Tiga

495 79 10
                                    

*
H A P P Y
*
R E A D I N G
*


Sejak kecil, Alvaro dan Mishela memang terkenal akrab. Kemana-mana selalu bersama. Masuk sekolah yang sama. Dan, tinggal di satu komplek yang sama namun rumah yang berbeda.

Sengaja atau tidak,

Sheren, selaku mama dari Alvaro juga menjalin hubungan persahabatan dengan mama nya Mishel.

Tapi, sayang.

Sheren telah berpulang sejak lima tahun lalu.

Sedangkan, Andro--papa Alvaro, beberapa hari ini sibuk mengurus usaha-usaha nya yang kelak akan diwariskan kepada Alvaro pastinya. Karena Alvaro adalah anak tunggal di keluarga Gabriel.

Kehilangan sang mama tidak membuat  Alvaro terlalu lama larut dalam kesedihan. Dia tetap tumbuh menjadi anak yang mandiri juga baik.

Tidak menghilangkan ajaran yang sudah diterapkan sang mama sedari kecil.

Dulu,

Rutinitas yang biasa dilakukan Alvaro hanya dua.

Pertama, menghibur gadis yang sedang telungkup di ranjang ini.

Kedua, menemani dan menjaganya setiap saat.

Serasanya, sampai sekarang tetap itu yang dia lakukan.

"Al.." cewek yang barusan menjadi bahan pembicaraan itu menggulingkan tubuhnya kesamping. Menghadap, Alvaro. "Gue, boseenn.." Mishel merengek. Selalu saja seperti itu.

Kalau sudah begini, Alvaro akan berperan seperti baby sitter gadungan yang menghibur bocah tiga tahun yang merengek karena kehilangan hiburan.

"Lo mau nya ngapain?" Alvaro mengalihkan sepenuhnya atensi untuk cewek itu.

"Jalan-jalan?" Mishel menyarankan. Dia mengedik.

Alvaro bangkit. Dia berjalan kemudian rebahan disebelah Mishel. Alvaro tersenyum lucu. "Boleh." Dia mengangguk-angguk. "Lo mandi Sekarang tapi. Udah mau malem."

Mishel berdecak sebal. "Mandi! Mandi! Mandi! Bukannya bikin banyak duit juga!"

"Yang bilang bikin banyak duit siapa?"

Mishel mengerucutkan bibirnya sebal. Kali ini dia yang kalah telak.

Padahal, kan, betul? Memangnya mandi terus bikin banyak duit? Yang ada justru malah ngabisin shampoo sama sabun aja.

Itu, sih namanya pemborosan!

Terus juga, memperbanyak limbah plastik di Indonesia. Kita, kan seharusnya mengurangi agar lingkungan tak tercemar.

Alvaro ini, gak pernah mikir sampai kesitu emang.

"Mandiin gue, Al..." Pinta Mishel merengek seperti bayi.

Gak tau malu emang si Mishel.

Udah segede bagong juga gak mau mandi sendiri. Gak malu apa dia? Secara kan, Alvaro cowok.

Nanti kalo Alvaro khilaf, kan justru berabe urusannya.

"Ogah!" Alvaro bergedik ngeri membanyangkannya. "Mandi sendiri sana lo!"

"Mandiin gue lah.." Mishel memelas. "Gue capek mandi terus.."

"Hari ini emang lo mandi berapa kali?" Alvaro mencoba bersabar.

Sumpah, dia beneran serasa ngurusin bocah. Makin hari kemalasan Mishel semakin menjadi.

Masa hanya mandi sehari dua kali saja cewek itu malas, sih?

Best Friendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang