Selamat membaca,,,
Ken menatap Vira seolah ingin meminta penjelasan dari apa yang ia lihat saat ini, semua itu tidak luput dari nama Aziz. "Kamu ngapain di sini sama dia?" tanyanya sambil menunjuk wajah Aziz.
Ken balik menatap Aziz tajam. "Dan lo, bukannya gue udah peringatin lo buat jauhin Vira. Dia pacar gue!"
"Kalian ada hubungan apa?!"
"Jujur sama aku, Ra!"
"Apa kamu selingkuh dari aku?"
"Gitu rupanya?"
Ken tidak henti-hentinya menuduh Vira dan mencerca gadis itu dengan berbagai pertanyaan, sampai tidak memberi waktu untuk Vira menjawabnya.
Vira mendelik tajam ke arah Ken, ia bangkit dengan tangan yang mengepal kuat. Ia tidak terima dituduh seperti itu.
"Kamu kenapa sih, Ken? Baru datang main nuduh orang. Kita di sini cuma belajar bareng, ngga lebih. Lagian ini juga perintah dari Bu Astri," tegas Vira.
"Cuma belajar bareng? Vira kamu ngga sadar? Cowok itu pengen modus sama kamu, dia pengen deketin kamu, dia pengen ngerebut kamu dari aku, Ra."
"Atau mungkin, kamu udah mulai ada perasaan sama dia," lanjut Ken.
Vira memasang wajah cengo, Ken menuduhnya lagi? Mengapa masalahnya semakin runyam di sini, ia dan Aziz hanya belajar bersama, apakah salah?
"Bisa ngga sih, kamu ngga nethink sama aku? Kita berdua cuma belajar bareng." Vira tidak tahan untuk membendung air matanya. Ken sudah menuduhnya, dan itu membuat hatinya sangat sakit. Apa arti kesetiaan Vira di mata Ken selama ini? Vira akhirnya menangis, mengeluarkan rasa kecewanya.
Aziz tidak tega melihat Vira menangis, ia ingin menenangkan Vira. Namun, sepertinya itu bukan posisinya.
Ken merasa buruk, sepertinya ia sudah keterlaluan. Ia meraih kedua tangan Vira dan mengusapnya lembut. "Aku minta maaf," lirihnya.
"Aku cuma ngga mau, kamu deket sama laki-laki lain," lanjut Ken.
"Sifat kamu yang overprotective ini nyusahin orang lain. Aku seneng kamu peduli sama aku, tapi ngga harus kayak gini, Ken. Sifat kamu buat aku seneng sekaligus sedih," papar Vira sambil terisak.
"Iya, iya, aku minta maaf. Jangan nangis lagi, aku ngga mau lihat kamu nangis," pinta Ken.
Vira mengusap air matanya lalu tersenyum untuk Ken.
Melihat senyuman Vira sudah terbit, Ken lantas memeluknya. Di balik punggung Vira, Ken menampilkan senyum yang menyimpan berbagai arti untuk Aziz.
Aziz masih berdiri di tempatnya, rasanya sakit dan sesak bersamaan di bagian dadanya, tetapi ia tahu batasannya di sini. Ia hanya sebatas teman satu kelas dengan Vira, meskipun sebenarnya hubungan mereka berdua jauh lebih dekat dibandingkan Ken.
Aziz merasakan getaran dari ponselnya yang berada di dalam saku celana sekolahnya, ia lantas menggeser ikon hijau di layar ponselnya dan panggilan terhubung.
Tidak sampai satu menit Aziz berbicara di telepon. Setelah itu, sambungan telepun terputus. Aziz terlihat gelisah, ia segera membereskan buku-bukunya lalu memasukkannya dalam tas.
Vira yang mendengar suara khawatir Aziz pun langsung melepas pelukannya dari Ken, ia menghampiri Aziz. "Kenapa, Ziz?" tanyanya penasaran.
"Aku ada urusan mendadak, kamu pulang bareng Ken aja, Ra."
Entah mengapa, Vira seperti tidak rela jika Aziz harus meninggalkannya bersama Ken. Mengapa ada keinginan jauh di lubuh hatinya untuk memonopoli waktu Aziz? Vira ingin Aziz selalu bersamanya. Tidak, Vira tidak boleh mempunyai keinginan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZIRA
Teen Fiction(SUDAH END) [CERITA HANYA ADA DI WATTPAD, BUKAN DI PLATFORM LAIN] #1 in Goodboy #1 in Imam #1 Selalusabar #13 Highschool #6 fakefriends #1 setia Ketika GOOD BOY dijodohkan dengan BAD GIRL Ketika takdir kembali mempermainkan nasib kedua insan yang me...