Sembilan Belas

218 17 0
                                    

*
H A P P Y
*
R E A D I N G
*

"Assalamualaikum, tante cantik." Sapa Alvaro saat melihat Kate tengah menyiapkan makanan di meja makan.

"Eh, Alvaro jodoh anak tante yang paling rajin." Kate membalas sapaan Alvaro sambil menekan kata rajin saat Mishel lewat. "Anak mama cantik sekali hari ini. Tumben jam segini udah siap?" Tanya Kate dengan nada menyindir.

Mishel menarik kursi, dia duduk anteng lalu menoleh ke arah Kate. "Bangun cepat salah, bangun lambat kena marah. Mama mau nya apa?"

Kate menunjuk Mishel dengan dagunya, "Dih, baperan kamu. Kapan, sih, mama bilang kamu bangun cepet salah?"

"Tuh, barusan tadi." Jawab Mishel acuh tak acuh. Dia memilih mengoleskan selai cokelat ke roti nya.

Saat Mishel hendak memakan roti nya, Alvaro dengan cepat merampasnya. "Buat gue, dong!" Dia dengan cepat melahap rotinya. Selalu saja begitu.

Mishel berdecak. Belum sempat Mishel akan merampas roti nya kembali, Alvaro sudah duluan melahapnya hingga tandas. Mengesalkan memang!

"Gak usah ganggu orang makan! Lo tuh bisa buat sendiri, kan?" Tanya Mishel kesal. Alvaro hanya tersenyum tengil. Dia mengambil duduk berhadapan dengan cewek itu. Kate yang melihat interaksi dua remaja di depannya ini hanya geleng-geleng kepala.

"Bisa, sih." Alvaro menopang dagu. "Tapi gue mau nya punya elo." Dia tersenyum miring.

Dasar Alvaro nyebelin!

Mishel memutar bola mata, dia kini mengisi piringnya dengan nasi goreng. Mishel mengambil sendok, dia mulai melahap nasi goreng nya semangat.

Masakan mama nya memang tiada dua!

"Alvaro gak makan?" Tanya Kate ketika melihat Alvaro hanya bengong memperhatikan puterinya.

"Eh, iya, Tan." Alvaro juga mengisi piring nya dengan nasi goreng buatan Kate. Dia mulai melahapnya. "Tante mah, kalo masak selalu enak. Jadi pengen nambah, kan."

"Ah, kamu mah pinter banget ngomongnya." Kate menepuk pundak Alvaro pelan. "Abisin aja buat kamu. Atau kamu mau tante bawakin bekal buat di sekolah aja?"

"Boleh banget, sih, Tan." Alvaro dengan cepat mengangguk, kemudian dia nyengir lebar. "Tapi kalo gak ngerepotin sih, Tan."

"Ah, apaan kamu. Gak ngerepotin sama sekali. Macem sama siapa aja." Setelah itu Kate pergi ke dapur untuk mengambil tempat yang bisa di gunakan untuk menaruh nasi goreng.

Tak lama, perempuan setengah baya itu kembali dengan sebuah tempat bekal lengkap dengan sendok dan garpunya. Kate mulai mengisi nasi goreng ke dalam tempat bekal berwarna biru itu.

"Nih, tante bawain yang banyak. Biar kamu gak kurusan! Icel itu makannya banyak, liat tuh badanya udah kayak sumo terdampar!" Cerocos Kate. Mishel yang dibilang begitu hanya melengos malas.

Alvaro terkekeh.

"Iya, tante. Makasih ya tante cantik. Alvaro sama Icel berangkat dulu, ya." Alvaro bangkit, kemudian dengan cepat memasukkan kotak bekal yang telah diisi dengan nasi goreng kedalam tas nya. Alvaro lantas segera menyalimi Kate.

"Bye-bye, Tan!"

Mishel dengan malas ikut berdiri dan menyalimi mama nya. "Aku berangkat dulu, Ma."

"Iya, kalian hati-hati, ya! Icel semangat dong! Jangan kayak ulet bulu gitu!"

Mishel mendengus.


****

"Al, lo udah buat pr matem?" Tanya Mishel.

"Udahlah! Gue gitu, loh!" Alvaro menepuk dadanya bangga. "Lo belum buat, Shel?" Tanyanya.

Mishel menggeleng. Dia meletakkan kepalanya di meja.

"Siniin buku, lo." Alvaro tersenyum simpul. Mishel dengan semangat menyerahkan buku tulis matematika nya kepada Alvaro.

"Makasih, Al!" Kata Mishel riang.

"Hm." Alvaro mengelus puncuk kepala cewek di sampingnya. Tidak ada hal yang Mishel inginkan lagi selain Alvaro tetap selalu berada di sisinya. Menemani hari-hari nya. Menjadi sahabatnya. Tapi apakah itu akan bertahan untuk selamanya? Atau suatu saat Alvaro akan jengah dan pergi tanpa alasan yang ia ketahui? Mishel harap itu tidak terjadi. Karena kalau sampai itu terjadi, ia tidak akan siap. Dia terlalu tidak terbiasa tanpa Alvaro disisinya.

"Al, lo gak bakal ninggalin gue, kan?" Tanya Mishel tiba-tiba. Alvaro meletak pena nya, dia menghela lalu tersenyum tipis.

"Gue gak bakal ninggalin, lo." Jawab Alvaro mantap. "Sampe kapanpun."

Mishel mengukir senyuman lega.

******

Udh lama gak apdet hehe😁
Tugas gw numpuk cuy! Ini aja dua makalah belum selesai. Pdhl deadline nya jumat.

Udah bomat sama tugass. Capekkk, bosennnn, eneggg

Biar lebih enak, saya mau ganti jadi gue aja. Kalo gue itu ngerasa kek lebih ringan aja gitu wkwk

Yang belum vote, monggo di vote
Sekalian komennya ya kalo mau😅

Bubay!
Salam,

Calonpacarjefrinichole

Best Friendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang