__
H
A
P
P
Y
|R E A D I N G|Gadis manis yang masih bergelung dengan selimut nya itu, terlelap nyenyak. Matanya tertutup rapat dengan deru napas yang teratur.
"MISHELLLLL!!!!" Seorang gadis cantik, berteriak lantang. Berdiri di ambang pintu sembari berkacak pinggang. Dia mendengus lalu menggelengkan kepala nya saat melihat Mishel yang sudah tertidur. Padahal jam masih menunjukkan pukul tujuh malam.
Lala melangkah masuk. Dia duduk di tepi ranjang Mishel. Lala mengguncang kuat tubuh Mishel hingga membuat cewek itu memprotes kesal. "SHELLL BANGUNNN!!! MISHELL BANGUN!! SHELLL!!"
"BANGUN GAK LO!!" Lala mengambil guling. Berancang-ancang, untuk memukul Mishel menggunakan guling.
"SHELLLLL BANGUNNN!!" Teriak Lala kesal karena Mishel sama sekali tak terusik. Cewek itu justru menarik selimut hingga menutupi kepalanya.
"Udah, lah! Males gue." Ujar Lala pura-pura ngambek. "Padahal kalo lo mau bangun, gue mau ngajak lo makan pecel lele." Lala tersenyum. Kita tunggu saja reaksi Mishel. Apakah cewek itu akan bangun atau justru tetap melanjutkan tidur nya.
Mishel membalik badan, menghadap ke arah Lala membuat senyum Lala memgembang seketika. Mata Mishel terbuka, penuh binar di dalam nya.
"Pecel lele?" Tanya Mishel sembari menahan senang.
"Tadinya, sih. Tapi karena lo gak mau--"
"GUE MAU!!" Mishel dengan cepat menyela. Dia bangkit, berjalan ke arah lemari. "bentar gue ganti baju."
Lala hanya mengangguk.
Setelah kurang lebih sepuluh menit. Mishel sudah siap. Dia hanya mengenakan hoodie berwarna hitam dengan celana skiny motif kotak-kotak. Rambutnya dia biarkan tergerai bebas.
"Ayok!"
Dan kedua gadis itu segera melesat pergi.
°|||||||||||°
"Banyak duit lo, La." Ucap Mishel langsung membuat Lala menoleh.
"Nggak, Lah! Ini, tuh, duit yang kemaren gak jadi gue pake fotocopy." Lala menjelaskan. Tidak tahu saja Mishel dompet nya kering kerontang. Maklum, akhir bulan selalu begitu.
Tak lama, pesanan mereka datang. Dua pecel lele beserta nasi. Es teh manis, lalapan, dan tahu tempe.
Hal pertama yang Mishel lakukan adalah mencicipi sambal nya. Mata Mishel langsung membelalak. Bukan karena pedas, tapi karena rasa sambal nya yang lezat sekali. Sambal nya ini pedas, tapi bagi Mishel pedes nya itu pedas nikmat.
"ENAK ANJIR SAMBEL NYA!!" Teriak Mishel heboh. Semua pengunjung sontak menoleh ke arah mereka. Lala menutup muka. Dia hanya bisa meringis menahan malu. Saat semua pandangan sudah tak tertuju kepada mereka, barulah Lala menampakkan kembali wajahnya.
"Shel, lo bisa gak sih ngomong gak usah kuat-kuat!! Malu diliatin orang-orang!" Protes Lala kesal sendiri. Mishel tak mempedulikan ucapan Lala. Dia justru semangat memakan hidangan yang telah tersedia.
"Makan, La. Kalo gak mau sini buat gue aja." Ucap Mishel seenak jidatnya.
Lala mencebik, "enak di elo, rugi di gue!"
Mereka berdua sama-sama menikmati pesanan masing-masing. Sesekali berbicara lalu tertawa. Puncak nya adalah saat Lala bercerita tentang ikan koi yang berubah menjadi batu kali. Mereka berdua ngakak sendiri layaknya orang gila. Padahal sama sekali tidak ada yang lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friendship (Revisi)
Teen FictionBerkisah tentang Mishel, gadis SMA yang memiliki ke-mageran yang luar biasa. Kemalasan yang bahkan sanggup bikin runyem kepala. Serta sifat ceroboh dan pelupanya membuat dirinya menjadi satu paket yang kurang beruntung. Namun dibalik itu semua, ada...