ATK. 11

764 32 0
                                    

"Aaaaa......."

Cepat-cepat Naira menutup kepalanya menggunakan handuk yang dibentuknya seperti kerudung. Untung saja Naira belum membuka gaun pengantinnya.

"Pak Zikry kenapa di kamar saya?"

"Kamu lupa ya?...." Ujar Zikry dengan senyuman yang susah diartikan.

'ah, iya. Kenapa aku bisa lupa' pikir Naira. Dengan cepat Naira mengambil pakaian dan Khimar yang ingin dipakainya di dalam lemari lalu ia segera lari ke kamar mandi, rasanya tubuhnya sudah lengket dan gerah.

***

Akhirnya Naira keluar dari kamar mandi dengan piyama lengkap dengan Khimar yang selalu melekat di kepalanya.

"Kamu tidur di sini saja, biar saya tidur di sofa saja" ucap Zikry.

"Tapi......

"Kenapa? Emang kamu mau tidur di sofa? Tapi itu tidak akan terjadi, bisa-bisa saya yang kena marah lagi sama ayah kamu karena saya biarkan kamu tidur di sofa dan besoknya badanmu sakit dan tidak masuk kuliah"

"Tapi, kan saya besok masih cuti pak. Lagian saya nggak enak, saya enak-enakkan tidur di tempat tidur sementara bapak tidur sengsara gara-gara saya"

"Tidak apa, lagian saya sudah terbiasa tidur di sofa. Jadi nggak usah khawatir" Zikry langsung mengambil bantal untuk ganjalan kepalanya agar tidak sakit.

"Satu lagi, kamu harus bisa terbiasa tidak memanggil saya dengan sebutan bapak di rumah, tapi kalau di kampus harus biar gimanapun juga saya adalah dosen kamu" Zikry melanjutkan langkahnya menuju sofa.

"Jadi saya harus manggil bapak apa dong?"

"Terserah kamu" Zikry sudah mulai membaringkan tubuhnya.

"Emm.... Gimana kak aja. Kan dari awal aku manggil kak Fauzan dengan sebutan kak"

"Ehm.... Ya, bisakah kamu berhenti bicara. Aku mau tidur!"ucap Zikry menatap kesal Naira. Naira yang sudah diinstruksikan pun mengangguk dan membiarkan dosen sekaligus suaminya tidur.

"Lebih baik aku tidur saja. Eh.... Apa dia nggak kedinginan nggak pakek selimut? Ah, dasar gimana sih aku ini, istri macam apa aku" Naira beralih ke lemari dan mengambil selimut untuk suaminya itu dan memakaikannya. Setelah itu Naira langsung buru-buru ke tempat tidurnya, ia takut ia akan  membangunkan suaminya itu.

******

"Wah..... Pengantin barunya sudah datang nih" ujar Alfat menggoda adik manisnya itu.

"Apaan sih kak Al, biasa aja tau. Makanya kak Al itu cepat-cepat dong punya istri biar bunda bisa gendong cucu, ya kan Bun"

"Iya Al. Tapi sebelum bunda dapat cucu dari Al, bunda mau cucu dari kamu dulu Ra"ujar bunda sukses membuat Naira salah tingkah dan malu.

"Ih, kok jadi Ira sih Bun" Naira memajukan bibirnya seperti anak kecil yang ngambek.

"Sudah-sudah. Kapan kita sarapannya? Ayah sudah lapar nih, kalian bicara mulu" Ucap ayah menengahi. Dan seketika semua orang tertawa mendengar perkataan ayah tadi.

*****

"Setelah ini kalian mau kemana? Kok rapi gitu?"tanya bunda.

"Oh, iya bun. Kita mau pergi ke rumah papa mama saya bun. Soalnya ada saudara dari Korea yang datang. Kemarin pas resepsi mereka masih dalam perjalanan karena penerbangannya ditunda beberapa jam. Jadi, baru sampai subuh tadi. Nggak pa-pakan ayah, bunda saya ajak Naira?"ucap Zikry.

"Ya nggak apa-apa nak. Lagian sekarang kamu suaminya Ira, pastilah ayah dan bunda ngizinin"ujar ayah.

Setelah selesai makan mereka berdua langsung pamit pergi. Zikry menyuruh Naira untuk ke mobil duluan karena ada sesuatu yang tertinggal di kamar. Naira pun menuju mobil, ia bingung apa dia boleh duduk di depan? Apa kak Fauzan nggak marah kalau aku duduk di depan?pikirnya. 

