Setelah makan malam, Audi pamit untuk kembali pulang
"Yuk gue anter" mendengar tawaran dari Devan, Audi langsung menggeleng, itu tidak mungkin. Ia tidak enak dengan Nafa
"Audi pulang sendiri aja kak, nggak apa apa kok"
"Biar Devan yang mengantarmu, lagi pula ini sudah malam" saut Samuel
"Nggak apa apa om, Audi bisa naik taksi" tolak Audi halus seraya tersenyum
"Devan, kamu antar aja Audi" giliran Nafa yang bersuara, ia tau gerak gerik Audi bahwa Audi tak enak dengannya
"Eh nggak_"
"Udah nggak apa apa" ucap Nafa lembut memotong ucapan Audi
"Tapi kak Nafa nanti disini sendiri"
"Aku nggak sendirian kok, kan ada Papa nya Devan. Jadi biar Devan antar kamu pulang"
Akhirnya Audi menyetujui diantar oleh Devan, dimobil Audi hanya diam
"Audi" mendengar Devan memanggil namanya, Audi menoleh menatap Devan yang sedang menyetir
"Menurut lo gimana kalo gue sama Nafa, apa lo setuju?"
"Kak Nafa baik kok cocok sama kak Devan, Audi setuju aja kak Nafa sama kak Devan" jawab Audi seadanya, Nafa memang baik, lemah lembut dan juga ramah
"Terus nanti lo sama siapa?"
"Maksudnya kak Devan?" Audi mengernyit bingung menatap Devan
"Udah bukan apa apa, lupain aja" ucap Devan yang langsung diangguki oleh Audi
Setelah sampai dimansion, Audi segera turun tak lupa berterima kasih kepada Devan
"Hati hati kak" ucap Audi yang diacungi jempol oleh Devan
Audi menatap mobil Devan yang semakin menjauh, ia nyaman bersama Devan, ia menganggap Devan kakaknya sendiri tapi kenapa ada rasa berat hati untuk pergi jauh dari Devan
Devan yang berada didalam mobil memperhatikan Audi melalui kaca mobil, ia tersenyum simpul melihat Audi yang masih menatap kepergianya
"Kok nggak masuk?" Audi menoleh kebelakang melihat Dion yang saat ini berdiri di belakangnya
"Iya ini Audi mau masuk"
"Audi suka sama Kak Devan?" pertanyaan dari Dion membuat langkah Audi terhenti
"Nggak lah kak, Audi nganggep kak Devan itu kakak Audi juga"
"Tapi cara kamu mandang Kak Devan itu beda" mendengar perkataan Dion, Audi hanya bisa diam. Ia juga tak tahu bagaimana dengan hatinya saat ini
"Pulang sendiri?" keduanya berhanti dan menatap Edric yang sedang duduk disofa
"Enggak kok kak, Audi tadi dianter sama kak Devan" jawab Audi tersenyum
"Kalo sama Devan kakak bisa percaya" ucap Edric tersenyum kecil menatap Audi yang saat ini bingung dengan perkataan Edric. Dengan Devan percaya? Lalu kenapa saat Audi dekat dengan Arsen, Edric seolah tak suka
"Yaudah kak Audi ke kamar dulu ya" tanpa menunggu jawaban, Audi berjalan menaiki tangga menuju lantai atas
"Kenapa kak Edric bilang gitu?" Tanya Dion sedangkan Edric mengangkat alisnya sebelah kemudian berlalu meninggalkan Dion
"Selalu saja begitu" Dion menggerutu sambil berjalan menuju kamarnya
Dikamar
Audi masih memikirkan ucapan Edric dan apa Audi suka sama Devan? Audi menggelengkan kepalanya, tidak dia hanya menganggap Devan kakaknya ya Devan adalah kakak baginya.
Audi membuka ponselnya ternyata leon sudah banyak mengirimkan pesan, ya akhir akhir ini Audi memang berhubungan dengan Leon tapi hanya sebatas teman. Audi tahu bahwa leon mencintainya tapi Leon juga faham hati Audi bukan untuk Leon, ponsel Audi berdering dan ternyata Leon menelvonya. Audi segera mengangkat telvon itu'Kenapa Leon?
'..'
'Audi baru pulang dari rumah kak Devan'
'...'
