prolog

1.2K 107 19
                                    

__
H
A
P
P
Y

|R E A D I N G|


"woi!"

Cewek dengan pakaian piyama tidur bergambar spongebob itu menoleh, menatap lempeng ke arah sumber suara.

Tepat diambang pintu, seorang cowok tinggi ganteng menautkan alisnya kesal.

Pasalnya, cewek yang sedang tiduran di ranjang itu lagi-lagi belum bersiap. Padahal, kali ini Alvaro sengaja datang dua puluh lima menit lebih lambat demi memberikan waktu cewek itu untuk bersiap-siap.

Alvaro berjalan mendekat. Duduk ditepi ranjang, cowok ini berkata, "lo jadi cewek jangan males-males dong! Masa jam segini lo belum mandi juga?"

Mishel hanya memutar bola mata jengah. Dia melihat jam diatas nakas yang menunjukan pukul sepuluh, pagi.

"Keturunan." Mishel menjawab asal. Lagian, memangnya males mandi itu keturunan ya?

"Sejak kapan sejarahnya males mandi itu keturunan? Jadi cewek gak usah bego-bego amat napa!" Cerca Alvaro. "Mandi sekarang ato gue pulang?" Ancamnya, berhasil membuat Mishel berdecak sebal.

"Lo itu gak berpengalaman."

Mishel menunjuk bahu Alvaro berulang kali. Cowok ganteng ini hanya menaikkan sebelah alisnya bingung, tak mengerti maksud dari ucapan sang sahabat.

"Kata profesor dari universitas Harvard, kebanyakan mandi itu justru gak bagus buat kesehatan." Cewek dengan rambut ikal sebahu ini sudah mulai sok tau. "Lo mau gue sakit-sakitan?"

Alvaro menghela napas. Teman dari zaman oroknya itu selalu saja bisa melawannya.

Berulang kali juga Alvaro selalu menasehatinya, tapi tidak mempan. Malah membuat capek hati saja.

"Terserah!" Kesal Alvaro. Dia beranjak dari ranjang king size milik Mishel, hendak pergi. "Gue balik!"

"E-eh!" Mishel dengan cepat menarik lengan Alvaro membuat cowok itu terpaksa berbalik lagi. "Jangan balik! Masa gitu aja lo ngambek, sih? Sensian banget jadi cowok, udah kayak cewek lagi mens aja."

Mishel nyengir. Alvaro mendengus kesal.

"Ogah gue bonceng lo kalo belum mandi. Bau!"

Mishel mengerucutkan bibirnya. Enak saja dia dikatain bau. Walaupun belum mandi dia masih tetap wangi kok. Percaya deh.

Paling asem dikit.

"Ah, elo jahat banget, sih. Gue gak mandi tetep wangi kok." Mishel memelas. Mencoba merayu Alvaro walau tau tidak akan berhasil. Setidaknya, dia sudah usaha. "Ya? Gue laper banget."

Alvaro menghela napas pasrah. "Iya, gue traktir." Dia menatap Mishel tajam. "Tapi, lo harus mandi. Ini penawaran terakhir, kalo gak mau gue cabut."

Mishel berpikir sebentar. Menimang-nimang penawaran yang ditawarkan Alvaro tadi.

Orangtua beserta adiknya masih di Yogyakarta. Karena dinas ayah nya. Jadi, dirumah hanya ada Mishel sendiri.

Yang pasti, sama sekali tidak ada makanan. Soalnya Mishel lagi mager mau masak. Sesekali dia ingin bangun siang juga, mumpung hari libur.

Huh!

Alvaro memang menyebalkan.

Sepertinya dia memang harus memilih opsi pertama yang ditawarkan oleh Alvaro.

Mandi.

"Deal!" Putus Mishel terpaksa akhirnya. Alvaro tersenyum puas.

"Cepetan mandi!" Alvaro menyeret Mishel yang tampak masih ogah-ogahan bangkit dari kasurnya. Membawa cewek itu kedalam kamar mandi yang juga terletak di dalam kamarnya.

Mishel menepis tangan Alvaro kasar. "Lo mau ikut mandi juga? Ato, mau mandiin gue?"

"Diem!" Cowok ini melotot geram. "Gue tunggu lima menit, kalo lo gak keluar juga, gue pergi."

Alvaro mengeluarkan ponselnya. Membuka stopwatch, dan menunjukkannya tepat didepan wajah Mishel. "Lima menit. Bukan lima jam." Desisnya.

Jangan bilang Alvaro sadis. Salah Mishel sendiri, Alvaro sudah memberinya banyak waktu untuk bersiap, tapi cewek itu malah santai.

Hahaha. Biar dia kapok sesekali.

"Dikit ba--"

Alvaro segera memencet tombol mulai untuk menghidupkan stopwatch nya. Dia tersenyum sinis. "Mending lo mandi." Cowok itu kembali memperlihatkan detik yang terus bertambah dalam stopwatch.

Cepat-cepat Mishel masuk dan menutup pintu kamar mandinya. Dia benar-benar harus mandi kilat.

Alvaro mengacaukan segalnya.

Dan~

Selalu memperbaiki semuanya.

***

Gak banyak sih.

Cuma mau bilang makasih, makasih, dan terimakasih bagi yg udah mau baca cerita ini.

Jgn lupa vote ⭐ and coment🗯
See you next chapter~~~

Salam manis,

Calonpacarjefrinichole

Best Friendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang