Tigabelas

232 19 3
                                    

One Thing--One Direction

Saya ngetik sambil dengerin lagu itu (cek mulmed)
Coba aja denger, mana tau suka😅


*
H A P P Y
*
R E A D I N G
*


'Seorang jambret berhasil tertangkap saat akan melancarkan aksinya.'

Mishel menatap datar ke arah layar televisi. Dia sedang rebahan di sofa sembari memakan beberapa camilan.

Matanya itu bergerak liar membaca tulisan yang di tampilkan di layar. Disitu di jelaskan bahwa sang jambret berencana akan mencuri tas seorang gadis dan hendak melukainya menggunakan senjata tajam. Beruntung, beberapa warga yang melihat itu pun segera menolong si gadis dan membawa jambret itu ke kantor polisi.

"Dunia ini emang udah tua." Mishel berkata sok bijak. "Gue emang harus banyak-banyak makan biar pas ko-it gak ileran."

"Kamu itu harusnya banyak-banyak ibadah." Kate yang sedang menyapu nyelutuk saat mendegar ucapan puterinya. "Minta hidayah sama tuhan, biar males kamu itu hilang."

Mishel tidak menjawab. Dia menatap Kate sayu.

"Kamu gak kasian emang liat mama, udah tua gini, masih kerja ini-itu. Harusnya mama itu udah santai-santai tau. Banyak-banyak ibadah." Ujung-ujungnya Kate jadi curhat sendiri. Tapi, toh, percuma. Memang dasar Mishel bebal, sih. Dinasehati, bukannya di dengerin--diresapi, tapi malah di cuekin.

Kate menghela napas berat. Mishel tau mama nya ini akan kembali ngomel panjang lebar seperti yang sudah-sudah pun kembali menonton TV.

Dosa? Iya, dia tau dosa, kok :v

Tapi mau bagaimana lagi? Telinganya ini sudah bosan mendengar omelan mama nya yang setiap hari itu-itu aja.

"Icel, kamu mama kasih tau bukannya di dengerin!" Kate melotot ke arah Mishel. "Anaknya tante Sari kamu tau, kan?"

Mishel menatap mama nya. Dia menghela napas lalu menggeleng.

"Itu si Cinta. Yang pernah tante Sari ajak pas mama mau pergi arisan." Ujar Kate mencoba menjelaskan kepada Mishel.

Namun, sudah di kasih tau begitu pun, Mishel tetap saja tidak ingat. Dasar!

Kate berdecak karena tau puterinya itu tetap tak mengingatnya. Dia mendengus. "Yaudah kalo kamu gak inget." Kate mengambil jalan tengah. "Intinya mama mau bilang kalo Cinta itu rajin anaknya. Kemarin aja, pas arisan di rumah tante Mira si Cinta itu bantu-bantu siapin makanannya, trus dia bantu tante Mira beres-beres juga pas udah selesai." Kate meneruskan kegiatan menyapunya. Dia menatap puterinya yang kini memperhatikannya tanpa berpaling. "Jadi, gak kebayang, kan, si Cinta se-rajin apa di rumah?"

Mishel memutar bola mata jengah. "Anak mama aku ato Cinta, sih?" Tanya Mishel kesal.

"Ya, kamu lah!" Sanggah Kate. "Mama itu cuma mau kamu itu berubah jadi rajin macem Cinta."

"Pokoknya ampe nenek-nenek aku tetep males." Mishel ngotot, tak suka di bandingkan dengan si Cinta-Cinta itu. "Lagian bisa jadi, kalo sebenernya si Cinta itu cuma pura-pura rajin aja. Biar dipuji."

Mulut Kate sedikit terbuka beberapa senti saat mendengar ucapan puterinya. Dia berkacak pinggang, melotot ke arah Mishel yang tampak santai-santai saja.

"Nggak mungkinlah!" Kate membantah cepat. "Mama aja liat sendiri. Dia itu emang rajin. Kamu gak boleh suudzon gitu!"

Mishel kembali menonton TV. "Terserah mama."

Best Friendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang