak 5 bulan menikah, Naira belum pernah ke kantor Zikry terlebih lagi masuk ke ruang kerjanya.

"Loh, kamu kok ada disini?"

"Ini... Ira bawain makan siang. Tadi Ira liat Bi Arum keliatan capek banget. Jadi, Ira nawarin diri buat bantu. Katanya mau bawain makan siang kak Zikry. Jadi Ira bawain, deh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamualaikum Teman KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang