PoV NamiraSatu minggu yang lalu kang Arif mengantarku melihat rumah dan ruko yang akan ku kontrak, aku suka dengan tempatnya yang strategis. Kang Arif membantuku merenovasi tempat itu dan membeli segala yang diperlukan. Kini aku sudah pindah rumah dan mulai membuka toko membuat berbagai macam kue. Dari hari ke hari toko kue ku semakin ramai, aku dibantu tiga orang pekerja untuk membuat kue dan melayani pembeli.
Hari ini aku pergi ke supermarket untuk belanja bahan makanan. Setelah selesai aku bergegas untuk pulang menunggu taksi. Peluh bercucuran walaupun hari sudah sore tapi teriknya matahari masih terasa, tiba-tiba ada mobil berhenti di depanku.
"Nak, apa kau sedang menunggu taksi?" Tanya wanita paruh baya menghampiriku.
"Iya bu" kata jawabku.
"Bareng saja yuk, nanti ibu antarkan." Katanya sambil menuntunku menuju mobilnya mungkin ibu itu tak tega melihatku yang sedang hamil berdiri menunggu taksi.
"Apa tidak merepotkan bu?" Tanyaku tak enak hati karena pasti merepotkan.
"Tak apa. Ayo masuk." Katanya sambil membukakan pintu untukku. Aku pun masuk diikuti ibu tadi.
"Oh ya siapa namamu?"
"Rara. Ibu..."
"Nama ibu Desi." Jawab bu Desi sepertinya tahu apa yang akan aku tanyakan.
"Oh ya Rara, kamu tinggal dimana?" Tanya bu Desi.
"Di pertigaan depan dekat toko keu bu." Jawabku.
"Oh dekat toko kue itu. Ibu sering beli kue disana, ibu suka kuenya enak." Kata bu Desi.
"Kalau begitu kita ke toko kue dulu ya bu." Kataku yang dibalas anggukan oleh bu Desi. Tak lama mobil yang membawaku berhenti di depan toko kueku, lalu aku mengajak bu Desi masuk."Yuk bu masuk. Oh ya ibu mau kue apa?" Kataku melihat berbagai macam kue di dalam etalase.
"Loh kenapa ibu disuruh milih Ra?"
"Bu toko kue ini milik Rara, nah karena ibu sudah menolong Rara jadi ibu boleh pilih kue mana yang ibu suka, anggap sebagai ucapan terimakasih Rara untuk ibu." Kataku sambil tersenyum. Ku lihat wajahnya yang menunjukkan keheranan, aku pemilik toko kue tapi pergi menggunakan taksi bukan mobil pribadi, bu Desi pasti tak menyangka jika toko kue ini milikku. Setelah dibujuk bu Desi mau memilih kue dan aku menemaninya makan sambil mengobrol banyak hal termasuk tentang kehamilanku. Bu Desi geram mendengar ceritaku, aku hanya tersenyum melihatnya, baik sekali bu Desi. Aku senang bertemu dengannya. Tiba-tiba ponsel bu Desi berbunyi menandakan ada panggilan masuk."Halo"
"........."
"Iya mama pulang sekarang. Awas jangan kemana-mana."
Ku lihat wajah bu Desi seperti yang sedang kesal."Ra terimakasih ya kuenya. Ibu harus pulang sekarang." Katanya.
"Iya bu sama-sama. Terimakasih juga ibu sudah anterin Rara pulang." Kataku. Aku mengantar bu Desi sampai di depan toko.🍂🍂🍂🍂
Aku berencana mengunjungi mama di Bandung. Setelah papa tiada mama memilih tinggal di Bandung dari pada di Jakarta bersama ku. Sore hari aku sampai dirumah mama tapi yang ku kunjungi tak ada. Bi Inah bilang mama sedang keluar, karena lama menunggu tak kunjung datang aku menghubungi mama."Halo."
"Mama Al udah nyampe rumah dari tadi tapi mama belum pulang juga. Kalau mama masih lama Al mau pergi lagi nih." Kataku.
"Iya mama pulang sekarang. Awas jangan kemana-mana."
Aku tahu saat ini pasti mama sedang kesal karena ucapanku. Mama itu kalau aku gak begitu pasti bakalan lama pulang.Aku duduk di ruang keluarga menonton televisi sambil memakan keripik buatan bi Inah. Setelah lama menonton televisi dengan fokus sampai-sampai aku tak menyadari mama telah datang.
"Hei anak nakal." Kata mama menjewer kupingku.
"Aduh mama lepas, sakit ma.." kataku memohon
"Rasain." Kata mama melepaskan tangannya dari kupingku.
"Mama ih anak sendiri dijewer."
"Salah sendiri, berani ngancam mama. Kesini jarang eh sekalinya kesini kamu berani ngancam mama." Kata mama.
"Aku udah nunggu lama mama gak dateng juga, ya udah bilang aja mau pergi lagi, jadi cepet kan mama dateng ." Kataku nyengir.
"Tadi tuh mama pulang dari supermarket ketemu perempuan cantik lagi hamil nunggu taksi sambil bawa belanjaan, ya udah mama ajakin aja bareng terus mama anterin. Eh ternyata dia itu yang punya toko kue langganan mama beli, namanya itu Rara tapi mama kasihan deh sama dia. Dia kan lagi hamil, mama kira suaminya ada eh ternyata dia itu hamil karena bosnya itu melakukan hal yang tak seharusnya, mama tanya kok enggak minta tanggung jawab terus dia bilang enggak mau soalnya bosnya itu ingin ngambil anaknya, makanya dia pergi. Yang bener aja, ibu mana yang mau pisah dari anaknya?" Jelas mama.Uhuk.... Uhuk...
Aku tersedak makanan yang sedang ku makan. Aku kaget kenapa ceritanya hampir mirip dengan ku?
"Melihat reaksi mama seperti itu padahal itu terjadi pada orang lain, gimana kalau mama tahu aku pernah melakukan kesalahan besar waktu itu." Kataku dalam hati.Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident (End)
General FictionSeorang perempuan yang bekerja sebagai office girl di salah satu perusahaan terkenal terlah terenggut kehormatannya oleh bosnya sendiri.