Dan akhirnya ia memilih untuk duduk di belakang saja, dari pada dia harus mendengarkan rentetan kata yang keluar dari mulut suami sekaligus dosennya itu yang melebihi emak-emak kompleks kalau lagi mengomel. Mending cari aman sajalah' fikir Naira.

Ada sekitar 3 menit Naira menunggu di mobil, akhirnya zikry pun datang dan terkejut ketika melihat Naira duduk di belakang.
"Kamu kira saya ini supir kamu apa? Kenapa duduknya di belakang? Kamu anggap saya ini supir kamu iya?"

"Eh... Bukan begitu pak-eh kak, ee..... Saya pikir kak Fauzan akan marah kalau saya duduk di samping kakak. Saya takut saya lancang dengan kak Fauzan"Naira menunduk takut.

"Nggak. Saya tidak marah, malah saya akan marah kalau kamu duduk di belakang lagi. Cepat pindah!" Naira langsung pindah duduknya di depan dan Zikry pun langsung menyalakan mobil dan pergi.

*******

Sesampainya mereka di rumahnya papa dan mamanya Zikry, mereka disambut oleh beberapa kerabatnya Zikry. "Ah, ini yang namanya Naira ya? Wah kamu cantik sekali"ujar perempuan cantik berambut panjang yang terjulur. Naira hanya membalasnya dengan senyuman.

"Ini sepupu saya dari Korea, namanya Tiara. Sebenarnya dia bukan orang Korea asli, karena papanya tugas di Korea Selatan, jadi dia pindah ke Korea"jelas Zikry.

"Oh, pantes bahasa Indonesianya lancar banget. Ira kira dia beneran orang Korea, makanya tadi dijalan Ira searching di google bahasa Korea, biar bisa komunikasi" ucap Naira dengan senyum polosnya. Dua kakak sepupuan itu pun tertawa mendengar ucapannya.

"Kalian ngapain masih di luar? Ayo masuk om Radit dan tante Salwa udah lama nunggu kalian di dalam" ujar mamanya Zikry.

Mereka pun akhirnya masuk ke dalam. Ini pertama kalinya Naira menginjakkan kaki di rumah mertuanya ini. Naira sedikit gugup.
"Assalamualaikum om, tante apa kabar?"ucap Zikry langsung menyalami om dan tantenya Zikry yang diikuti dengan Naira di belakang Zikry.

"Waalaikumsalam. Kabar om dan tante gini-gini aja nih" ujar om Radit.

"Ah, ini istri kamu Zikry? Cantik sekali"ucap tante Salwa ketika melihat wajah Naira. Naira tersenyum dan berkata.

"Iya tante, saya Naira. Tante juga cantik"

"Kalian sudah bertemu Tiara? Oh iya Zikry, Tiara mau kuliah di Indonesia katanya. Kamukan dosen, apa Tiara kuliah di kampus tempat kamu mengajar saja gimana? Biar sekalian ada yang jagain gitu. Soalnya kerjaan om yang di Korea belum bisa ditinggal. Kamu tau kan sifat adik sepupumu itu, dia sedikit pecicilan" semua yang ada di ruangan itu tertawa kecuali Tiara yang berada di ambang pintu sedang mendumel kesal.

"Ih, papa!! Kan aku malu sama istrinya kak Zikry. Masa baru juga kenal udah tau aja sifat memalukan ku" Tiara mendumel kesal kepada papanya. 

"Tidak apa-apa sih om, kalau Tiaranya mau. Lagian Naira juga kuliah di sana, jadi ada temannya juga"kata Zikry.

"Wah.... Kakak iparku akan jadi teman kampusku? Kalau gitu aku mau pa" Tiara mendekati Naira dan sedikit merangkul tangan Naira, Naira hanya tersenyum melihat kehangatan keluarga suaminya ini.




















Bersambung.....

Assalamualaikum🤗😇

Aku upd lagi nih
Maaf ya yang udah nunggu lama☺️
Semoga kalian suka ya😍
Kalau ada yang kurang tulis aja di kolom komentar ya😆😉
Aku pasti sangat senang kalau kalian mau mengomentari karya ku

Ok sampai jumpa lagi😊🤗

Syukron khasirah

Gumaouwoyo 😘

Terima kasih

Jazakumullahu khairan khatsiiran🤗

Wasallam

Assalamualaikum Teman KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang