part 12 ~ Kembar

1.5K 57 0
                                    

Sinar matahari sudah mulai tenggelam tapi hal itu tidak membuat dua orang di sana tidak berniat pergi. Sejak tadi tidak ada yang mereka ucapkan bahkan mereka hanya menatap langit berwarna jingga itu.

Suara deru nafas dari perempuan berambut hitam itu membuat pria di sampingnya menoleh. Perempuan itu langsung duduk dan menatap pria itu datar.

"Duduklah" ucap perempuan itu memalingkan wajahnya sebentar menatap langit yang mulai gelap.

"Kau tidak ada niatan untuk pulang?" tanya pria itu setelah duduk di hadapan perempuan yang sedang menatapnya.

"Di sini kita membahas rencana kita bukan main!" sahut perempuan itu dengan wajah kesalnya.

Pria itu tidak menjawab dia hanya tersenyum tipis lalu mengangguk mengerti. Lagi-lagi hanya keheningan yang ada membuat pria itu jenah juga.

"Mau sampai kapan kau diam?" tanya pria itu mendengus kesal.

"Kita tidak akan menikah asalkan kau mau membantuku" ucap perempuan itu cepat dengan raut wajah seriusnya membuat pria di depannya itu menatap kaget.

"Maksudmu apa?" tanya Ji-min ya pria itu adalah Ji-min dan perempuan yang bersamannya tentu adalah Eun-mun.

"Mungkin pertemuan pertama kita tidak mengenakkan tapi kau orang pertama yang membuatku percaya akan satu hal...." Eun-mun menghentikan ucapannya dia menatap manik Ji-min sebentar,

"Bahwa di dunia ini aku tak bisa melakukan semuanya sendirian" lanjutnya membuat Ji-min sadar lalu tersenyum menunjukkan mata yang melengkung seperti bulan sabit.

"Akhirnya kau sadar juga" sahut Ji-min masih tersenyum kecil.

"Sejak bertemu denganmu, aku merasa kau memiliki hal istimewa" lanjut Ji-min mulai serius.

Eun-mun menaikkan alisnya binggung dengan maksud Ji-min.

"Hatimu yang lembut dan mudah rapuh tapi selalu kau tutupi dengan wajah datar dan sifat arogan milikmu" ucap Ji-min lagi saat melihat Eun-mun penasaran.

"Ternyata kau pengamat yang baik" ucap Eun-mun dengan wajah yang kembali datar.

"Di depanku kau bisa berekpresi sesukamu, jangan terlalu serius" sahut Ji-min lagi membuat Eun-mun tersenyum tipis.

"Aku tidak janji" jawab Eun-mun cepat.

"Ah.. baiklah, jadi apa yang harus aku bantu" tanya Ji-min kembali mengingatkan alasan mereka bertemu.

"Ceritanya aku singkat oke, kau tau nama asliku" ucap Eun-mun menghela nafas.

"Ya! Kin Kirania Agatha, bukan?" sahut Ji-min mengingat data yang berikan ayahnya dulu.

"Aku mencari saudara kembarku," ucap Eun-mun lagi membuat Ji-min terkejut.

"Kau anak kembar!?"

"Aku tidak tau jelasnya, tapi hari terakhir aku sekolah di Jepang, aku mendengar kalau ada murid baru dan dia mirip sekali denganku," jelas Eun-mun menatap Ji-min yang mendengarkan ceritanya dengan baik.

"Apa kau bertemu dengannya?"

"Tidak. Saat aku ingin mencari tau, bodyguard Ayahku datang dan membawaku pergi. Tapi saat Ayahku masuk ke mobil, aku melihat seorang laki-laki mengerjar mobil kami dan dia memanggilku Kiran," ucapnya, mencoba menjelaskan apa yang terjadi di Jepang.

"Dia memanggil nama aslimu?" Ji-min kembali terkejut, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

Eun-mun mengangguk. "Wajahnya sangat mirip denganku, aku yakin sekali, walau hanya melihatnya sekilas. Ayah hanya bilang kita akan pindah ke Korea karena urusan bisnis, tapi aku curiga. Dan esoknya aku menemukan fakta yang cukup mengejutkan."

Dia kecewa setelah mengetahuinya. Bagaimana bisa ayahnya menyembunyikan fakta itu selama lebih dari tujuh belas tahun. Dan dia merasa dibodohi.

"Memangnya fakta apa yang tahu?" Tanya Ji-min, merasa penasaran.

"Aku kembar tiga"

***

Malam ini menjadi saksi akan rencana Kenzie dan Karin, mereka tengah tertawa dengan menatap laptop masing-masing. Raut wajah mereka terlihat bahagia sekali sesekali mereka saling melirik dengan tawa di antara mereka.

"Apa yang kalian lakukan" kakek mereka datang membuat tawa kedua saudara kembar itu terhenti.

"Kakek" gugup mereka bersamaan.

Sang kakek hanya menatap kedua saudara kembar itu datar bahkan wajah Karin sudah pucat dulu.

"Kami berencana mengajukan proposal untuk perusahaan Kiran" ucap Kenzie membuat sang kakek mendekati mereka.

"Kenapa harus melibatkan perusahaan" tanya sang kakek merasa aneh.

"Kek, mendekati Kiran secara langsung sangat sulit bahkan Karin saja diacuhkan tadi" jelas Kenzie membuat sang kakek mengangguk mengerti.

"Tapi Kiran masih tidak tau jika dia punya saudara kembarkan" tanya sang kakek merasa khawatir.

"Iya kek, bahkan dia tak curiga sama sekali pada kami" jawab Kenzie yang di angguki oleh Karin.

"Oke deh, jangan ceroboh oke. Ayah kalian selalu mematai pergerakan kita" ucap kakek mereka mengingatkan.

"Iya kek, rencana kakek apa?" tanya Kenzie merasa penasaran akan rencana kakeknya itu.

"Hm.. gimana ya.., kakek berencana menghancurkan perusahaan ayah kalian itu" wajah kakek terlihat menyeramkan bahkan Kenzie dan Karin langsung bergidik ngeri melihatnya.

"Kakek menyeramkan!" sahut Karin membuat sang kakek tertawa singkat lalu pergi meninggalkan kedua saudara kembar itu.

"Sudahlah Rin, kita lanjut gambarnya" ucap Kenzie membuat Karin mengangguk semangat.

"Untung ini perusahaan kita sendiri yang tidak ada saut pautnya sama perusahaan kakek" gumam Kenzie tersenyum tertahan.

"Dasar kakak, gimana gambar desain pakaiannya bagus tidak?" ucap Karin menunjukkan hasil gambarnya.

"Wah, Karin ini bagus banget!" bangga Kenzie memeluk adik kembarnya.

"Kak kita akan berhasil tidak?" tanya Karin ragu jika semuanya akan sia-sia saja.

"Kamu tenang saja biar kakak yang urus semuanya" ucap Kenzie menunjukkan hasil dari gambar desain miliknya.

"Wah.. punya kakak keren banget" puji Karin dengan hasil desain tumah minimalisnya.

"Kenzie gitu loh.." senang Kenzie langsung mengirim kedua gambar desain itu bersamaan.

Cukup lama mereka menunggu balasan sampai sebuah pesan masuk dari email perusahaannya.

"Ini.. dari Kiran kak"

TBC

Hai..hai..kangen gak sama aku, maaf aku kalau up selalu lama ya mau gimana lagi aku gak selalu dapat ide buat nulis jadi ya jarang up deh.

Menurut kalian gimana nih sama part ini, tulis dikolom komentar oke.

Selamat membaca
Sampai jumpa lagi...

Triplets [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang