Happy reading...
Sejak obrolannya dengan ke dua orang yg sudah dia anggap seperti kakaknya itu namirs seperti kurang bersemangat menjalani hati-harinya. Dia merindukan sosok ayah sang anak yang tak lain adalah Aldi. Biasanya jika pun Aldi pergi pasti akan selalu membanjiri handphone Namira dengan berbagai pesan dan telepon, tapi keberangkatannya kini benar-benar membawa pergi semua kebiasaan Aldi. Namira selalu berpikir positif mungkin mas Aldi sibuk dengan pekerjaannya. Kata itulah yang selalu menenangkannya tapi kini kata-kata itu sudah tak ampuh mengobati rasa rindu dan khawatirnya.
☘️☘️☘️☘️☘️
Sebenarnya sudah dua hari ini Aldi tiba dari Jakarta, tapi dia sengaja tak memberi tahukan kepulangannya pada Namira.
Dia sengaja ingin membuat kejutan untuk calon istrinya itu.Diam-diam Aldi dibantu Nia dan Ina mempersiapkan pernikahannya dengan Namira. Tentu saja hal itu sangat di dukung oleh sang mama tercinta, Desi. Beliau sangat antusias mempersiapkan pernikahan anak semata wayangnya itu.
Kini persiapan itu sudah hampir selesai, tinggal satu hal yang menjadi tugas Nia dan Ina, yaitu mengajak Namira mencoba baju yang sudah Aldi pesan. Tak lucu bukan jika baju pengantinnya tidak pas dikenakan sang mempelai.Hari ini Nia dan Ina mengajak Namira ke sebuah butik ternama di Bandung, sedangkan Aira ia titipkan pada neneknya yang tentu saja dengan senang hati Bu Desi menerima.
"Duh mbak ngapain sih kita ke butik?" Tanya Namira yang merasa heran tiba-tiba saja diajak ke sebuah butik besar.
"Udah deh Ra ikut kita aja. Iya kan mbak Nia?"
"Iya betul sekali, udah yuk masuk.""Lho lho mbak.. kok kita kesini sih mbak? Disini mahal-mahal loh, lihat tuh bajunya juga bagus banget gitu udah pasti mahal." Kata Namira begitu melihat gaun-gaun terpajang dengan rapihnya, dan Namira berani bertaruh harganya pasti sangat mahal.
"Udah sih ayo ikut. Tapi tunggu bentar ya." Kata Nia sembari pergi meninggalkan Ina dan Namira."Maaf mbak saya Nia, gaun pesanan pak Aldi mana ya? Temen saya mau coba." Kata Nia.
"Oh mbak Nia, sebentar saya ambilkan ya."Tak berapa lama kemudian pelayan butik itu membawa dua gaun yang sangat indah. Sederhana tapi elegan.
"Ini mbak gaunnya."
"Oh iya mbak. Makasih ya." Kata Nia lalu segera membawa gaun itu pada Namira."Ayo coba dulu Ra, cukup enggak."
"Enggak ah mbak. Udah yuk pulang aku gak akan beli baju itu jadi aku gak mau disuruh coba."
"Ayo dong Ra sebentar doang.."
"Enggak ah. Gimana nanti kalau suruh tanggung jawab beli ini baju, bisa-bisa aku bangkrut mbak gaun ini mahal banget pasti. Lagian kenapa sih mbak ini maksa banget aku coba baju ini?"
"Jadi gini loh Ra. kita tuh punya temen, nah temen kita ini mau nikah udah pesen gaun juga tapi belum tau pas atau enggaknya secara dia mau bikin kejutan ceritanya kalau dilihat-lihat badan kamu ini pas deh jadi sekarang kamu coba dulu pas gak di kamu. Iya kan Na?" Jelas Nia sembari mengedipkan sebelah matanya memberi kode pada Ina.
"Iya Ra betul." Kata Ina.
"Temen siapa? Kok aku gak tau mbak punya temen, dan kayaknya deket gitu?" Namira merasa seperti ada sesuatu yang di sembunyikan oleh dua orang di depannya.
"Yaudah deh kalau kamu gak mau. Nanti kita cari orang lain aja ya Na?" Nia pura-pura marah. Dia tau Namira pasti mendadak jadi mau mencoba gaun pernikahan itu.
"Iya mbak. Yaudah yuk kita pulang...."
"Ya oke baiklah aku akan coba" kata Namira memotong ucapan Ina dan langsung mengambil gaun itu untuk dicobanya."Yes!! Berhasil mbak"
"Hahaa iya Na.." Ina dan Nia sangat senang karena rencananya berhasil.Begitu Namira keluar dari ruang ganti, Nia dan Ina sangat terpukau melihamnya. Gaun itu sangat pas ditubuhnya.
"Waw cantik sekali kamu Ra.."
"Iya Ra kamu cantik banget. Bajunya pas di badan kamu."
"Iya pas. Tapi sayang itu bukan punya aku."Namira berdiri di depan kaca besar, menatap pantulan dirinya. Gaun pernikahan yang dipakainya sangat bagus sederhana dan elegan, sesuai dengan seleranya tapi sayang gaun ini bukan untuknya. Dirinya hanya orang biasa rasa-rasanya tak pantas mengenakan gaun yang indah ini dan lagi kenapa dia harus memakai gaun pernikahan sedangkan ayah dari sang anak sepertinya sudah tak mau lagi menikahinya.
Part menuju end gaes...
Terimakasih sudah sudah baca cerita gajeku ini yang masih banyak kekurangannya hehhee... 😂😂
Yg berkenan silahkan tekan ⭐ follow juga ya.. Miss U all 🤗😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident (End)
General FictionSeorang perempuan yang bekerja sebagai office girl di salah satu perusahaan terkenal terlah terenggut kehormatannya oleh bosnya sendiri.