Part 16

26.7K 1.2K 7
                                    

"Andini"
"Aldi.."
___________________________

PoV Aldi

"Andini kamu apa kabar? Lagi ngapain disini?
"Aku baik Al. Lagi nganter anakku main tuh, dia seneng banget. Naya sini sayang."
"Syukurlah kalau baik. Udah gede ya anakmu Din."
"Hehee iya Al."
"Hai cantik. Namanya siapa?"
"Naya om."
"Oh Naya. Nama yang cantik secantik orangnya. Kenalkan nama om Aldi, temannya mamamu."
"Iya om. Salam kenal." Jawabnya sambil tersenyum. Senyum yang mirip seperti ibunya.
"Ohya kamu lagi ngapain disini Al? Kamu sendirian?" Tanya Andini
"Aku habis beli siomay dan ya, aku sendiri." Jawabku.
"Oh gitu. Kamu lagi ada tugas di Bandung?"
"Enggak kok. Anak dan calon istriku ada disini. Ini aku beli siomay buat calon istriku. Kamu sendiri?"
"Oh benarkah? Kamu udah punya anak? Siapa namanya? Aku ikut suamiku lagi tugas disini."
"Iya Din. Baru lahir namanya Aira Putri Wijaya Kusuma. Aku kira kamu tinggal disini, ternyata lagi ikut suamimu."
"Oh perempuan, bagus namanya. Hahaa enggaklah. Aku ikut suami sekalian mumpung Naya libur sekolah."
"Oh gitu. Oh ya Din aku duluan ya. Kalau ada waktu mampirlah ke rumah mama, pasti seneng ketemu kamu. Ini kartu namaku, nanti tinggal hubungi aja ya."
"Oh iya, oke Al."

Setelah dari taman aku langsung ke rumah Namira. "Kenapa rumahnya tampak sepi?" Pikirku.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamu'alaikum.. Ra..."

Tok... Tok... Tok...

"Wa'alaikumussalam..." Jawab Namira sambil membukakan pintu langsung masuk kembali tanpa mempersilahkan aku masuk.
"Ra. Mas bawa siomay nih buat kamu." Kataku kemudian meletakkan siomay di atas meja.
"Iya, makasih." Jawabnya cuek.
"Aira mana Ra?" Tanyaku.
"Lagi dirumah mama." Jawabnya begitu singkat dan ketus.
"Ra, kamu kenapa sih? Kok kayak lagi kesel gitu."
"Enggak kok, siapa juga yang kesel?"
"Ya itu..." Aku menggaruk tengkuk yang tak gatal.
"Apaan sih"

"Aneh.. memangnya perempuan yang habis melahirkan itu kayak Namira ya emosian gitu? Perasaan baru juga dateng, bukannya disambut dengan senyuman manis ini malah kesel gitu." Kataku dalam hati.
"Ra udah makan?"
"Udah."
"Udah mandi?
"Kamu gak lihat penampilan aku? Menurut kamu apa?
"Eh.. ya.. ya udah mandi sih"
"Ya itu tahu, masa ditanyain."
"Ya maaf Ra.. lagian kamu kenapa sih? Kamu marah sama aku?"
"Gak kok. Aku gak apa-apa"
"Ya udah kalau gitu aku pulang dulu deh ya?"
"Iya sana aja pulang.. Alasan aja, bilang mau pulang. Tinggal bilang aja kalau mau ketemuan sama kekasih kamu itu."
Kata Namira marah. Apa sih kesalahanku, baru juga mau berdiri terus pulang eh malah dituduh yang enggak-enggak.
"Siapa yang mau ketemuan? Apa tadi, kekasih? Kekasih apa sih maksudnya?"
"Udah deh gak usah sok gak tau. Kamu kalau mau sama dia silahkan. Enggak perlu kamu tanggung jawab nikahin aku."
"Apa maksud kamu hah? Aku langsung membentaknya. Aku tak suka Namira bicara hal yang tidak aku suka. Ku lihat dia meneteskan air mata. Aku tersadar, pasti dia menangis karena aku membentaknya. Lalu aku dekati dia dan langsung memeluknya.
"Maaf... Maaf... Maaf Ra... Mas lepas kendali, mas gak suka dengan perkataan mu itu. Maaf... Mas minta maaf ya"
"Kamu jahat mas" Katanya ditengah tangisannya itu.

Aku membiarkannya menangis sampai dia tenang. Lalu aku memintanya menjelaskan apa maksud yang dikatakannya tadi dan ternyata dia melihatku di taman ketika aku sedang menyapa Andini. Aku senang bukan main mendengarnya karena itu berarti dia cemburu dan sekarang dia sudah mencintaiku. Langsung saja aku memeluknya. Kemudian aku menjelaskan pertemuanku dengan Andini tadi di taman dan siapa itu Andini.

"Terimakasih... Terimakasih sayang."
"Ayo makan siomaynya lalu kita ke rumah mama. Bawa juga perlengkapanmu dan Aira, menginap saja malam ini. " Sambungku.

PoV Namira

Hari telah sore, selesai menangis aku langsung mandi dan makan. Untungnya Aira sedang bersama mama sekarang jadi aku sedikit tenang, takutnya jika dia bersamaku dan aku menangis seperti tadi itu sungguh tidaklah baik.

Baru saja selesai mencuci piring tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan orang yang mengucapkan salam. Segera aku pergi ke depan untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang. Mas Aldi? Seketika rasa kesal dan sakit hati ini muncul kembali.

Mas Aldi terus saja menanyakan aku kenapa, aku semakin kesal kenapa dia tak berpikir bagaimana jika ada yang melihatnya ditanam sedang berduaan dengan perempuan cantik lalu memberi tahuku ataupun aku sendiri yang melihatnya.

Setelah ku tunggu beberapa saat tapi dia tak memberi tahuku telah bertemu dengan siapa. Aku semakin marah dan aku mengatakan tak apa dia tak bertanggung jawab untuk menikahi ku, dia marah dan membentakku, aku takut dia mengiyakan ucapanku, sungguh aku menyesal karena terlalu emosinya. Akhirnya aku menjelaskan alasan aku kesal dan marah padanya, tapi dia tiba-tiba tertawa lalu memelukku dan mengucapkan terimakasih.

Mas Aldi menjelaskan semuanya padaku tentang pertemuannya dengan mbak Andini yang aku tahu sekarang ternyata itu Andini mantan kekasihnya. Tapi aku tenang sekarang karena ternyata dia telah berkeluarga, tak mungkin bukan dia akan merebut mas Aldi.

Mas Aldi mengajakku menginap dirumah mama, tapi sebelum itu
Aku langsung memakan siomay dan menyiapkan perlengkapan Aira.

"Udah beres Ra siapin perlengkapannya Aira?" Tanya mas Aldi
"Udah mas" jawabku sambil tersenyum.
"Ya sudah kalau gitu ayo kita berangkat."
"Ayok."
Senyum terus terbit tak lepas dari bibir kami.

Married by Accident (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang