Satu

725 98 20
                                    

*
H A P P Y
*
R E A D I N G
*


"Al, gue mau pipis.."

Mishel meringis tak tahan. Karena kebanyakan minum dia jadi teringin mau pipis

Malah, tidak tau situasi lagi.

Saat ini mereka sedang berada di tengah jalanan ibu kota. Mau pipis dimana coba? Ini juga lagi lampu merah.

Begitu lampu berganti menjadi hijau. Alvaro tak menyia-nyiakan kesempatan lagi. Cowok itu mempercepat laju motornya.

"Bentar lagi nyampe. Sabar." Dia  takut Mishel semakin tak tahan dan pipis di celana, lagi.

Ya, bukannya tidak pernah seorang Mishel pipis di celana saat sedang dijalan seperti ini. Sudah berkali-kali.

Cewek itu tidak bisa menahan pipis. Jadi, kemungkinan yang terjadi cuma satu.

Basah.

Hangat.

Jangan bilang kalau dia~

"Shel, lo pipis?!"

Dari kaca spion, Alvaro melihat Mishel yang nyengir-nyengir tak berdosa.

Sudah dia duga.

"Hehehe." Mishel meringis. "E-elo... Gak marah kan, Al?" Melihat raut wajah Alvaro yang tak senang, Mishel cepat-cepat mengimbuhkan. "Dua rius gue gak sengaja." Mishel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia tertawa garing, mengurangi rasa malunya. "Gue gak tahan lagi soalnya. Sorry, ntar motor lo gue cuciin. Janji, kok."

Alvaro berdecak kesal. "Elo, janji doang mau nyuciin motor gue. Tapi gak pernah lo cuci. Tetep gue yang nyuci, elo cuma ngeliatin."

Mishel tertawa.

"Celana gue basah lagi. Jorok banget, sih lo! Udah gede juga. Kalo gini, gak bakal ada yang mau sama lo, Shel. Pada ilfeel semua cowok-cowok sama lo. " Alvaro kembali nyerocos. Mengomeli Mishel layak nya emak-emak yang sudah berpengalaman.

"Bau pesing, nih gue!"

Tawa Mishel kembali pecah saat mendengar cibiran dan gerutuan yang di lontarkan Alvaro.

Cewek ini mempererat pelukannya di pinggang Alvaro sembari menyandarkan kepalanya di bahu cowok itu. Mishel memejamkan matanya rapat.

Alvaro masih fokus ke jalan didepannya. Dia melirik sekilas ke arah kaca spion.

"Jangan tidur, woi!"

Ini lah yang Alvaro takutkan. Jika sudah kenyang, Mishel pasti mengantuk. Kalau sudah begini dia suka tidur.

Dia tak peduli meski sedang dijalan sekalipun. Mishel itu tipikal cewek yang bisa tidur dimana saja.

Alvaro menggelengkan kepalanya. Dilihatnya dari kaca spion Mishel tengah tertidur pulas.

Cepat sekali?

Baru saja tadi cewek itu menertawakannya. Sekarang, sudah terlelap dalam mimpinya.

Alvaro mengulum senyum simpul. Dia  semakin menguatkan pelukan Mishel di pinggang nya agar cewek itu tak terjatuh.


~°∆°~


"Shel? Woi, gentong air bangun!"

Begitu sampai didepan rumah Mishel, Alvaro mencoba membangunkan cewek itu yang masih saja terlelap damai.

Alvaro lupa.

Best Friendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang