Tak terasa sudah hari ketiga Melvin melaksanakan Ujian, Lusa Audi berangkat ke sekolah seperti biasa, Arsen? Entah ia tidak ada kabar sama sekali bahkan Kontak Audi di blokir oleh Arsen namun Audi tak terlalu memikirkan hal itu karena ia sudah berjanji akan melupakan Arsen, selama tiga hari ini pula Audi hanya diam di mansion, seperti saat ini ia tengah berada dikamarnya bergelut dengan aplikasi instagramnya
"Audi"
"Ah ada apa kak?" Audi menoleh kearah Dion yang baru saja memasuki kamar Audi dan memanggilnya
"Ngapain? Nggak bosen?" tanya Dion seraya duduk di dekat Audi
"Audi sebenernya bosen kak" balas Audi dengan lesu
"Kak, anterin Audi ke makam Ibu ya" lanjutnya dengan nada memohon"Tapi izin sama Bunda dulu"
"Iya, nanti Audi izin Bunda. Yuk kak" Audi menarik tangan Dion sedangkan Dion hanya pasrah saja di tarik oleh Audi
"BUNDAA" Teriak Audi sambil menuruni anak tangga dan masih menarik tangan Dion
"Kenapa, Audi kok teriak teriak" ucap Andini lembut
"Audi mau kemakam Ibu sama kak Dion, boleh ya Bun" Andini menghela nafas pelan, jika hal ini
Ia tak mungkin melarang putrinya untuk pergi"Iya Bunda izinkan" Audi memekik riang
"Eits tapi inget jangan pulang terlambat dan satu lagi buat Dion jaga Audi ya" Dion membalasnya dengan anggukan"Siap Bunda pasti Dion bakal jaga Audi" setelah mengucapkan itu, keduanya berpamitan dengan Andini kemudian berjalan keluar menuju mobil yang sudah terparkir di depan
"Kak sebenarnya kak Devan itu baik loh" celetuk Audi saat mereka sudah setengah jalan, Dion hanya diam menunggu Audi melanjutkan kalimatnya
"Audi kasihan deh sama Kak Devan, sebenernya Kak Devan itu saudara tiri nya kak Arsen, katanya mama Kak Arsen itu ngerebut Papa kak Devan sampai mama nya kak Devan meninggal, kasihan kan kak?" Dion tersenyum kemudian mengangguk mengiyakan perkataan Audi
"Kak berhentinya di toko bunga yang deket makam aja ya"
Dion pun memberhentikan mobilnya di tempat yang Audi maksud, Audi membeli bunga lily kesukaan ibunya kemudian keduanya jalan kaki menuju pemakaman umum yang letaknya dekat dengan toko bunga itu
Audi menatap nisan itu kemudian tersenyum, terbesit rasa rindu dihatinya kepada ibunya, ibu yang mati matian membiayai sekolahnya dulu
Ia berjongkok dan berdoa"Audi, kakak beli minuman dulu ya? Kamu nggak apa apa ditinggal?" tanya Dion meminta izin kepada Audi
"Nggak apa apa kok kak, Audi nunggu disini aja" setelah mendengar jawaban Audi, Dion segera beranjak menuju toko sebrang untuk membeli minuman
"Udah gue duga lo disini" Audi menoleh kebelakang mendengar suara yang mengagetkannya, ternyata disana berdiri Devan yang masih mengenakan seragam sekolahnya
"Kak Devan kok kesini?" tanya Audi bingung
"Kan Mama gue juga di kubur di sini"
"Eh iya Audi lupa hehe maaf ya kak" balas Audi dengan cengengesan membuat Devan tersenyum geli
"duduk disitu yuk" Devan menunjuk kursi panjang yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini, Audi hanya mengangguk kemudian berdiri dan berjalan beriringan menuju kursi panjang itu
"Papa gue bangkrut" Audi terkejut dengan perkataan Devan barusan, apa kakak nya yang melakukannya?
"Maaf ya kak, gara gara Audi-""Enggak, bukan salah lo. Justru gue terima kasih gara gara masalah ini Papa gue kembali, sekarang Papa tinggal sama gue di apartemen dan Papa juga udah cerai sama wanita itu" kata Devan memotong ucapan Audi
"Wahh Audi seneng kalo kak Devan bahagia" balas Audi antusias
"Iyaa" saut Devan mengacak rambut Audi gemas namun tiba tiba Audi di tarik oleh seseorang untuk menjauh dari Devan
"Kak Dion" Audi terkejut dengan Dion yang tiba tiba menarik nya
"Ngapain lo" ucap Dion ketus menatap Devan yang hanya diam
"Kak, kak Devan itu orang baik" Audi mengguncang lengan Dion agar Dion menoleh kearahnya
"Enggak, jangan mudah percaya Audi, bisa saja dia sama kayak Arsen-"
"KAK DEVAN SAMA KAK ARSEN ITU BEDA" Dion maupun Devan sama sama terkejut mendengar teriakan Audi, karena baru kali ini Audi berteriak seperti itu. Kemudian keduanya menoleh menatap Audi yang telah menunduk
"Maaf, Audi cuma benci denger nama Kak Arsen" ucap Audi pelan, membuat Dion merasa bersalah seharusnya ia tak berkata seperti itu
"Maafkan kakak princces" Dion langsung menarik Audi kedalam dekapannya, Devan masih diam menatap kakak beradik itu
"Iya, tapi kak Dion harus bersikap baik sama kak Devan" balas Audi yang diangguki pasrah oleh Dion
"Iya iya" Audi melepas pelukannya kemudian menatap Devan tersenyum
"Kak Devan nggak usah takut ya, kak Dion udah baik" ucap Audi tersenyum manis
'Kan aku yang adek kelas, harusnya Aku yang dibilangin gitu' batin Dion
"Iya, yaudah gue balik duluan" Dion dan Audi sama sama mengangguk dan tersenyum menatap Devan yang semakin jauh
"Kita juga pulang" Audi mengangguk mengikuti Dion dari belakang menuju mobil
Sedangkan Arsen saat ini berada di rumah sakit tempat dimana Rea dirawat
"Sebenernya apa yang terjadi Sen sama kamu?" Tanya Rea yang saat ini terlihat lebih kurus, wajahnya pucat dan terlihat lemas
"Mama aku cerai, sekarang kita tinggal di rumah aku yang dulu" Rea terkejut mendengar penuturan Arsen
"Papa bangkrut, dan Mama ninggalin papa" lanjutnya membuat Rea semakin terkejut"Terus kenapa kamu nggak pernah pulang?" tanya Rea karena Arsen selalu berada di Rumah sakit, di sana juga ada baju baju Arsen
"Aku kecewa sama Mama, aku malu Rea" Rea semakin penasaran, banyak juga yang ia lewatkan akhir akhir ini
"Mama dia sebenernya ngerebut Papa samuel dari ibunya Devan, Mama ku perusak rumah tangga orang Rea, aku bener bener ngerasa bersalah sama Devan ternyata itu alasan Devan benci sama aku. Mama baru nyeritain yang sebenernya saat hari dimana aku dan Mama pergi ninggalin Papa, aku bener bener kecewa Rea, Aku malu. Aku udah Coba ketemu sama Devan, tapi nggak berhasil" lanjut Arsen dengan menunduk, kenapa hidupnya seperti ini?
"Pulang Sen, aku nggak mau kamu jadi anak durhaka. Bagaimana pun Tante Astrid itu mama kamu, orang yang ngebesarin kamu. Aku bakal bantu kamu buat bicara sama Devan" ucap Rea tersenyum meyakinkan Arsen kemudian Arsen memeluk Rea erat
'Aku salah karena menghianati perempuan sebaik kamu Rea, dan aku juga nyesel udah nyakitin hati Audi, perempuan yang bener bener cinta sama aku' batin Arsen
Dibalik pintu, Mama Rea tersenyum simpul melihat Rea dan Arsen, ia berharap semoga keduanya selalu bersama tapi ia ingat bahwa Rea tak mungkin bertahan selama itu. Jika bukan Rea, semoga Arsen mendapat jodoh dan pasangan yang baik
❤❤
Selamat malam:)
Langsung Up dua nih hehe😁Nanti up agak lama ya, lagi nggak enak badan soalnya🙏
Doain dong biar cepet sembuh😂Sayang kalian semua wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA! _________ Kehidupannya berubah saat keluarga kandungnya datang untuk membawanya, merasa bahagia saat disayngi oleh semua keluarganya. Namun dia harus terluka saat pertama kalinya mengenal kata 'cinta' dalam hidupnya