|•••|
Crat!
Cipratan darah yang keluar dari bahu Seojin benar-benar membuat Seojin terkejut setengah hidup. Dirinya mencoba untuk tidak merintih kesakitan karna luka goresan dari belati yang Jennie lempar.
"Wah sakit ya?" Tanya Jennie dengan nada mengejek, Seojin langsung menatapnya sinis. Percuma saja mencoba melunakkan hati Jennie, gadis didepannya itu benar-benar memiliki hari sekeras batu.
"Jangan sentuh aku!" Ucap Seojin ketika Jennie menyentuh dagunya untuk mendongakkan kepalanya itu agar Jennie dapat melihat manik mata Seojin.
"Kenapa manik mata itu tidak bergetar Seojin? Lo udah ga takut ya sama gue"
"Aku ga takut lagi sama kamu Jen. Kamu sebenarnya cuma cewek lemah sama kaya aku cuma kamu lebih handal dalam memainkan semua alat-alat itu" ucap Seojin
"Wah wah, lancang ya Lo"
Plak!
Tamparan dari Jennie pun tidak bisa dihentikan. Bekas tamparan dari Jennie begitu terlihat pada pipi mulus milik Seojin, Seojin benar-benar tidak mampu menahan perihnya tamparan itu sehingga Seojin meneteskan air matanya.
"Oh jadi lo bakal nangis kalau ditampar ya?"
Plak!
Lalu Jennie menampar lagi sisi lain pipi Seojin. Kini kedua sisi pipi Seojin berubah menjadi merah karna tamparan Jennie yang begitu keras.
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
"Lawan gue Seojin! Lawan kalau Lo memang lebih kuat dari gue hahaha" jiwa puas seorang Jennie pun perlahan muncul. Jennie begitu puas menyiksa sepupu 'tersayangnya' itu.
"Aku ga akan balas kamu Jen. Kamu itu sama lemahnya denganku! Jika aku membalas mu maka kamu bisa mati ditangan ku!"
"Lancang lagi ya Lo!"
Plak!
Seojin pun menyeringai Setelah kembali mendapat tamparan dari Jennie. Dari dalam lubuk hati Seojin, sebenarnya ia benar-benar kesal dengan gadis didepannya. Rasanya Seojin ingin membunuh gadis didepan nya ini dengan cutter.
"Jen, dengerin aku ya. Kita ini sama, sama-sama lemah. Jangan coba ancam aku dengan apapun, kamu tidak akan berani membunuh ku dan aku tidak takut dengan ancamanmu"
"Kata siapa gue ga berani membunuh Lo?!"
"Kata aku tentu saja. Barusan aku mengatakan nya"
"Sialan Lo!"
Jennie langsung mengambil pisau dari atas meja troller tadi, Jennie memasang smirknya didepan wajah Seojin lalu menunjukkan pisau itu didepan mata Seojin.
Seojin mencoba untuk tidak takut dengan pisau yang Jennie pegang.
Srat!
Seketika Jennie menggores lengan Seojin, terdapat luka dalam Setelah nya hingga darah langsung keluar begitu banyak.
"Akh!" Seojin merintih, menahan perih dipipi karna tadi ditampar Jenni benar-benar sulit lalu menahan sakitnya luka goresan dibahu karena terkena belati yang Jennie lempar dan ditambah kini menahan luka goresan yang cukup dalam pada lengannya. Wajar jika akhirnya dia merintih.
"Sakit ya? Ini baru permulaan" ucap Jennie lalu melempar pisau itu kesembarang arah, seperti ia melempar belati.
Lalu setelah nya Jennie mengambil katana dan pedang, mungkin itu benda yang sama namun dengan bentuk berbeda. Jennie langsung menyilangkan katana dan pedang tepat didepan leher Seojin.
Seojin melihat kedua benda tajam itu begitu mengkilat. Dan mungkin sangat tajam.
"Akh!" Dan akhirnya katana berhasil menyentuh leher Seojin dan menyisakan goresan kecil.
"Eh jangan ini deh buat bunuh Lo nya. Terlalu singkat dalam membunuh kalau pake katana" ucap Jennie sambil melempar pedang dan katana itu kesembarang arah.
Lalu Jennie kembali mengambil alat lainnya, ah bukan. Bukan alat yang Jennie ambil tapi segelas cairan sianida.
"Mau coba ini?" Tanya Jennie sambil menyodorkan gelas berisi sianida itu didepan wajah Seojin. Dan Seojin menggeleng.
Jennie memasang wajah kecewanya lalu menyimpan kembali gelas berisi sianida tadi. Dan akhirnya Jennie mengangkat alat terakhirnya. Pistol.
"Kayanya alat ini adalah alat terbaik untuk membunuh" gumam Jennie sambil menatap pistolnya itu dan seketika Jennie menodong Seojin dengan pistol.
"Berhitung lah Seojin" ucap Jennie. Seojin akhirnya pasrah, mungkin kali ini dia tidak selamat. Mungkin sudah waktunya ia mengucap selamat tinggal pada dunia. Seojin pun menutup matanya.
"Tiga.." hitungan pun dimulai oleh Seojin.
"Dua.." lalu dilanjutkan dengan Jennie
"Sa--"
"YOOJI HENTIKAN!"
|•••|