ATK. 14

653 29 6
                                    

Setelah selesai sarapan Zikry pun langsung berganti pakaian kerjanya. Setelah berpamitan Zikry pun meninggalkan rumahnya. Hari ini kampus libur, itu sebabnya Naira tidak ikut Zikry untuk pergi ke kampus bareng. Hari ini Zikry hanya ke kantornya, mengurus perusahaan yang ia kelola bersama papanya. Selang beberapa jam, bunda pun berpamitan pulang, katanya Alfat telah pulang dari rumah sakit setelah operasi.

Dan tinggallah Naira seorang diri. Meski ada beberapa ART dan karyawan disini, tetap saja terasa sepi. Naira memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi rumah yang luas ini.

Tiba-tiba Naira berhenti tepat di depan pintu kamar bawah. Naira ingat, dulu Zikry melarangnya untuk memasuki kamar itu. Tapi, rasa penasaran Naira sudah memuncak. Sebelumnya Naira memastikan tidak ada orang disekitarnya.

Dan dengan rasa sedikit takut ia memutar handle pintu kamar itu, dan ternyata tidak di kunci. Naira pun memasuki kamar tersebut dengan sedikit ragu. Setelah benar-benar sudah masuk, Naira pun menutup lagi pintunya dengan hati-hati.

Sesaat Naira berbalik, ia di buat terkejut dengan foto yang di cetak besar itu terpampang tepat di atas ranjang tidur. Itu.........
Foto pertunangan Zikry dengan.........
Perempuan......
Siapa dia? Difoto itu mereka terlihat begitu bahagia. Berbeda dengan foto pernikahan Naira dan Zikry. Tampak Zikry tidak menunjukan eksistensinya, tetapi di foto itu.... Kenapa tampak begitu bahagia? Pikiran Naira pun kemana-mana. Ia tak mengerti dengan semua ini. Dengan terburu-buru Naira menuju kamarnya.

Naira pov

Entah mengapa rasanya tidak kuat untuk melihat foto itu lagi. Ada apa denganku?
Apa aku cemburu? Ah tidak, tidak mungkin!
Tapi, mengapa rasanya begitu menyakitkan?

Tok tok tok
"Non ada tamu. Katanya temannya non Naira" ucap bibi Arum dari luar kamar.

"Iya bi, sebentar lagi Ira keluar"

Aku tidak bisa seperti ini. Sebaiknya aku berpura-pura saja tidak ada terjadi. Ah.... Aku pusing. Seperti inikah rumah tangga?

Naira pov off

Dengan langkah gontai, Naira pun menuju ruang tamu. Sesampainya di tangga, ia terkejut ternyata yang datang adalah sahabat-sahabatnya. Aisyah dan Maura.

"Assalamualaikum Naira"ucap mereka berbarengan.
"Wa'alaikumsalam"
"Apakah kau sakit nai? kau terlihat sedikit pucat"tanya Maura.
"Benarkah? Apa aku terlihat pucat?"ucap Naira memengang kedua pipinya.
"Iya, apa kau sedang sakit? Apa perlu kita ke dokter?"sambung Aisyah.
"Tidak. Tidak usah, aku baik-baik saja kok. Hanya sedikit tidak enak badan saja"
"Ah nai, pasti sangat melelahkan menjadi seorang istri, ya kan?" Naira hanya tersenyum menjawab penuturan dari Aisyah.

Mereka pun bersenang-senang, menghabiskan waktu bersama di rumah Zikry tepatnya. Dengan begitu Naira melupakan sejenak apa yang ia liat tadi.

Tidak terasa hari pun mulai gelap. Satu-persatu dari mereka pun akhirnya pulang ke rumah masing-masing.

Tinggallah Naira sendiri sedang mendudukkan dirinya ke sofa. Saat ini ia kembali memikirkan apa yang ia liat di kamar rahasia itu. Mengapa rasa sakit ini muncul lagi saat Naira mengingat hal itu? Ada apa dengannya? Apa dia sudah jatuh cinta pada suaminya itu? Mengapa begitu cepat? Bukankah pernikahan mereka tanpa dilandasi rasa cinta, pernikahan ini atas kemauan orang tua mereka.

Tanpa Naira sadari, ternyata Zikry sudah pulang dan diam-diam memerhatikan Naira dari kejauhan. Zikry menatap Naira dengan rasa bersalah. 'apakah aku terlalu kejam kepada gadis itu? Apa yang ku lakukan dan kata-kataku menyakitkan perasaannya?' pertanyaan itulah yang muncul dibenak Zikry sekarang.