'Enggak, kak Devan itu juga kakak buat Audi'
Audi terus berbicara dengan Leon yang ada diseberang sana
Dilain tempat saat ini Devan sedang duduk bersama Nafa di teras rumahnya
"Audi baik ya Dev" celetuk Nafa membuat Devan langsung menoleh
"Iya dia baik juga lucu, aku nyaman kalo sama dia. Dia udah aku anggep adik aku sendiri"
"Apa kamu yakin nggak ada rasa lebih buat Audi?" tanya Nafa lagi membuat Devan seketika menggenggam tangan Nafa
"Kamu pacar aku Nafa, dan pasti aku cinta nya sama kamu"
"Tapi nggak nutup kemungkinan kalo kamu cinta sama Audi Dev, aku nggak apa apa kalo Audi orangnya"
"Nafa please jangan bahas ini, Audi adik buat aku ngerti?"
Nafa mengangguk seraya tersenyum
"Apa kamu yakin hatimu sepenuhnya buat aku?" Devan terdiam kemudian ia mengangguk ragu? Entahlah kadang Devan juga berfikir apa ia mencintai Audi? Atau memang hanya menganggap Audi adiknya? Tidak pacarnya adalah Nafa dan dia akan selalu menyayangi Nafa, dia tidak akan menghianati NafaPagi ini Audi telah berada disekolah bersama Citra dan lainya, karena besok malam adalah acara perpisahan, ia latihan penuh hari ini bersama teman temannya
"Pagi para bidadari" baik Audi maupun Citra sama sama menoleh menatap Fito yang saat ini baru datang di ruang musik
"Gue bukan bidadari" celetuk Riko santai
"Sama gue juga bukan" Glen mendukung ucapan Riko, membuat Fito mencebik kesal
"Siapa yang nyapa lo? Gue kan nyapa Audi sama Citra"
"Bodo amat, kan lo nggak bilang. Sedangkan disini itu ada laki lakinya juga" jawab Riko dengan sewot
"Heh kok lo malah sewot" Fito tambah nyolot menyahuti ucapan Riko
"Oh lo nantang gue sini maju" Riko seolah olah mengambil ancang ancang
"Eeeiittsss kok malah pada ribut sih, bukannya latihan. Acaranya itu besok malam inget" kini Citra bersuara
"Kok lo natap ke gue doang? Yang mulai kan Riko" kata Fito tak terima saat dirinya ditatap tajam oleh Citra
"Tapi lo itu juga datangnya telat, lihat nih jam berapa?"
"Iya iya maaf, kan gue ke kelas dulu buat piket hari ini"
"Kuy latihan"
Mereka pun mulai berlatih, Audi bernyanyi dengan sangat merdu. Sama halnya Citra yang membaca puisi nya dengan penghayatan. Jika membuat band mereka sangat cocok
S
K
I
PSaat ini mereka sedang berada dikantin, setelah latihan mereka memutuskan untuk pergi ke kantin walaupun belum ada bel istirahat
"Kak, Audi ke toilet dulu ya" ucap Audi yang telah berdiri
"Mau ngapain?" tanya Fito yang mendapat jitakan dari Citra
"Bego lo kok makin jadi sih Fit" ucap Citra sebal, temanya satu ini memang bisa membuatnya darah tinggi
"Tau tu, otak dari dulu nggak pernah beres" saut Riko
"Mau gue temenin nggak di?" tanya Citra menatap Audi
"Nggak usah kak, Audi sendiri aja. Lagian kan makanannya kak Citra masih"
"Yaudah, kita tunggu disini. Habis itu kita ke ruang musik" Audi mengangguk saja mendengar perkataan Citra
Ia berjalan dengan santai menyusuri koridor yang sepi, karena pasti semuanya masih jam pelajaran, ia bersenandung kecil seraya melangkahkan kakinya menuju toilet
"Audi" seseorang memanggilnya membuat Audi menghentikan langkahnya,dengan perlahan Audi menoleh kebelakang dan ia terdiam saat tahu siapa yang memanggilnya
"Kak Arsen" ucap Audi pelan menatap Arsen yang juga menatap dirinya dengan
tatapan sendu❤❤
Selamat membaca
Jangan lupa vote⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's (TAMAT)
Fiksi RemajaFOLLOW SEBELUM BACA! _________ Kehidupannya berubah saat keluarga kandungnya datang untuk membawanya, merasa bahagia saat disayngi oleh semua keluarganya. Namun dia harus terluka saat pertama kalinya mengenal kata 'cinta' dalam hidupnya