Brakk
"aku bertemu seseorang" ucapnya tergesa, Edric menaikan sebelah alisnya seolah bertanya siapa
"Dia mirip dengan 'dia' dan punya tanda lahir yang sama dengan 'dia' dilehernya" lanjutnya membuat Edric menurunkan berkas yang ada di tangannya
"kita lihat kesana" ucap Edric yang sudah berdiri
"Jangan kak, lebih baik kita temui saja besok bersama kakek dan yang lainya " cegahnya
"Baiklah, aku pergi" jawabnya datar dan dingin, yang diajak bicara hanya diam berdiri setelah itu membuang nafasnya kasar
Ditempat lain
" Audi kok bisa gini sih" tanya seorang cewek yang mengobati luka di siku audi
"tadi Audi nolong anak kecil"
"ck, kalo kamu yang ketabrak gimana??! Aku gak mau kamu kenapa kenapa Dii" ucapnya khawatir, gadis itu adalah Reina sahabat Audi, ia tak sengaja melihat Audi di pertigaan jalan
"kan Audi nggak apa apa Reina" jawabnya dengan polos membuat Reina jengah
"yakan aku takut kalo kamu kenapa napa Audi, liat nih siku kamu sampe kayak gini. Masih bilang gapapa?" cerocos Reina
"Reina kok gitu sih, Audi kan mau nolong, kata ibu dimana pun kita berada kita harus menolong orang yang kesusahan" ucap Audi sambil mengerucutkan bibirnya, membuat Reina gemas
"yayaya serah kamu, udah ah aku ke dapur dulu. bibir kamu jangan di maju majuin gitu mau aku cium"balas Reina beranjak dari kamarnya
"IHHH REINA HOMO YAA" teriak Audi, membuat Reina berhenti di ujung pinta dan berbalik menatap Audi sebal
"heh gue cewek keles, kok lo katain homo sih" sewot Reina
"ya terus apa dong"
"bodo" balasnya acuh dan pergi
"Reina nyebelin banget sih, Audi bilangin Dika aja deh kalo Reina homo" gumamnya sambil senyum senyum sendiri
Tak berselang lama, Reina datang kembali kekamar"ngapain senyam senyum" suara Reina mengagetkan Audi
"Loh, Reina kok cepet kedapurnya" bukanya menjawab Audi malah balik bertanya
"iya gue kan setan" jawab Reina asal, membuat mata Audi berkaca kaca
"hiks hiks jadi Re- Reina udah mati? Kok Audi hiks nggak tau hiks hiks" ucap Audi membuat Reina melebarkan matanya, sahabatnya ini polos atau bego sih
"duh jangan nangis dong Di, aku bercanda kok"
"hiks be beneran?" tanya Audi memastikan
"Iya Audi, aku Reina sahabat kamu tercinta"jawabnya dan memeluk Audi dengan sayang, Audi pun membalas pelukan itu
"Yaudah deh Audi mau pulang ya Reina"
"Aku anter ya?" tawar Reina yang mendapat gelengan dari Audi
"Audi pulang sendiri aja Re" jawabnya sambil tersenyum sangat manis
"yaudah tapi hati hati, kalo ada apa apa hubungi aku ya"
"siap"
Audi pun pulang dengan berjalan kaki, ia sudah terbiasa. Saat ini sudah malam dan ia masih berjalan sendirian
"huh dingin" gumam Audi di tengah perjalanannya
Tiba tiba ada jaket yang di letakkan seseorang di pundaknya membuat ia kaget dan menoleh kebelakang
"Kakak" kagetnya
"Ronald, aku Ronald panggil Kak Ronald" ucapnya sambil tersenyum membuat dirinya terlihat sangat tampan
"ah i iya" balas Audi gugup, karena tak pernah ada orang yang bersikap baik padanya selain kedua sahabtnya
"aku antar kamu pulang, tidak ada bantahan" ucap Ronald langsung menarik Audi menuju mobilnya
Di perjalanan keduanya hanya diam , Audi yang bingung dan Ronald yang merasa bahagia karena bisa bertemu gadis yang sangat mirip dengan adiknya walaupun belum pasti apakah memang gadis ini yang dimaksud kakeknya? Ia tak tau siapa yang dimaksud kakeknya tapi tak apa. Besok akan tahu dengan sendirinya
Audi tertidur sangat pulas terlihat dengan raut wajah yang menunjukan kelelahan, mobil sudah berhenti di depan rumah Audi yang terlihat ramai
"Audi" panggil Ronald membangunkan Audi sambil mengelus kepalanya
"Sudah sampai ya kak? Maaf Audi jadi ketiduran" Audi merasa tak enak saat ini
"Tak apa, hati hati" Balas Ronald yang langsung mendapat anggukan dari Audi
"Audi pulang dulu, ehm kak Ronald hati hati" ucap Audi dan turun dari mobil Ronald
Ronald memandang Audi yang berjalan menjauh kemudian menancap gas nya untuk pulangSampai di depan rumah, Audi bingung
" Kenapa semua di sini?" tanya Audi di depan rumahnya yang terlihat ramai karena tetangganya datang kerumahnya
"Audi" sebuah suara serak memanggil Audi yang masih terlihat bingung
"bulek Ika kenapa nangis? Audi buat salah ya? Oh iya ibu mana? Audi mau cerita banyak loh bulek" ucap Audi ceria, membuat Ika tak kuasa menahan tangis dan langsung memeluk Audi
"ibumu sudah pulang Audi, ibumu sudah tidak akan merasa sakit" lirihnya membuat Audi mematung
"ma- maksud bulek ap apa?" tanya nya terbata
"ibumu meninggal Audi, dan sudah di makamkan tadi sore" jawabnya sambil menangis
"BOHONG" teriak Audi langsung menjauh dari ika, dan masuk ke dalam rumahnya yang terlihat ramai, air mata mengalir di mata indah nya
"IBUUUUU"
"IBU DIMANA?? hiks"
"Audi nggak mau sendiri ibu"lirihnya menangis terduduk sambil memeluk lututnya sendiri
"Audi ini surat dari ibumu untukmu" Ika memberikan amplop berisikan surat yang sudah di tulis oleh ibunya, Audi menerima surat itu dengan tangan bergetar
"Kenapa bulek nggak nelvon Audi? Harusnya Audi ada saat ibu kesakitan, harusnya Audi ikut mengantar ibu ke makam. Harusnya Audi jaga ibu hiks" lirihnya sambil menangi dan meremas amplop surat dari ibunya itu
"bulek sudah menghubungi mu Audi, tapi tidak bisa. Maaf kan bulek" jawabnya membuat Audi mengecek sakunya, dan benar ponselnya tidak ada di saku. Ia ingat menolong anak tadi, mungkin ponselnya terjatuh
"Audi belum siap kehilangan ibu"
"Audi capek"
"Audi-" racaunya terhenti karena ia pingsan, dan langsung di bopong oleh tetangganya
❤
Gimana??
Ngebosenin ya kayaknya hehe
Aku gak bisa bikin cerita yang ngena banget nihKalo yang baca suka aku bakal semangat update nya😇
Jangan lupa vote ya=)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's (TAMAT)
Fiksi RemajaFOLLOW SEBELUM BACA! _________ Kehidupannya berubah saat keluarga kandungnya datang untuk membawanya, merasa bahagia saat disayngi oleh semua keluarganya. Namun dia harus terluka saat pertama kalinya mengenal kata 'cinta' dalam hidupnya