"Naira eonni"panggil Tiara. Ya, sekarang Tiara sudah resmi menjadi mahasiswi di universitas Indonesia, kampus tempat Zikry mengajar.
"Apaan sih, kan aku udah bilang panggil Naira aja. Lagian umur kita nggak jauh beda kok"ralat Naira.
"Nggak ah, nanti kak Zikry marah lagi. Kan eonni istrinya kak Zikry"
"Pakek bahasa Indonesia aja Tiara. Aku nggak ngerti oni- oni apaan sih"Tiara tergelak mendengar perkataan Naira.
"Bukan oni, eonni! Itu artinya kakak. Eonni ini ada-ada saja. Aku udah kebiasaan gunain bahasa itu, jadi spontan aja gitu" ucap Tiara cengengesan.
"Yaudah deh terserah kamu aja"
"Assalamualaikum nai, kamu apa kabar? Lama banget sih masuk kampusnya. Kan kita kangen tau"kata Maura, Maura dan Aisyah menghampiri Naira.
"Waalaikumsalam. Alhamdulillah aku baik. Aku juga kangen sama kalian"
"Ini siapa nai?"ujar Aisyah melirik ke Tiara.
"Ini Tiara sepupunya pak Zikry. Tiara ini Aisyah dan Maura sahabatnya aku. Dia kuliah disini" Naira memperkenalkan Tiara kepada kedua sahabatnya itu.
"Hai aku Maura"
"Aku Aisyah"
"Ya, aku Tiara. Senang bertemu kalian"Tiara menjulurkan tangannya dan tersenyum.
Akhirnya acara perkenalan Tiara dengan kedua sahabat Naira itu pun selesai. Mereka pun memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kampus sambil memperkenalkan area kampus ini pada Tiara.
Setelah kurang lebih satu jam mereka mengelilingi kampus ini, Naira dan Maura pun izin untuk undur diri karena sudah waktunya mata kuliah akan dimulai.
Sekarang tinggallah Tiara dan Aisyah saja, mereka sedang beristirahat di bangku taman kampus. "Ternyata kampus ini luas juga ya, sampai aku kelelahan gini" ujar Tiara sambil menyeruput jus yang tadi ia beli.
"Ya lumayan sih, jujur aku juga kelelahan. Oh ya, kamu sepupunya pak Zikry ya? Gimana-gimana pak Zikry sikapnya kayak gitu juga nggak kalau lagi ngumpul keluarga? Ceritain dong"tanya Aisyah yang amatiran.
"Satu-satu ya aku jawabnya. Iya, aku sepupunya kak Zikry. Sebenarnya aku udah lama banget nggak ketemu lagi sama kak Zikry, baru dua minggu yang lalu aku jumpa lagi. Sejak aku SMA, aku pindah ke Korea. Sejak itu pula aku nggak ada jumpa lagi sama kak Zikry. Kalau setau aku kak Zikry memang dingin orangnya, tapi kalau sama keluarga nggak dingin-dingin amat kok. Kak Zikry juga orang soft banget sama keluarnya" jelas Tiara.
"Oh gitu ya. Oh iya, lima menit lagi aku ada kelas. Kamu nggak apa-apa aku tinggal?"
"Oh, nggak apa-apa kok. Lagian aku juga mau keruangan rektor buat ngasih berkas kemarin yang kurang"
"Yaudah kalau gitu aku duluan ya. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
********
"Beneran nggak mau bareng aja?"ucap Zikry mastikan.
"Nggak kak. Lagian aku mau ke toko buku dulu"segal Tiara, dia sengaja membiarkan kakaknya itu berdua dengan istrinya itu. Hal ini yang dipesankan oleh tante Arsyi, mamanya Zikry. Agar tante bisa cepat-cepan gendong cucu katanya, ada-ada saja mamanya Zikry.
"Ya udah kalau gitu biar sekalian kakak antar saja"
"Ah, nggak usah kak. Lagian udah janji sama temen"dusta Tiara.
"Emang kamu udah punya temen di kampus ini? Kamu kan baru sehari masuk"
"Kakak kira aku nggak bisa bergaul apa? Asal kakak tau aku bisa dapet temen banyak hanya dalam satu hari tau. Udah ah sana, Naira eonni nunggu lama tuh, kasian kan"Tiara berusaha ngeles.
"Oni oni apaan lagi. Panggilnya kakak aja. Alay banget pakek oni oni. Emang kamu orang Padang apa?"
"Ih, ini bahasa Korea tau. Lagian aku maunya eonni gimana? Kan sama aja artinya juga kakak" duh dasar ya kedua kakak beradik sepupu ini kalau udah debat ya gitu, nggak kelar-kelar.
"Udah udah. Nggak pa-pa kok Tiara mau panggilnya apa, yang penting kan sopan"Naira menengahi.
"Nah bener tuh. Udah ah sana, aku nggak pa-pa kok sendiri. Lagian nanti juga bareng temen"
"Yaudah deh iya iya. Nanti jangan lama-lama pulangnya entar di cariin tante loh"
"Iya iya bawel. Udah sana, dadah kakak bawel" mobil Zikry pun akhirnya berlalu dari Tiara. Dan kini pun Tiara lega, akhirnya tugas nya telah selesai. Ternyata membujuk kakak sepupu nya itu tidak lah mudah. Padahal hanya sepupu, berasa kandung kalau begini mah, pikir Tiara.
Di lain sisi ada Naira yang tak sadar menguncilkan senyuman melihat kedekatan suami es nya itu. Ternyata es itu telah mencair. Dia sangat berubah jika bersama keluarganya. Andai semuanya tau sehangatnya dia pada keluarganya, pasti seluruh penghuni kampus tak menjulukinya pria es.
Dulu Naira fikir menikah dengan pria bongkahan es nan judes ini ia tidak akan bahagia. Ternyata Naira hanya menilai dari luarnya. Dari sini Naira belajar untuk tidak menilai sesuatu hanya dari cover nya saja, kita nggak bakal tau isinya jika kita tak melihat dan membacanya. Begitu juga dengan menilai orang.
"Kanapa senyum-senyum begitu?" Tanya Zikry dengan nada ketus.
"Ah eng..... nggak pa-pa kok" jawab Naira celingukan. Sesaat Zikry menatap Naira dengan pandangan curiga dan berlalu fokus dengan menyetir mobilnya.
*******
Tak terasa pernikahan Naira dan Zikry sudah berjalan dua bulan. Dan selama ini tidak ada masalah hanya saja mereka belum terbiasa untuk tidur satu ranjang. Kali ini mereka sudah pindah ke rumah mereka. Lebih tepatnya rumah Zikry. Mereka sudah dua minggu pindah.
Flash back
"Kalian yakin mau pindah? Entar bunda siapa dong yang nemenin?" Zikry dan ayah sedang menyiapkan barang-barang Naira untuk di masukkan ke bagasi mobil Zikry."Ira bakalan sering kesini kok Bun. Bunda nggak usah khawatir"bujuk Naira.
"Bener ya sering-sering kesini. Bunda nggak ada temennya loh, tau sendiri kan ayah dan kakak kamu tuh sibuk banget, ini aja kakak kamu nggak bisa cuti. Jadi bunda sendirian di rumah"
"Iya iya bunda. Ira bakal sering-sering kok nemenin bunda" Naira tersenyum simpul. Memang kedekatan antara ibu dan anak itu tidak bisa di pisahkan. Tapi kalau mereka tidak pindah kasihan kan Zikry, masa dia harus tidur di sofa kamar Naira terus.
"Sudah selesai?" Tanya ayah memastikan.
"Sepertinya sudah yah, kalau begitu kami berangkat ya"ujar Zikry.
"Tolong jagain anak ayah ini ya, memang di terkadang agak sedikit manja. Jadi agak sedikit ekstra menghadapinya, ayah percaya kamu bisa. Tolong jangan kecewakan ayah ya" ayah memberi nasihat pada Zikry."Iya yah"ucap Zikry.
"Ah, ayah seperti menitipkan anak kecil saja. Ira kan sudah besar yah" ternyata Naira dan bunda sudah di belakang mereka dan mendengar pembicaraan mereka."Ah sudahlah, cepat kalian berangkat entar keburu siang" titah ayah.
"Ya sudah. Kami berangkat ya, assalamualaikum" pamit mereka.
"Wa'alaikumsalam"********
..............Bersambung.....
Assalamualaikum🤗😇
Aku upd lagi nih
Maaf ya yang udah nunggu lama☺️
Semoga kalian suka ya😍
Kalau ada yang kurang tulis aja di kolom komentar ya😆😉
Aku pasti sangat senang kalau kalian mau mengomentari karya kuWah masih flash back nih
Ok tunggu kelanjutannya ya 😉Sampai jumpa lagi😊🤗
Syukron khasirah
Gumaouwoyo 😘
Terima kasih
Jazakumullahu khairan khatsiiran🤗
Wasallam
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Teman Kecil
Romance*Naira Alisya Az-zahra* Tidak pernah menyangka bahwa dosen selama ini sering menghancurkan mood-nya, karna sifat dingin dan menyebalkan bagi Naira, dia adalah teman masa kecilnya, yang ia rindukan selama belasan tahun dan selalu ia sisipkan namanya...