Naira pun sadar dari lamunannya, dan melihat ke belakang ternyata Zikry sudah pulang. "Ah kak Fauzan sudah pulang" Naira menghampiri Zikry dan meraih tas kerja milik Zikry. Zikry membiarkan tasnya diraih Naira. Biasanya Zikry tidak pernah membiarkan Naira menyentuh barang-barang pribadinya, seperti salah satunya tas kerjanya.

Zikry hanya membalas dengan deheman dan berlalu dari hadapan Naira sambil melonggarkan dasinya.

Zikry Pov

Ada apa denganku? Kenapa aku merasa kasihan padanya? Tidak. Aku harus terus melakukan ini, sampai dia tidak betah dan bercerai denganku. Jangan biarkan perasaan ini ikut campur Fauzan!! Kau masih mencintai Nisya kan? Iya, kau mencintainya.

Bagaimana ini, sebenarnya aku tidak mau menyakitinya. Tapi, aku harus melakukannya. Sebaiknya malam ini aku tidur di kamar bawah saja, kamar yang aku siapkan untukku dan Nisya sebelumnya.

"Ira"panggilku. Naira pun berhenti.
"Kemarikan tas saya" Naira pun memberikan tasnya padaku. Aku langsung meninggalkannya dan menuju kamar yang ku maksud tadi.

Setelah aku di depan pintu kamar itu, ternyata pintunya tidak terkunci. Apa aku lupa menguncinya? Apa ada orang yang masuk? Apa Naira sudah mengetahui ini? Ah, tidak mungkin. Aku sudah memperingatinya. Tanpa ragu aku pun masuk dan kembali menguncinya.

Aku tersenyum saat melihat foto pertunangan ku dengan Nisya. Dia begitu bahagia waktu itu, begitu juga denganku.
"Assalamualaikum Nisya. Aku merindukanmu. Kau ada dimana? Sudah lama aku mencarimu. Kau tau, aku masih menunggumu. Aku yakin kau akan kembali. Jika waktu itu tiba, kau jangan salah paham dulu. Aku....... Aku tidak mencintainya. Pernikahan ini paksaan. Aku mencintaimu Nisya.......
Aku mencintaimu. Jadi,...........
Ku mohon........
Kembalilah......."

Zikry Pov off

Tak terasa kini pipi Zikry tengah dibasahi air mata. Sebegitu cintanya kah Zikry pada Nisya? Lalu bagaimana dengan Naira?

Disisi lain Naira tau Zikry pasti ke kamar itu. Ya, Naira dengar apa yang Zikry katakan tadi. Naira juga bingung dengan dirinya, mengapa ini menyakitkan. Naira tidak sanggup lagi membendung air matanya. Ia tidak peduli sekarang, ada bibi Arum yang tengah memerhatikan Naira dari jauh. Naira menangis di balik pintu sambil berusaha menahan isakannya.

Dirasa tidak sanggup menahan isakannya, Naira dengan cepat berlari menuju kamarnya. Dia tidak tahan lagi, Naira menangis sekuat-kuatnya. Untung saja kamar ini kedap suara, jadi di luar tidak ada yang mendengar Naira menangis.

Sakit....
Itu lah yang di rasakan Naira sekarang.
Mengapa begitu sakit......
Naira menangis memukuli dadanya yang terasa sakit. Dan tengah tangisannya....

Tok tok tok
Bunyi pintu yang diketuk yang bertanda ada seseorang. Naira dengan buru-buru langsung menuju kamar mandi untuk menghapus air matanya dan mencuci mukanya agar tidak terlihat sedang menangis. Tak lama Naira pun membuka pintunya. Dan ternyata......

"Kak Fauzan......












































Bersambung.....
Assalamualaikum🤗😇

Maaf ya yang udah nunggu lama☺️
Semoga kalian suka ya😍

Wah.....
Ada acara tangis-tangisan nih😆
Gimana nih pendapat kalian?

Ok tunggu kelanjutannya ya 😉

Sampai jumpa lagi😊🤗

Syukron khasirah

Gumaouwoyo 😘

Terima kasih

Jazakumullahu khairan khatsiiran🤗

Wasallam

Assalamualaikum Teman KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang