Namira Listiyana Dewi, hidup seorang diri karena kedua orang tuanya sudah meninggal 8 tahun yang lalu. Ia bekerja sebagai office girl di salah satu perusahaan ternama di Jakarta.
Sore itu Namira baru saja akan pulang kerja tetapi melihat dari jendela hujan turun begitu derasnya lalu ia putuskan untuk menunggu hujan reda di lobby seorang diri karena pegawai yang lain sudah pulang. Lelah menunggu hujan yang tak kunjung reda akhirnya Namira mengantuk dan tidur di sofa. Sayup-sayup dia mendengar seseorang berbicara, begitu membuka mata betapa terkejutnya Namira melihat wajah seseorang begitu dekat dengannya. Ternyata orang itu adalah Aldi Wijaya Kusuma, bosnya. Namira merasa heran kenapa sekarang bisa berada dalam gendongan bosnya.
"Pak.. turunkan saya pak.." Ucap Namira meronta, berusaha turun melepaskan diri dari gendongan sang bos.
"Diamlah sayang, aku mau kau jadi milikku sekarang juga." jawab Aldi yang membawa Namira menuju ruangannya.
"Pak tolong turunkan saya. Bapak salah orang." Namira berusaha menjelaskan, dia takut dan memohon agar diturunkan tetapi Aldi tak mendengarkan ucapannya karena dalam pengaruh alkohol akhirnya hal yang tak diinginkan pun terjadi.
Kehormatan yang telah dijaga 19 tahun telah direnggut oleh bosnya yang kini sedang tertidur setelah mendapatkan kepuasannya. Namira menangis tersedu-sedu, sungguh miris sekali nasibnya ini.Namira bergegas memakai kembali pakaiannya, dia putuskan untuk pulang sekarang juga membelah hujan yang kian semakin deras.
Sesampainya di rumah kontrakan Namira bergegas mandi membersihkan tubuh yang sudah di jamah seseorang tanpa ia kehendaki, lalu bergegas untuk tidur."Loh Ra, kamu kenapa? Kok matanya sembab gitu?" Tanya Nia khawatir melihat keadaan Namira yang memprihatinkan.
"Aku udah hancur mbak sekarang." Sedih Namira langsung menangis dan Nia langsung memeluknya. Hanya Nia yang Namira punya sekarang, di rumah kontrakan ini mereka tinggal bersama.
Nia dengan sigap mengambil air minum di nakas lalu memberikan air itu pada Namira agar bisa sedikit lebih tenang. lalu mulailah Namira bercerita apa yang sudah terjadi padanya. Nia menyarankan agar Namira meminta pertanggung jawaban dari sang bos, tapi tentu saja ide itu ditolak oleh Namira.
Namira cukup tahu diri, dia hanya seorang office girl, sedangkan Aldi pemilik kantor tempatnya bekerja rasanya untuk meminta tanggung jawab itu tak mungkin, perbedaannya terlalu jauh.
🍂🍂🍂🍂
Aldi terbangun sambil memegang kepalanya yang berdenyut sakit. diliriknya jam dinding ternyata sekarang sudah jam sebelas malam. Aldi bangkit mendudukkan dirinya dan baru tersadar ternyata dia tak mamakai sehelai benang pun.
Aldi melihat ke sekeliling ruangan mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi. lalu dia memutuskan untuk mengecek rekaman cctv untuk memastikan, dengan begitu pasti dia akan menemukan jawaban semua ini.
Setelah melihat rekaman cctv betapa terkejutnya dia, melihat apa yang telah dia lakukan pada seorang wanita.
Tapi sayang wanita itu terus meronta wajahnya tak begitu jelas ditambah terhalang oleh badanku.Selama ini sebejat-bejatnya diabtak sampai menghancurkan seorang gadis seperti itu.
Aldi mengusap wajahnya kasar, dia harus mencari tahu perempuan itu.🍂🍂🍂🍂
Kesokan harinya Namira putuskan untuk bekerja seperti biasa, apa yang sudah terjadi akan coba dia lupakan dan menganggap tak pernah terjadi apa-apa kemarin, percuma terus menangis dan meratapi nasib jika sesuatu yang telah hilang tak bisa kembali lagi.
Setibanya dikantor dia melakukan rutinitas seperti biasa, membersihkan ruangan di lantai bawah bersama teman-temannya. Setelah itu dia membuat kopi karena Aldi memintanya.
Tok.. tok.. tok..
Namira sudah mengetuk pintu tapi tak ada sahutan dari dalam, dia pun membuka pintu sedikit dan tak sengaja mendengar pembicaraan Aldi dengan Andre.
"Gila ya lo, kenapa bisa sampai begitu? Tante tahu habis kamu." Kata Andre sekretaris sekaligus teman Aldi.
"Waktu itu gue gak sadar. Kalau sadar mana mungkin gue ngelakuin itu. Gue gak tahu dia siapa, yang pasti dia karyawan sini." Terang Aldi dengan santai.
"Gila. Bener-bener gila lo. Karyawan sendiri ditidurin." sahut Andre tak percaya atas apa yang Aldi lakuka.
"Lo tahu kan Andini udah balik setelah lama menghilang? Waktu itu gue lihat dia bareng suami dan anaknya kayaknya bahagia banget. Sedangkan gue? Gue kecewa dan sakit hati karena dia ninggalin gue dulu. Gue minum dan akhirnya ya gitu." Jawab pak Aldi.
"Terus gimana kalau cewek itu hamil? Apa kabar sama anak lo?" Tanya Andre.
Deg
"Benar kata pak Andre, gimana kalau aku hamil? kenapa aku tak berpikir sampai ke sana?" batin Namira.
"Gue akan ambil anaknya. Biar anak itu jadi tanggung jawab gue." Jawab Aldi.
setelah mendengar jawaban Aldi yang begitu menyesakkan, yang hanya menginginkan anaknya. dia langsung pergi tak mendengarkan pembicaraan selanjutnya, rasanya mendengar itu saja sudah terlalu menyesakkan.
sakit hati? jelas! ibu mana yang rela dipisahkan dengan anaknya.Namira berharap semoga dia tak hamil. Seandainya hamil pun dia tak akan meminta pertanggung jawaban dari sang atasan. Karena tak ingin mendengar hal-hal yang menyakitkan lagi, Namira meminta tolong temannya untuk mengantarkan kopi ke ruangan Aldi.
Jangan lupa vote & comment ya gaes.. 😉😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident (End)
General FictionSeorang perempuan yang bekerja sebagai office girl di salah satu perusahaan terkenal terlah terenggut kehormatannya oleh bosnya sendiri.