|•••|
Selimut yang bersimpah darah milik Seojin Langsung dicuci lalu diganti dengan selimut yang baru untuk ditaruh dikamar Seojin. Taehyung menatap lekat gadis Psyco yang masih pingsan didepannya.
"Untung ga kena urat nadi, Untung juga gue pernah masuk sekolah kedokteran meski cuma 2 semester" gumam Taehyung sambil menatap pergelangan tangan gadis itu yang sudah ia jahit karna luka goresan yang cukup dalam sehingga membuat banyak darah keluar dari lukanya itu.
"Eunghhhh.." Seojin menggeliat dan mulai sadarkan diri, mungkin tangannya akan sedikit linu saat digerakkan. Taehyung segera menghampirinya begitu gadis itu membuka mata.
"Syukurlah" ucap Taehyung
"L l lo--"
"Sttt, jangan banyak bicara ku mohon. Berisitirahatlah lagi, ingat ya jika kamu ingin menceritakan keluh kesah mu maka aku bersedia mendengarkan nya. Hanya butuh sedikit waktu saja untuk membuat mu siap menceritakan semua keluh kesah mu" ucap Taehyung
"Gue benci sama Lo"
Taehyung terkejut mendengar kalimat gadis itu, mengapa tiba-tiba Seojin mengatakan hal itu? Sebenarnya apa yang telah terjadi pada kehidupan gadis itu? Membunuh seluruh anggota keluarga nya lalu hendak bunuh diri dan sekarang mengatakan bahwa ia membenci Taehyung.
"Kenapa?" Tanya Taehyung
"Lo terlalu buang waktu, seharusnya Lo ga nyelametin hidup gue, dasar bodoh"
"Aku tidak membuang-buang waktu, aku hanya ingin melihat dirimu kembali menjadi gadis normal"
"Maksud Lo gue ga normal?"
"Terserah kamu menganggapnya apa, hanya saja kamu adalah gadis dengan sikap yang melenceng dari batas normal. Ya sudah, beristirahatlah. Jika lapar, ada makanan untuk mu diatas nakas" ucap Taehyung lalu melenggang pergi meninggalkan Seojin didalam kamar. Tak lupa kamar itu pun dikunci seperti biasanya, tentu agar pasien tidak kabur dari kamarnya.
Taehyung kembali keruangan nya, dan ternyata didalam ruangan milik Taehyung sudah ada Jimin yang duduk ganteng diatas kursi miliknya. Jimin melihat Taehyung yang baru saja datang dengan senyuman.
"Gue ada informasi mengejutkan tentang gadis Psyco itu" ucap Jimin
"Apa?"
"Gue yakin Lo bakal terkejut mendengar ini"
"Ya udah buruan kasih tau"
"Gadis Psyco itu adalah pemilik saham sah perusahaan SJ Group. Pengacara Seojin datang kesini beberapa menit lalu untuk menanyakan kabarnya, katanya begitu keluar dari sini, Seojin akan Langsung mengambil alih perusahaan"
"Lalu?"
"Janganlah bodoh Taehyung. Kalau Lo berhasil merubah Seojin menjadi gadis normal maka Lo bisa dibayar lebih besar dari gaji Lo di RSJ ini"
"Begitu ya?"
"Iya, terlebih jika Lo bisa ngambil hati si Seojin lalu menikah dengan nya. Terbayang bukan jika Lo bakal jadi orang kaya dadakan?"
"Hei_- gue ga berminat menikah dengan orang gila"
"Setelah keluar dari sini, Seojin mana mungkin orang gila maupun Psyco. Itu pun kalau Lo berhasil nyembuhin dia"
"Ga peduli, meski dia udah bukan lagi orang gila atau Psyco, gue tetep ga berminat menikah sama dia. walaupun gue juga ditawarkan diberi ratusan miliar!"
"Apa karena gadis itu? Lo masih mencari gadis yang lo sebut cinta pertama Lo itu ya?"
"Hooh"
"Kalau ga ketemu gimana?"
"Ketemu, gue dapet informasi kalau gadis itu tinggal diseoul. Makanya gue balik kesini"
"Oh gitu"
"Iya"
"Semoga cepet bertemu dia lagi ya"
"Iya, cuma dia yang bisa membuat mamah gue kembali bangun dari komanya"
•••
Tengah malam tiba, Taehyung yang berjalan melewati taman RSJ tidak sengaja melihat kearah jendela kamar Seojin, sang pemilik kamar ternyata sedang berdiri bersandar dijendela.
Segera Taehyung berinisiatif untuk mengeceknya, Setelah sampai dikamar Seojin, Taehyung tanpa basa-basi langsung duduk dikursi yang biasa gadis itu duduki. Taehyung menatap gadis yang berdiri sambil memejamkan mata didepannya.
"Kalau ngantuk ya tidur, jangan berdiri terus" tegur Taehyung hingga membuat Seojin membuka matanya.
"Ngapain disini?" Tanya Seojin, namun dengan nada yang biasa saja. Tidak jutek maupun sinis. Taehyung dibuat terheran-heran jadinya.
"Kamu tidak tidur?"
"Apa penting gue jawab?"
"Engga, hanya saja jangan tidur kemalaman. Tidak baik untuk kesehatan, tubuhmu itu tidak sekuat Captain Marvel maupun Hulk tau"
"Berhenti sok peduli"
"Tidak mungkin aku bersikap sok peduli padamu. Sudah menjadi tugasku untuk memberimu perhatian lebih ketika kamu sedang benar-benar membutuhkan nya"
Seojin hanya diam mendengarkannya. Taehyung pun bangkit lalu menyamakan tinggi nya dengan Seojin. "Tidurlah Sekarang, selamat malam" ucap Taehyung lalu melangkah pergi. Namun seketika Seojin menahan lengannya.
Taehyung terkejut lalu menoleh pada Seojin. "G g g gue bukan Psyco seperti yang Lo lihat"
|•••|