Dua Puluh Tiga

4.8K 484 24
                                    

Enjoy.

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah setelah membaca.
Terimakasih.

*MARKHYUCK*





Haechan termenung dalam kamarnya. Kejadian kemarin masih terngiang dikepalanya. Sudah sejak kemarin ia dan Mark saling berdiam diri. Tak ada yang berani memulai percakapan. Mark yang bersikap diam karena melihat sikap Haechan padanya.

Bagaimana Haechan bisa berbicara seperti biasa pada Mark setelah mengetahui jika Mark berbohong padanya. Hatinya sakit setiap melihat Mark. Sakit karena ia begitu mencintai orang itu bahkan setelah mengetahui apa yang sudah ia lakukan padanya.

Airmata Haechan luruh. Pria manis itu mengusapnya pelan dengan punggung tangannya.

"Apa kamu benar - benar tidur dengannya, Mark ?" Gumam Haechan perih diiringi isakannya yang mulai terdengar

Haechan menggerakkan tangannya untuk mengelus perutnya. Diliriknya perut ratanya yang berbalut piyama tidur warna pastel itu dengan raut sedih.

"Apa kamu percaya jika ayahmu melakukan itu ?" Tanyanya pada sang jabang bayi yang bahkan belum terbentuk

Haechan menangis tersedu. Cairan bening itu turut jatuh seiring isakannya yang semakin besar.

"Ayah ? Tidak tidak. Bukankah lebih baik kamu memanggilnya daddy ?" Gumam Haechan lagi dengan sedih

"Daddy and mommy, "

"Kamu menyukainya, kan ?"

Haechan menangis mengucapkannya seakan bayinya bisa mendengar semua perkataannya.

"Daddy -mu telah melukai mommy. Karena itu mommy tidak memberitahu keberadaanmu padanya. Apa kamu juga marah pada mommy ?" Gumam Haechan lagi

"Mommy harap kamu mengerti keadaan mommy, baby" sambung Haechan sambil mengulas senyum perihnya

Haechan mengusap airmata yang ada di atas pipinya. Matanya sudah bengkak karena terlalu lama menangis. Manik indah itu memancarkan kesedihan yang mendalam.

"Apa kamu pikir daddy mu akan jujur dan meminta maaf pada mommy ?"

*MARKHYUCK*





Mark tengah sibuk dengan berkas - berkas yang ada di atas mejanya. Dia mencoba untuk tetap fokus walau pikirannya sedang berantakan. Posisinya mengharuskan Mark untuk tetap tegak berdiri walau banyak masalah yang tengah menerpanya.

Mark juga sedang memikirkan bagaimana ia mengatakan yang sejujurnya pada Haechan kalau dia sudah bertemu dengan mantan kekasihnya, Jaemin. Mau tak mau ia harus berbicara jujur pada Haechan tentang pertemuan mereka daripada Haechan mengetahui dari orang lain dan membuat hubungan mereka jadi berantakan.

Bahkan Haechan hari ini terlihat berbeda. Dia sepertinya tahu jika Mark sedang berbohong.

Drtt drrtt ...

Mark tersentak karena bunyi dering dari ponselnya. Diliriknya benda pipih itu yang tergeletak di atas meja kerja.

Mark mendesah saat mengetahui nomor siapa yang menghubunginya. Tak ingin urusannya lebih panjang. Mark memilih mengabaikan telepon tersebut.

BE WITH YOU | MARKHYUCK (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang