Limabelas

160 15 2
                                    


*
H A P P Y
*
R E A D I N G
*

Mishel menghela napas. Dia tengah berbaring dan menjadikan paha Alvaro sebagai bantalnya. Alvaro sedari tadi sibuk bermain game membuat Mishel bosan setengah mati. Mishel menoel-noel pipi Alvaro, dia juga menusuk-nusuk perut Alvaro menggunakan telunjuknya.

"Ck!" Alvaro berdecak. "Jangan ganggu, Shel."

Bukannya berhenti mengganggu, Mishel malah semakin jadi. Dia mencubit pipi Alvaro kuat membuat si cowok mengaduh sakit.

"Shel..."

Bibir Mishel mengerucut. Geram, dia menggigit pipi Alvaro dalam sampai menimbulkan bekas disana.

Alvaro mengaduh kesakitan. "Iya-iya!"

Alvaro menghela napas. Dia mematikan ponselnya lalu meletakkan nya di meja. Cowok ini menyilangkan tangannya di dada. Menatap Mishel yang kini tersenyum puas.

"Kenapa?"

"Lo mesti nanya kenapa?" Mishel balik bertanya. Tapi nadanya sedikit sinis.

Alvaro tersenyum. Dia mengelus puncuk kepala Mishel lembut.

"Lo mau makan?"

Mishel menggeleng

"Lo mau jalan? Kemana?"

Mishel diam lalu menggeleng.

"Jadi, lo mau nya apa?"

Mishel cemberut. Dia mendelik sebal ke arah Alvaro. "Gue mau olahraga." Jawaban yang di lontarkan Mishel kontan membuat Alvaro memegangi dadanya syok.

Mata Alvaro membelalak. Dia memegangi dadanya. "Aduh.. gue serasa sakit jantung dengernya ya allah..." Alvaro berlagak seperti orang yang sedang sesak. "Ya allah... Alvaro mau pingsan dengernya, ya allah..."

Mishel mencibir. Dia mencubit pinggang Alvaro kuat.

"E-e-e-h, iya, nggak." Alvaro meringis, mengelus pinggangnya yang perih. "Lo mau olahraga?"

"Hm.."

"Beneran?"

"Hm."

"Yakin?

"IYA!"

"HAHAHAHAHA!!!" Alvaro tertawa terpingakal-pingkal. Mishel mendengus. "Lo mau olahraga?" Tanya Alvaro lagi, memastikan. Mishel berdehem malas sebagai jawaban.

"HAHAHAHAHA!!" Alvaro tertawa lagi. "Ucul, banget, sih, lo!" Alvaro masih saja tergelak. Memang ada yang salah dengan ucapan Mishel?

"Coba ulang, Shel. Jangan-jangan kuping gue ada congeknya lagi."

"Gue. Mau. Olahraga." Mishel menekan setiap katanya geram. "Ada yang salah?" Tanyanya dengan raut datar.

Alvaro tersenyum. "Nggak ada. Tapi... HAHAHAHAHA!!"

Mishel memutar bola mata, lalu mendengus kuat-kuat.

"Hahaha.. telinga gue budeg gak, sih?" Alvaro bertanya. Tapi pertanyaan itu lebih cocok ditujukan untuk dirinya sendiri. "Elo ... mau olahraga? Hahaha..."

Plak!

Mishel menabok mulut Alvaro kuat membuat yang di tabok langsung kicep.

"Diem."

Alvaro mengangguk patuh. Tapi itu tak bertahan lama karena kemudian, cowok itu kembali berisik. "Olahraga? Elo? Hahaha--"

Plak!

Kicep lagi. Alvaro menatap Mishel dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Tapi, lo mau olah--"

Plak!

Di tabok lagi. Kali ini Alvaro menatap jengkel Mishel.

"Lo kok nyebelin gini?" Alis Alvaro tertekuk. "KDRT itu namanya. Gue laporin ke polres lo di penjara."

Plak!

Bagus. Bukan lagi di mulut, sekarang Mishel justru menampar pipi Alvaro. Dan hebatnya, Mishel justru nyengir.

"Shel! Lo lama-lama gue laporin, loh!" Alvaro mengusapi pipi nya yang memanas.

"Elo yang gue laporin, oon!"

Alvaro nyengir.

"Mau es krim?"

"Mana?"

"Yok, beli."

"Naik?"

"Motor lah!"

"Oke, lo yang bayarin, ya?"

"Emangnya siapa lagi kalo bukan gue?" Alvaro memutar bola mata lalu mendengus.

Mishel tersenyum lebar. "Oke, sekalian jalan-jalan, ya?"

"Gak bisa. Gue mau ke kantor papa."

"Gue ikut!" Mishel memaksa.

Alvaro mengelus rambut Mishel. Dia tersenyum, "gak jadi olahraga?" Tanya Alvaro sembari menahan tawa.

"Nggak usah. Gue udah gak niat."

Alvaro menggeleng tak habis pikir. Dia menyentil dahi Mishel pelan. "Kapan, sih, lo niat. Kalo makanan aja ... Nomer satu."

****

Hey!

Hey tayo, hey tayo dia bus kecil ramah melaju melambat--

#Apasigaje

Jangan pada bosen ya baca cerita ini😃
Walo pun ini cerita ngebosenin, gaje, & ngelantur😅

Jangan lupa Voment🤩
See u next chapter~~~

Salam,

Calonpacarjefrinichole

Best Friendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang