Part 10

35.7K 1.6K 5
                                    

PoV Aldi

"Namira. Dia.. dia.. aku merasakannya Namira." Kataku senang.

"Iya, dia aktif bergerak mas didalam sana." Kata Namira.
"Em... Selama ini kamu ngidam apa Ra?" Tanyaku
"Enggak mas. Aku gak ngidam apa-apa. Cuma aku lebih suka makan makanan yang pedas." Kata Namira.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan sekarang. Ke taman atau kemana gitu." Kataku.
"Iya mas, ke taman aja." Kata Namira menyetujui ajakan ku.

Begitu meninggalkan pekarangan rumah, tak ada percakapan di dalam mobil, Namira hanya diam saja. Begitu sampai di alun-alun aku mengajaknya duduk.

"Ra, Nia anaknya ibu gak pulang?"
"Enggak mas, katanya nanti kalau aku udah deket lahiran baru pulang."
"Kenapa gak sekarang aja?"
"Kan kerja mas."
"Ra, aku.. em.. Ra gimana kalau kamu minta Nia ngurus toko kue kamu aja, biar kamu gak terlalu capek, aku gak mau kamu kecapekan. Pasti lelah seharian di toko ngurus ini itu walaupun dibantu sama karyawan."
"Mbak Nia sih pernah bilang pengen cari kerjaan di kampung kasihan ibu sendirian, tapi kalau di toko kue ku kan belum rame banget mas gajinya pun tak sebesar di kantor mas aku sungkan menawarkan sama mbak Nia."
"Coba bicarakan dulu ya sama Nia kalau mau, masalah gaji nanti mas aja yang tambahin."
"Tapi mas..."
"Udah gak apa-apa."
"Baiklah."
"Em... Mas boleh gak aku minjem uang?"
"Pinjem uang? Buat apa Ra?
"Aku... Aku.. aku mau siomay mas." Kata Namira menundukkan kepalanya.
"Hahahaha...." Aku tertawa mendengar perkataannya. Tadi ketika akan pergi aku mengajaknya cepat-cepat jadi dia tak sempat membawa dompetnya.
"Kenapa mas tertawa?" Tanya Namira heran.
"Sayang kamu ngidam? Aku seneng akhirnya kamu ngidam." Kataku.

🍂🍂🍂🍂

PoV Namira

Pagi ini mas Aldi datang ke rumah ibu. kami mengobrol tiba-tiba bayi dalam kandunganku bergerak, ku elus perutku sambil tersenyum, aku senang dia tumbuh dirahimku.

Ku lihat mas Aldi memperhatikanku, mas Aldi tiba-tiba bilang ingin memegang perutku, aku tahu mas Aldi pasti ingin merasakan pergerakannya juga. Aku sedikit ragu tapi akhirnya ku ijinkan dan ku lihat mas Aldi sangat senang karena anak kami bergerak didalam sana. Aku sangat bersyukur mas Aldi mau bertanggung jawab. Aku sengaja pergi agar aku terbebas dari mas Aldi, aku takut mas Aldi tak menerima anakku tapi ternyata dugaan ku salah.

Setelah lama mengobrol mas aldi mengajakku pergi jalan-jalan.
Begitu sampai di taman mas Aldi mengajakku mengobrol. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada satu titik, gerobak siomay. Ku lihat penjual siomay itu sedang dikerumuni pembeli, melihat itu aku tiba-tiba saja jadi ingin siomay juga. Pasti rasanya sangat enak, membayangkan itu aku jadi sangat menginginkannya serasa akan menetes air liur ini.

Tapi tiba-tiba aku teringat, aku tak membawa dompet. Bagaimana aku akan membeli siomay?

Aku berniat meminjam uang pada mas Aldi, tapi aku malu untuk membeli siomay saja aku harus meminjam uang. Setelah lama berfikir aku tak punya pilihan lain lagi jadi ku putuskan untuk meminjam uang pada mas Aldi dan nanti begitu sampai rumah akan aku ganti tapi ketika aku mengutarakan niatku mas Aldi malah tertawa. Aku mendongak melihatnya, aku kesal apakah ada yang lucu sehingga mas Aldi tertawa? Lalu mas Aldi bilang aku mengidam.

Ngidam?
Aku ngidam? Kenapa baru sekarang aku ngidam? Kenapa disaat bersama mas Aldi?

Setelah puas tertawa mas Aldi bi

Mas Aldi menuruti keinginanku, dan kami pun memakan siomay bersama sambil duduk melihat sekeliling. Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah keluarga yang nampak bahagia. Suami istri dan seorang anaknya sedang bermain bersama, ku tahu mereka pastilah keluarga yang sangat bahagia.

Terselip rasa iri dilubuk hatiku. Aku memang akan menikah dengan mas Aldi tapi itu pun dilandasi karena aku sedang mengandung anaknya. Bukan karena saling cinta. Memang sudah lama aku mengagumi mas Aldi, dia tampan warna matanya coklat sorot matanya tajam dengan tubuh yang tinggi dan tegap menambah kewibawaannya, oh satu lagi yang baru ku tahu ternyata mas Aldi sangat baik. Tapi aku? Apa yang menarik dari diriku? Tak ada yang istimewa, aku hanya seorang perempuan biasa tak mungkin mas Aldi akan menyukaiku.

Married by Accident (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang