32. Es Krim Stroberi

8.4K 406 17
                                    

Selamat membaca,,,

Saat ini Vira dan Aziz berada di sebuah taman yang letaknya jauh dari kota, itu semua karena Vira ingin belajar dengan suasana yang berbeda. Menurutnya hiruk pikuk perkotaan membuatnya kurang konsentrasi dalam berlajar.

Mereka tengah duduk di salah satu bangku taman yang panjang. Aziz tengah fokus mengajarkan Vira tentang materi Fisika.

"Vira, lihatnya buku, dong! Jangan hp mulu," protes Aziz yang kesekian kalinya.

"Gue udah bilang, Ziz. Gue paling ngga suka sama Fisika, terlalu banyak rumus, terlalu bertele-tele, terlalu banyak melibatkan orang lain, sulit dimengerti, sulit diajak berdamai kayak mantan."

Aziz mengernyit bingung saat Vira mengatakan kata 'mantan' jelas tidak ada sangkut pautnya dengan pelajaran Fisika.

"Kenapa bawa-bawa mantan?"

Vira bingung, mengapa ia bisa menyebut kata mantan tadi? Tetapi menutnya Fisika sangat cocok dengan di ibaratkan dengan mantan. Karena tingkat kesulitan untuk melupakannya.

Vira juga tidak yakin, mantan mana yang ia maksud. Secara sudah banyak laki-laki yang pernah menghuni hatinya. Akan tetapi, semuanya sudah berlalu, masa lalu biarlah berlalu.

"Emm ... ah lupain aja," tukas Vira dibuat kesal sendiri.

Aziz kembali mengajarkan materi Fisika kepada Vira dengan sabar. Vira selalu mengeluh ingin ini, ingin itu, tetapi Aziz tahu, semua itu hanya alasan Vira yang ingin cepat menyeselaikan pelajaran hari ini.

"Udah lah, Ziz. Gue capek, mata gue mules," keluh Vira yang sedari tadi berkutat dengan buku paket tebal di pangkuannya.

"Iya, nanti setelah kamu bisa ngerjain soal yang aku kasih," balas Aziz sambil menulis sesuatu di buku tulisnya.

Vira akhirnya harus menyelesaikan soal yang Aziz berikan. Aziz memang sangat teliti dan sangat sulit terkena bujuk rayuan.

Vira kembali berkutat dengan buku, tidak lupa ia memainkan jari-jari lentiknya untuk menghitung, hal itu dilakukannya karena Aziz melarangnya untuk menggunakan kalkulator.

Beberapa menit kemudian, Vira menyerahkan buku catatannya yang berisi jawaban dari soal yang Aziz berikan. "Nih, udah selesai."

Aziz menerimanya ia mengecek semua jawaban Vira dengan teliti.

Tiba-tiba kening Aziz berkerut saat menemukan sebuah kejanggalan di jawaban Vira.

"Ra, masa sepuluh kuadrat hasilnya dua puluh?"

"Iyalah. Kan sepuluh dikali dua, hasilnya dua puluh. Masa lo ngga tau."

Aziz menggeleng pelan, ia juga berharap masih mempunyai stok kesabaran.

"Vira, sepuluh kuadrat itu bukan sepuluh dikali dua, itu beda lagi."

"Terus?"

"Bilangan kuadrat adalah suatu bilangan yang diperoleh dari hasil perkalian ganda. Maksudnya, dua bilangan yang sama. Jadi, sepuluh kuadrat sama dengan sepuluh dikali sepuluh," jelas Aziz.

Vira mengangguk mengerti dengan mulut yang membentuk huruf O. "Berarti, hasilnya seratus."

Aziz mengangguk mengiyakan. "Kesalahan kamu cuma ada di kuadrat, yang lainnya udah benar."

Vira tersenyum senang, ternyata belajar tidak sesulit yang ia bayangkan. Cukup memusatkan perhatikan kepada guru dan lakukan seperti apa yang dijelaskan oleh guru. Seperti saat ini, Aziz adalah guru Vira, guru privat maksudnya.
Jika ia serius memperhatikan apa yang Aziz ajarkan, ia akan cepat mengerti dan menguasai pelajaran.

"Mau nyoba soal lain?" tawar Aziz.

"Boleh."

Aziz segera menuliskan soal yang kedua untuk Vira.

Setelah menerima soal dari Aziz, Vira segera mengerjakannya, bahkan tanpa melihat rumus. Jari-jari dan mulutnya tidak henti bekerja untuk menemukan titik terang persoalan.

Tiba-tiba Vira terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu, ia langsung menatap Aziz yang sedang menatapnya bingung.

"Kenapa?"

"Minjem tangan lo." Vira meraih kedua tangan Aziz dan mengangkatnya di udara. Setelah itu, kembali menghitung. Ternyata Vira meminjam tangan Aziz untuk dihitung jari-jarinya.

Saat menghitung jari-jari Aziz, tatapan keduanya bertemu, Vira menatap Aziz dengan intens sama halnya dengan Aziz.

Setelah itu, Vira mengalihkan pandangannya. "Ketemu!" serunya Vira dengan wajah senang. "Nih, selesai."

Aziz segera mengoreksi jawaban Vira, dan ia cukup terkejut karena semua jawabannya benar. Vira sudah menguasai materi yang ia ajarkan hari ini.

"Semuanya benar."

Vira membulatkan matanya, ia tersenyum senang. Tidak sia-sia Aziz menjadi guru privatnya, Vira yakin dengan ini ia cepat bisa menguasai mata pelajaran.

Aziz ikut senang, apalagi melihat ekspresi Vira sekarang. Sangat lucu dan tentunya cantik. "Mau langsung pulang?"

"Nanti. Gue 'kan udah bisa ngerjain soal dari lo, harusnya gue dapet hadiah, biar tambah semangat buat belajarnya."

Aziz terkekeh pelan. "Oke, kamu mau hadiah apa?"

Vira menaruh jari telunjuk di dagu, sedang memikirkan sesuatu. Dan terlintas satu keinginan. "Gue mau es krim." Vira menunjuk pedagang es krim yang ada di taman.

Aziz mengikuti arah yang ditunjuk Vira.

"Tapi lo yang bayar!" lanjut Vira seenak jidatnya.

"Iya, kamu tunggu di sini." Aziz  bangkit dari duduknya, ia berjalan menuju penjual es krim dengan yang warna gerobaknya merah dan putih.

Vira setia menunggu, beberapa menit kemudian. Dilihatnya Aziz sudah mendapat dua mangkok es krim di kedua tangannya sambil berjalan menuju ke arahnya.

Aziz kembali duduk di tempatnya, ia memberikan satu mangkuk kecil berisi es krim yang dibelinya kepada Vira. "Nih, kamu rasa stroberi, aku rasa cokelat."

Vira menerimanya, wajahnya begitu senang saat melihat isi es krim yang berwarna pink dengan siraman selai stroberi di atasnya. Ia segera memasukkan satu sendok es krim dalam mulutnya. Dirasakannya lelehan es krim yang manis dan lembut dalam mulutnya. Vira sangat menyukai es krim rasa stroberi.

"Enak?" tanya Aziz meminta pendapat.

"Banget!"

"Iyalah enak. Kan gratis." Aziz tertawa renyah di akhir kalimatnya.

Vira langsung menatap Aziz datar. "Jadi lo ngga ikhlas?"

"Bercanda, bercanda." Aziz menunjukkan huruf V dengan kedua jarinya.

Vira ikut terkekeh, mereka kembali menikmati es krim masing-masing sambil bergurau.

"Vira!"

Suara seseorang berhasil merebut perhatian Vira, ia mendongak menatap orang yang sudah memanggilnya.

"Ken."

VOTE AND COMMENT!!!🤗

AZIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang