#1
Putus sudah perbincangan dua orang pembawa acara di radio tua yang tetap saja berbicara perihal cinta anak cucu mereka dibandingkan dengan kisah cinta mereka sejak zaman penjajahan koloni#2
Putus sudah pendengaran seorang lelaki yang sejak bangun tidur mendengar percakapan itu tanpa jeda makan, minum, mencuci sepatu, merokok, dan membereskan pakaian kotor#3
Baterainya habis#4
Dikeruknya saku celana yang kian hari kian terasa dalam dan dalam sekali.
Perkiraanku saku celana itu sampai ke mata kakinya yang pandai menilai orang lain tapi tidak bisa melihat bentuknya sendiri#5
Desis angin,
kesejukan yang meloloskan diri dari celah ventilasi,
kain gorden yang tidak tertutup rapi,
sekelebat bayangan dari luar.
Astaga! Setan!#6
Ia menemukan baterai itu di telapak kakinya yang kasar dan keras.
Aisshh, masih kurang satu baterai lagi rupanya.
Ia kembali merogoh#7
Pintu kamar terbuka
Angin bergerak dengan kencang
Terdengar suara ketawa dari luar sana
Bulu kuduk berdiri: beberapa ada yang tegang#8
"Ini baterainya. Aku akan menemanimu mendengar percakapan tua di radio tua" kata setan itu sambil tertawa#9
"Dengan satu syarat" pintaku
"Apa?" tanyanya
"Jangan ketawa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Kau Tidak Keberatan
Ngẫu nhiênisinya tentang kamu saja. kamu yang terlewati. kamu yang sedang bersamaku. dan kita kedepannya.