Enam

333 62 8
                                    

___
H
A
P
P
Y

|R E A D I N G|

"lo ngomong sama siapa?"

"Hah?"

Mishel mendongak heran. Tiba-tiba saja Alvaro muncul disampingnya dengan dua mangkuk mie ayam yang ia pegang dengan kedua tangannya.

Alvaro meletakkan dua mangkuk mie ayam nya di atas meja. Dia kembali mengulang pertanyaannya, "Lo ngomong sama siapa?"

"Ngh.. Fa-riz." Mishel menjawab terbata. Masih syok akan kehadiran Alvaro yang tiba-tiba.

"Ohh.." Alvaro duduk berhadapan dengan Mishel. Dia tersenyum simpul. "Fariz bilang apa?"

Mishel tak menggubris pertanyaan yang  di lontarkan Alvaro. Dia justru beralih menatap semangkuk mie ayam yang sudah tersaji dengan penuh nafsu.

Cewek ini langsung mengambil alih mie ayamnya dan memakannya dengan lahap.

"Shel?" Panggil Alvaro lembut. "Fariz bilang apa?"

Mishel meletakkan sendok dan garpunya. Dia beralih menatap Alvaro. Menautkan alisnya seraya bertopang dagu. Matanya menatap keatas seolah tengah berpikir.

"Ngh..." Mishel menatap Alvaro. "Dia bilang mau jemput gue hari minggu jam tiga."

"Mau ngapain?!" Alvaro reflek bertanya lagi. Tapi nadanya sedikit tinggi beberapa oktaf. Antara heran dan tak suka, sepertinya.

Mishel mengedik. "Gak tau." Mata Mishel kembali menyapu pandang. Seperti tengah mencari sesuatu. "Al, gak bawa minum? Es teh gue mana?"

"Bentar, gue beliin."

Alvaro beranjak dari duduknya. Dia kembali memesan. Dia akan memesan dua es teh. Satu untuknya, dan satu lagi untuk Mishel.

Pikirannya terus berputar tentang kenapa Fariz mau datang ke rumah Mishel? Ada perlu apa cowok itu kesana? Dan akan membawa Mishel pergi kemana?

Sedari tadi itu terus yang terngiang-ngiang bermunculan di otak Alvaro. Lebih tepatnya dimulai saat Mishel berkata Fariz akan pergi ke rumah cewek itu hari minggu, jam tiga.

Oh, ya ampun!

Sampai lupa ia. Hari minggu kan Alvaro akan tanding basket dengan anak SMA Sky High? Turnamen yang kemarin dibicarakan itu sama Pak Anton. Tingkat SMA se-Jakarta.

Apa Mishel melupakannya?

Padahal sudah Alvaro beritahu dari kemarin. Mishel kan juga sudah berjanji akan menonton sampai selesai.

Ck! Alvaro akan mengingatkannya lagi nanti.

Lagian, tumben sekali Mishel langsung mengiyakan ajakan seseorang. Biasanya  cewek itu akan bertanya dulu kepada Alvaro. Meminta persetujuannya.

Jika Alvaro tidak setuju, maka Mishel tidak akan jadi pergi. Se-simpel itu.

"Ah, dia pasti lupa. Gue bilangin aja nanti." Gumam Alvaro. "Mbak Yuyun! Es teh nya dua, ya." Teriak Alvaro kepada penjual kantin. Mbak Yuyun namanya, janda anak tiga yang berprofesi sebagai penjual minuman di kantin.

"Iya, deh. Yuyun buatin spesial untuk Alvaro. Dicampur ramuan cinta dan kasih sayang, biar klepek-klepek sama Yuyun." Mbak Yuyun berkedip genit. Alvaro yang malas menanggapi tak terlalu ambil pusing. Sudah biasa soalnya.

Herannya, penampilan mbak Yuyun ini berbeda 180° sama profesinya. Setiap harinya, mbak Yuyun pasti berdandan nyentrik, terlalu menor. Pakaian yang dikenakannya juga terlampau ketat.

Best Friendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang