Dua Belas

5.8K 635 36
                                    

Enjoy.

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah setelah membaca.
Terimakasih.

*MARKHYUCK*

Sama seperti pagi - pagi setelah Mark menemui Haechan. Pria itu hanya diam. Menatap kosong ke depan tanpa mau mengeluarkan suara. Ia hanya diam, membuka mulut saat makan dan tertidur saat waktunya tidur. Tak ada rona semangat di wajahnya. Mark seperti manekin hidup. Diajak berbicara pun dia hanya diam. Diam lalu disusul matanya yang tiba - tiba berkaca - kaca.

Seperti itulah Mark akhir - akhir ini selama di rumah sakit.

Sebagai seorang adik, Jisung yang melihat kakaknya seperti itu merasa prihatin. Maka dari itu, hari ini Jisung berinisiatif mengajak kakaknya jalan - jalan di halaman rumah sakit. Sekedar mencari angin dan berjemur agar kondisi kakaknya cepat pulih.

Jisung mendorong kursi roda kakaknya dengan pelan. Sekali - kali melirik ke arah kakaknya yang hanya diam tanpa mau mengeluarkan suara seperti biasanya.

Mark menatap kosong ke depan. Seakan tak tertarik dengan perjalanan mereka menuju halaman rumah sakit. Tak ada sirat cahaya di matanya yang berwarna cokelat terang itu. Yang ada hanya sebuah kesedihan yang amat sangat mendalam.

Saat tiba disana, Jisung berjongkok di depan Mark yang masih tak menyadari kehadiran Jisung. Dan mungkin Mark juga tak menyadari jika sedari tadi dia tidak lagi di kamar rawat.

Tatapannya benar - benar kosong. Itulah yang Jisung lihat dari sorot mata kakaknya.

Tangan Jisung bergerak untuk menahan kursi roda kakaknya agar tak bergerak.

"Hyung, " panggilnya

Jisung memanggil kakaknya dengan suara pelan dan lembut. Akan tetapi Mark masih berada di dunianya yang gelap hingga tak mengidahkan panggilan Jisung.

"Mark hyung, "

Jisung memanggil Mark sekali lagi dan kali ini berhasil membuat Mark menatap kearahnya.

Mark melihat ke arah Jisung dengan tatapan sendunya.

Jisung tersenyum tipis melihat Mark akhirnya mendengar panggilannya.

Hanya sedikit respon itu pun sudah membuat Jisung bahagia. Mark mendengarnya.

"Hyung ingat. Dulu appa pernah berkata, saat kita merasa sedih dan merasa amat terpuruk, tutup matamu dan rasakan jika Tuhan masih ada bersamamu. Pada saat itu, kita akan merasa bahwa kita tidak sendiri. Tuhan masih bersama dengan kita, "

Jisung bercerita sambil mengingat kilasan ceritanya bersama dengan sang ayah saat masih ada. Saat mereka masih bisa bermain bersama. Saat Taeyong mengomel karena tingkah ketiga pria yang ada di rumahnya.

Mengingat kenangan itu membuat Jisung terbawa perasaan sedih. Ia merindukan ayahnya yang dulu senang mengendongnya di belakang punggungnya.

"Aku ingat. Dulu, hyung suka sekali bermain dengan appa sampai - sampai membuatku cemburu. Appa lebih memperhatikanmu daripada aku, "

Jisung cemberut dengan masih menatap kakaknya sendu. Ia berusaha menghibur kakaknya dengan bercerita mengenang kembali ayah mereka. Tapi melihat Mark yang hanya diam membuatnya ikut terbawa perasaan sedih.

Jisung memeluk Mark. Ia menepuk - nepuk punggung kakaknya. Ia mencoba mati - matian menahan airmata yang menyeruak ingin keluar.

Mark tersadar. Ia menggerakkan tangannya untuk balik memeluk Jisung. Adiknya yang sangat ia sayangi. Adiknya yang sangat patuh terhadapnya. Bahkan, Jisung lebih takut padanya dari pada ibu mereka. Jisung bilang, Mark mirip ayah mereka yang semua kata - katanya tidak bisa diganggu gugat.

BE WITH YOU | MARKHYUCK (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang