Dua Puluh Empat

5.4K 540 87
                                    

Enjoy.

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah setelah membaca.
Terimakasih.

*MARKHYUCK*



Malam semakin larut. Direktur utama sekaligus menantu dari pemilik perusahaan terbesar di Korea tersebut masih berada di ruang kerjanya. Setelah mendengar percakapan Hyunjin di parkiran tadi. Niatnya untuk menemui Jaemin dan menegaskan semuanya sirna.

Percakapan Hyunjin dan ayah mertuanya sudah menjadi bukti kuat jika rekaman itu memang benar. Mertuanya lah dalang dibalik perpisahan Mark dan Jaemin, mertuanya lah dalang dibalik manipulasi perjodohannya dengan Haechan.

Pikiran Mark kalut. Sedari siang ia hanya berdiam diri di kursinya sambil menelungkupkan kepalanya di atas meja. Matanya sembab akibat menangis. Padahal, Mark tak tahu ia menangisi apa. Yang Mark pikirkan hanya Haechan.

Ya Haechan.

Mark harus pulang dan menyelesaikan semua permainan ini.

Dengan terburu - buru, Mark melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerjanya. Lalu memacu mobilnya cepat keluar dari parkiran kantor.

*MARKHYUCK*

Haechan berdiri gelisah di depan pintu rumah. Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari tapi Mark belum juga pulang. Pikiran Haechan sudah berkelana kemana - mana.

Apakah Mark bertemu dengan Jaemin lagi ?

Haechan tak bisa untuk tidak memikirkannya. Ia sangat resah menunggu kedatangan Mark. Seharusnya Haechan mengatakan jika Jaemin adalah sahabatnya. Tak ada gunanya Haechan menunggu Mark berkata jujur walau dirinya menginginkan Mark mengakui semuanya.

Haechan serba salah. Ia resah tanpa alasan saat Mark tak kunjung pulang. Padahal, disini yang harusnya marah itu Haechan. Harusnya Haechan tidak mengkhawatirkan Mark.

Tak lama, sorot lampu mobil mendekat ke arah pagar. Haechan langsung berlari untuk membukakan pintu pagar rumahnya melihat mobil Mark berada di depan.

Tepat saat itu, Mark pun keluar dari mobilnya. Mereka sama - sama terdiam dalam pikirannya masing - masing. Mark menatap Haechan dengan perasaan campur aduk. Sedangkan Haechan menatap Mark dengan tatapan terluka.

"Apa benar kamu pergi dengan Jaemin lagi, Mark ?" Gumamnya dalam hati

"Katakan ya dan kamu berjanji tidak akan menemui Jaemin lagi maka aku akan memaafkanmu, " lanjut Haechan dalam hati

"Aku akan berusaha tidak pernah mendengar jika kamu tidur dengannya, " lanjutnya Haechan lagi sambil menatap Mark penuh harap

"Haechan -ie, " panggil Mark dengan nada dalam

Haechan memasang raut jika ia mendengarnya panggilan Mark.

"Apa kau tau apa yang sudah abonim lakukan padaku ?" Tanya Mark dengan nada dingin

Haechan mengernyit tak faham. Apa yang Mark maksud ? Bukankah Mark seharusnya mengatakan yang sejujurnya pada Haechan. Kenapa ini malah membawa - bawa nama ayahnya ?

"Apa maksudmu Mark ? Aku tak mengerti, " balas Haechan jujur karena ia bingung dengan pertanyaan Mark

Mark memejamkan matanya. Hembusan nafasnya terdengar berat karena emosinya yang tertahan. Saat dia membuka mata, sorot matanya menajam menatap Haechan.

BE WITH YOU | MARKHYUCK (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang