16. Terlalu Khawatir

9.7K 470 6
                                    

Selamat membaca,,,

Aziz tetap berangkat ke sekolah, meskipun wajahnya masih dihiasi luka lebam akibat kemarin. Ia memasuki kelasnya dan duduk di bangkunya sambil membaca buku pelajaran hari ini, itu merupakan salah satu kebiasan Aziz. Tidak salah jika ia selalu mendapat peringkat unggul di sekolah.

"What's up Bro!" seru Agam sambil menepuk pundak Aziz.

Aziz mengangkat wajahnya dan menatap kedua temannya, seketika Bagas dan Agam terkejut.

"Buset! Muka lo kenapa babak belur gitu?" tanya Agam heboh. "Dicium kecoa lo?"

"Kayaknya bukan gara-gara kecoa Gam," ralat Bagas.

Aziz hanya diam mendengarkan kelanjutan kedua temannya itu.

"Lo dipukulin sama siapa?" tanya Bagas sambil terus meneliti luka di wajah Aziz.

"Ngga apa-apa," ucap Aziz.

"Apa Ken pelakunya?" tebak Agam dengan tatapan menyelidik.

Aziz hanya diam dan kembali melanjutkan membaca buku.

Agam dan Bagas mengembuskan napas pelan, kenapa Aziz begitu tenang, padahal itu adalah tanda jika Aziz sudah berada dipengawasan Ken.

Dan siapa pun yang sudah diawasi oleh Ken, maka orang itu tidak akan bisa bergerak bebas di sekolah maupun di luar sekolah, karena Ken beserta gengnya tidak pernah main-main dengan ucapan.

"Ken ngomong apa aja sama lo?" tanya Bagas.

Aziz menatap kedua temannya bergantian. "Harus jauhin Vira," ucapnya singkat.

Agam dan Bagas tidak percaya, bagaimana bisa Ken berbuat seenaknya kepada Aziz, secara sudah jelas jika Aziz adalah cucu dari pemilik sekolah.

"Kalian ngga perlu khawatir, ini urusan aku."

"Kita juga tau, Ziz. Kita cuma nanya kok," balas Agam malas dan kembali menghadap ke depan.

Aziz menatap bangku Vira yang masih kosong, pemiliknya belum datang bahkan ketiga temannya pun belum ada di dalam kelas. Ke mana mereka pergi?

♧♧♧

Bel istirahat sudah berbunyi, Aziz kembali memperhatikan bangku Vira, bangku itu tetap kosong sedari tadi pagi. Teman-teman Vira pun tidak terlihat di sekolah, Aziz mulai bingung ke mana sebenarnya Vira dan teman-temannya itu, apakah mereka bolos?

Aziz lantas mencari keberadaan Vira. Gadis itu tidak ditemukan di kelas, mungkin di kantin Aziz menemukannya.

"Aziz!" panggil Bagas.

"Iya?"

"Nyari siapa?" tanya Agam.

"Nyari Vira."

Agam dan Bagas mengubah ekspresi wajahnya datar, mereka bosan dengan jawaban Aziz. Aziz terlalu mengkhawatirkan Vira, padahal gadis itu sudah jelas sangat membenci kehadirannya.

"Ngga berangkat kali," balas Agam sambil menyantap sisa nasi gorengnya.

"Kenapa dia ngga berangkat?" tanya Aziz dengan wajah bingung.

"Mana kita tau Ziz, lagian udah ngga aneh kalo Vira and the geng-nya itu ngga berangkat sekolah. Paling mereka bolos," jawab Bagas acuh.

Aziz berpikir sebentar, jika benar Vira bolos, ke mana dia pergi? Dengan siapa? Dan di mana gadis itu sekarang? Aziz bertanya pada diri sendiri.

Gadis itu memang sering membuat Aziz berpikir keras atau memang Aziz lah yang terlalu khawatir.

Waktu berlalu sangat cepat, bel pulang sudah berbunyi lima belas menit yang lalu. Aziz masih berjalan di tengah koridor yang sepi, langkahnya menuju parkiran.

Angin sore hari menyapu wajah tampan lelaki itu, sesekali ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk menikmati pemandangan sore hari di sekolahnya. Tidak lama setelahnya, mata Aziz menangkap sepasang manusia yang sudah tidak asing di penglihatannya.

"Ken?" gumamnya saat mendapati sepasang manusia, tengah duduk bermesraan di atas jok motor paling ujung parkiran yang sudah sepi.

Siapa cewek yang ada di belakang Ken? Itu bukan Vira, apa itu pacar Ken yang lain? Batin Aziz sambil terus memperhatikan Ken dan perempuan itu dari jauh.

Ternyata benar, Ken bukan laki-laki  baik, ia bahkan bermesraan dengan gadis lain di belakang Vira. Akan tetapi, mengapa Vira menutup mata tentang kecurangan yang dilakukan Ken? Apakah tidak ada yang memberitahukan Vira atau mereka sengaja menutup mata hati Vira? Aziz mulai bingung dengan gadis itu.

Tidak lama setelahnya, Aziz melihat motor Ken akan melaju ke arahnya, buru-buru Aziz bersembunyi di balik tembok agar Ken tidak mengetahui keberadaannya.

Aziz mengintip sedikit, memastikan jika Ken sudah jauh dari parkiran barulah ia keluar.

Aziz mengelus dadanya sabar, ia harus segera menyadarkan Vira.

Vote and comment😊

AZIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang