Tidak pernah ada pagi dan petang. Selisih itu hanya jarak yang kelaparan. Semua musim adalah kemarau. Payung dan hujan hanya mitos. Rindu tetap bisa membasahiku. Dan tubuhku tetap menyerah pada bahasa pisah.
Beri aku kecupan untuk menghentikan tulisan ini. Atau akan kau temui kata yang lebih ganas dari cinta seorang pelaut pada ombak yang menggulung, bergerak ke bibir pantai, menghantam karang dan marah.
Jalanan panjang hanyalah tubuh yang kaku. Tidak memendek dan memanjang. Tidak membantu dan hanya menjadi pajangan. Ditepinya ada aku. Gelandangan yang meringkuk menahan lapar. Sedang kau adalah hari esok dengan sebotol susu dan sepotog kue kering. Aku tidak berjanji akan bertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Kau Tidak Keberatan
Randomisinya tentang kamu saja. kamu yang terlewati. kamu yang sedang bersamaku. dan kita kedepannya.