"Kakak" Audi berlari ke arah Edric dan memeluknya
"kenapa hmm"
"Audi bosen, jalan yuk kak" Edric hanya mengangguk
"yeyy makasih kak" Audi mengecup pipi Edric dan berlari menuju kamarnya
"kalian semua bersiap, kita temani Princces jalan" semuanya memekik senang dan segera bersiap
"kita kemana dulu nih" tanya Arki setelah mereka masuk ke Mall
"ke timezone ya kak" dengan tatapan memohon Audi menatap kakak kakaknya
Kakak kakaknya hanya bisa mengangguk mengiyakan permintaan adiknya ini
"Audi" seseorang memanggil Audi membuat mereka semua menoleh
"Kak Arsen" Audi tersenyum
"Kak Arsen sendiri?"
"Tadi nemenin adek main" jawab Arsen seraya tersenyum
"ehm kak Mau bawa Audi main boleh?" Arsen bertanya menatap Edric yang juga menatapnya
"engg-"
"Boleh, Tapi jaga Audi" Edric memotong ucapan Ronald
Arsen tersenyum dan mengangguk kemudian membawa Audi menjauh dari kakak kakaknya
"kok kakak biarin-"
"kita pantau Audi dari jauh" lagi lagi Edric memotong ucapan Melvin, semuanya hanya ikut saja. Lagian mereka juga ingin tahu seperti apa Adiknya itu saat bersama Arsen.
Dapat dilihat bahwa Audi saat ini terlihat antusias
"Kak ayo masukin bolannya yang banyak" Audi menyemangati Arsen yang terlihat lihai bermain basket di timezone itu
Kemudian mereka berganti ke mesin capit boneka
"kak ambilin buat Audi yang besar ya"
"oke" Dengan cepat Arsen dapat mengambil sebuah boneka yang paling besar di antara lainnya
Audi memekik senang tanpa sadar memeluk Arsen yang mematung di buatnya
Dari kejauhan kakaknya juga nampak kaget namun mereka masih setia melihat dari kejauhan. Apapun akan mereka lakukan supaya Adiknya bahagia
"Kenapa si kulkas itu mudah sekali membuat Princces tertawa, kenapa juga dia jadi kulkas rusak" celetuk Arki
"gaje lo" Dion menatap Arki jengkel
"iyalah Dion, kulkas kan dingin tapi kalo udah nggak dingin ya namanya kulkas rusak"
"Berisik!" Dion dan Arki ditatap tajam oleh ketiga kakaknya, membuat keduanya langsung terdiam
Mereka berlima kembali mengawasi gerak gerik adiknya itu
Audi sudah membawa banyak boneka sampai sampai ia kesulitan membawanya
"kak boneka nya di kasih ke anak kecil boleh?" tanya Audi menatap Arsen
"iya boleh"
Dengan senang hati Audi membagikan boneka yang ada di tangannya ke anak anak kecil, Arsen tersenyum kecil melihat Audi yang sangat baik
"Audi baik, moga aja Arki dapet jodoh kayak Audi" Arki menatap Audi kagum
"Masih labil mikir jodoh" saut Dion
"Iya dong, kita dari kecil itu harus mikir biar nggak kayak kak Edric jomblo terus" Arki menjawab ucapan Dion yang langsung mendapat tatapan tajam dari Edric
"kita kesana" Edric langsung berjalan menghampiri Audi dan Arsen, mereka pun mengikuti Edric
"Audi waktunya makan" suara Edric membuat Audi menoleh dan tersenyum
"iya kak, Ajak kak Arsen juga ya" Edric tersenyum mengangguk dan langsung menggandeng tangan Audi
"Kak lo bisa senyum juga ya" bisik Arki menyenggol lengan Arsen
"gak"
"huh dasar, giliran sama yang bening bening aja langsung leleh" gerutu Arki, Dion yang jengah pun hanya memutar bola matanya malas
Jadi Melvin sama Arsen itu udah kelas 12 kalau Dion kelas 11, sedangkan Audi sama Arki itu masih kelas 10 tapi kelas mereka beda
"Ada yang bisa saya bantu?" ucap Seorang waiters yang menghampiri meja Edric dkk
Mereka pun memesan makanan sesuai keinginan masing masing, sambil menunggu makanan datang mereka sibuk dengan dunia masing masing
"Kenapa?" tanya Arsen yang di perhatikan oleh Audi
"Kak Arsen ganteng" celetuk Audi membuat Edric dan Ronald melihat kearahnya dengan tatapan yang sulit diartikan
"Selamat menikmati" mereka semua menoleh kearah waiters yang baru saja datang mengantar makanan
"Terima kasih" waiters itu pun pergi meninggalkan meja yang di duduki oleh Edric dkk
Setelah mereka semua selesai makan, Edric langsung berdiri
"Pulang" ucapnya datar dan singkat, Edric berjalan terlebih dahulu semuanya mengikuti dari belakang
"Kak, Kak Edric kenapa" tanya Audi sedikit berlari karena menyamakan langkah Edric yang sedikit cepat
"Audi suka sama Arsen" Edric membalikan badannya menghadap Audi
"Audi nggak tau kak"
"Kalo sampe Arsen nyakitin kamu, jangan pernah halangin kakak untuk membalas nya" Audi hanya diam mendengar perkataan Edric barusan
"Cut" teriak Arki berlagak menjadi sutradara
"Ish kak Arki nyebelin" Audi berjalan menuju mobil dengan sebal
Mereka pun masuk ke dalam mobil, dengan Arki yang masih berusaha membujuk Audi
"Princces maafin Arki ya" ucap Arki memohon
"Tapi beliin es krim"
"Iyadeh nanti kakak beliin, Apasih yang nggak buat Princces" Arki mengacak rambut Audi dengan gemas
"Tambah satu kotak" Audi mengerucutkan bibirnya sebal
"Loh kok gitu?" Bingung Arki
"Kak Arki kan berantakin rambut Audi, jadi harus tambah satu kotak es krim titik"
"Iya deh iya" pasrah Arki, dalam hati Dion mentertawakan Arki
Dan akhirnya hanya keheningan yang ada di dalam Mobil
∆∆
Maaf kalo ada typo
Jangan lupa follow ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA! _________ Kehidupannya berubah saat keluarga kandungnya datang untuk membawanya, merasa bahagia saat disayngi oleh semua keluarganya. Namun dia harus terluka saat pertama kalinya mengenal kata 'cinta' dalam hidupnya