perihal ini dan itu

237 16 0
                                    

Sekitar jam satu malam.
Aku tiba-tiba benci kipas angin.
Suara desingnya meracaukan kekhusyukan.

Pun disela bawah pintu kamar,
ada intipan cahaya lampu dari ruangan tengah yang membawa iringan perkataan,
"Hanya perihal itu, imanmu sudah goyah. Dasar pecundang!"

Buat apa aku peduli?
Hanya perihal cahaya lampu.
Cihhh, tidak ada urusannya denganku.
Lagian,
apakah hanya dengan itu aku dibilang sudah tidak cinta dan munafik? Atau tidak berkorban lagi sepenuhnya?

"Tapi hatimu ragu.
Perihal menetap dan berpindah saja kamu masih belum tahu.
Perihal berdiri dan pergi saja, kamu masih abu-abu.
Dasar lemah, perihal ini dan itu saja masih belum beres dikepalamu".

Dasar cahaya sialan, umpat jariku saat menulis.
Aku tetap khusyuk.



Jika Kau Tidak KeberatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang