Hujan deras dengan badai menjadi sebuah pemandangan di kota Jakarta. Kota yang menjadi ibukota Indonesia itu terlihat kacau dengan beberapa pohon yang tumbang. Jalanan yang sepi dan remang-remang akibat beberapa lampu jalan yang mati menjadi hal yang buruk.
Dari semua itu ada satu yang menjadi sebuah titik awal masalah di mulai. Tepat pada malam itu, terdengar suara tangisan seorang wanita di depan pintu rumah mewah. Wanita itu tidak sendiri melainkan bersama dua kereta dorong bayi dan seorang pria dengan jas hitam di hadapannya.
Wanita itu masih menangis dengan manik yang menatap pria di hadapannya, bukan tanpa alasan dia menangis seperti ini. Tapi tidak banyak yang bisa dia lakukan, semua ucapan yang keluar dari mulutnya selalu di anggap sebuah kebohongan.
Tatapan pria itu begitu tajam mengabaikan tangisan pilu wanita yang tengah bersujud padanya. Hujan yang begitu deras membuat isakan wanita itu tak terdengar jelas, namun air matanya selalu turun menghiasi pipinya membuat pria itu muak.
Tidak lama seorang wanita paruh baya mendekat, tangannya tengah dia gunakan untuk mengendong bayi perempuan. Wajahnya terlihat sedu, tapi wanita itu tidak bisa berbuat banyak akan hal yang tengah terjadi saat ini.
Sebuah pertengkaran memang akan menjadi kehidupan sehari-hari bagi sepasang suami-istri. Tapi menurut dirinya pribadi, ini sudah sangat kelewatan. Dia merasa kasihan pada nyonya yang sudah dia layani selama lebih empat tahun itu.
Walau begitu apa yang bisa dia lakukan saat majikannya sudah memberi sebuah perintah padanya. Bahkan bayi yang ia gendong saja menangis mendengar suara teriakan ayahnya.
"Bawa kedua bayimu ini" ucap sang suami mendorong kereta bayi yang memperlihatkan dua bayi kembar berbeda kelamin.
"Kumohon maafkan aku"
Dia tau bahwa dia tidak salah, tapi demi anaknya wanita itu akan melakukan apa pun. Jika harus bersujudpun dia akan melakukannya.
"Maaf... Apa kau gila, pergi!! Dan jangan pernah memperlihatkan wajahmu di sini lagi"
Pria itu marah, terlihat jelas dari nada suara yang begitu emosi pada wanita yang masih saja menangis.
"Bawa Kiran masuk"
"Kiran"
Suaranya bergetar dengan uluran tangan mencoba meraih bayi perempuannya. Tapi suaminya menghalangi pandangannya, dia kembali menangis saat maniknya tidak melihat bayi perempuannya lagi. Wanita itu ingin marah, dia muak terus di tuduh seperti ini.
Amarahnya memuncak dan langsung menampar wajah suaminya, tidak melainkan mantan suaminya. Tatapannya terlihat kecewa melihat suami yang dia cintai selama ini mengusirnya hanya karena sebuah gosip. Rasanya dia ingin memaki tapi dia tidak bisa, melakukan sebuah tamparan saja dia perlu menekan semua rasa cintanya.
"Kau!!"
"Pukul aku!! Bunuh sekalian!!"
Rasanya dia ingin mati saja, cintanya hancur dan dia kehilangan satu bayinya. Apakah dia bisa hidup, sepertinya itu adalah hal yang tidak mungkin.
"Kembalikan Kiran jika kau ingin aku pergi!"
"Kiran bersamaku bawa kedua bayi itu lalu pergi"
Pintu tertutup rapat, wanita itu kembali menangis dengan tatapan nanar mengarah pada pintu yang tertutup itu. Andai dia bisa melakukan sesuatu, pasti Kiran bersamanya sekarang.
"Kiran maafkan ibu"
Dua kereta bayinya dia bawa dan dia serahkan pada supir yang sudah menunggunya sejak tadi. Sekarang dia harus meninggalkan putrinya di dalam neraka dengan rasa kecewa yang tersisa.
"Selamat tinggal"
Di dalam mobil dia masih menangis tangannya mengelus kedua bayi yang di bawanya. Ponselnya bergetar membuatnya mengangat telpon itu saat tau bahwa sang ayah menelponnya.
"Iya yah" ucapnya lemah.
"Dia menyerahkan cucuku bukan"
"Iya yah tapi Ki...ran, Kiran hiks..masih bersamanya yah"
"Dasar pria gila, ya sudah kembalilah kerumah biar ayah yang mangambil Kiran besok pagi"
"Baik yah"
Panggilan terputus membuat wanita itu menangis kembali. Tatapan sedunya kembali menatap kedua bayinya.
"Maafkan mama sayang hiks..karena mama hiks..kalian harus berpisah hiks... Tapi mama janji akan membawa adik kalian kembali oke"
Sampainya di rumah keluarganya dia disambut oleh asisten ayahnya. Kedua bayinya sudah dibawa ke kamar oleh asisten ayahnya. Sedangkan dirinya harus langsung berhadapan dengan sang ayah yang tengah murka akan tindakan pria keluarga Agatha itu.
"Ayah, Kiran" ucap wanita itu sudah berulang kali ia menyebutkan nama bayi yang dibawa mantan suaminya itu.
"Sebaiknya kau istirahat. Biar Lisa yang akan mengurus kedua cucuku"
"Kau adalah Kin Rosaline Dhananjaya jangan lemah hanya karena pria Agatha itu"
Matahari masuk melewati tirai jendela yang telah terbuka membuat seorang wanita yang berwana rosaline terbangun. Tatapannya masih begitu sedu akan kejadian kemarin malam ia masih tak bisa terima akan sikap mantan suaminya.
Lagi dan lagi dirinya menangis jika mengingat kejadian selamam. Tangannya meremat selimut yang masih menutupi tubuhnya.
"Kiran"
"Kiran maafkan mama"
"Kiran hiks.."
Lama dia menangis hingga dia sadar bahwa seharusnya ia menemui mantan suaminya lagi untuk meminta anaknya. Dengan cepat ia membersihkan diri dan menghampiri kedua anaknya.
"Pagi bi" sapa Rosaline mendekati kedua bok bayinya.
"Pagi juga nona Rosa" balas bibi Lisa meyingkir dari bok bayi milik tuannya.
"Selamat pagi Karin, Kenzie" sapa Rosa pada kedua bayi perempuan dan laki laki itu.
"Bi, apa mereka sudah mandi?"
"Sudah nona" jawab lisa membuat Rosa mengangguk.
"Ayah dimana"
"Tuan di ruang kerjanya nona" jawab bibi Lisa membuat Rosa meninggalkan kamar bayinya.
"Jaga mereka bi" ucapnya menutup pintu kamar.
Sampainya di ruang kerja ayahnya Rosa melihat ayahnya tengah mengamuk. Rosa tak tau apa yang membuat ayahnya mengamuk tapi dia sadar harus menenangkan ayahnya.
"Ayah"
"Rosa"
"Ayah kenapa? Apa yang membuat ayah marah pagi ini?" tanya Rosa membuat sang ayah menghela nafas lelah.
"Andrian sudah pergi" ucap sang ayah membuat rosa tak mengerti.
"Maksud ayah apa Andrian pergi kemana?"
"Andrian Agatha membawa cucuku pergi dari negara ini, dan ayah sedang melacaknya namun masih tak ada kabar dari asisten ayah" jelas sang ayah membuat Rosa membeku.
"Kiran hiks..Kiran" tangisnya lagi membuat sang ayah menghela nafas lelah.
"Ayah janji akan menemukan Kiran untukmu, dan akan aku hancurkan keluarga Agatha itu" ucap sang ayah membuat Rosa menatap manik ayahnya.
"Tapi kau harus janji pada ayah, jaga kedua cucuku. Jangan karena ini kau melupakan Karin dan Kenzie" ucap sang ayah membuat Rosa mengangguk
"Awas kau Rian"
TBC
Hai semua aku rilis cerita baru nih, pada nunggu gak kelanjutan ceritanya.
Cerita ini tentang ketiga anak kembar yang terpisah jadi nantikan terus cerita ini oke.
Jangan lupa like dan komen oke
Da..da..
KAMU SEDANG MEMBACA
Triplets [Terbit]
Teen FictionKisah seorang anak kembar yang telah lama terpisah karena perceraian kedua orang tuanya. Mereka tidak tau bahwa mereka kembar hingga suatu saat mereka bertemu... Bagaimana kisahnya ya.. Nantikan terus cerita ini oke 6 januari 2020 - 13 Desember 2021