part 3 ~ Adikku

4.6K 222 0
                                    

Andrian mengabaikan teriakan dari wanita yang telah menjadi mantan istrinya itu dia hanya menatap pada kedua anak kembar yang tengah duduk bersama di lorong dekat ruangan wali kelas mereka. Setelah mengatakan soal Kiran yang akan keluar dari sekolah, dia memilih pergi.

"Kalian Kenzie dan Karin bukan" ucap Andrian membuat mereka mengangguk walau mereka juga kebinggungan dengan ibunya yang memanggil nama Andrian.

Andrian tersenyum mengusak rambut Kenzie dan kyarin bergantian "kalian sudah besar ya, semoga sehat selalu. Maaf.." ucap Andrian meninggalkan mereka dengan kebinggungan yang ada.

Sang ibu yang mengejar tak bisa bergerak cepat karena ia menggunakan heels. Kenzie yang sadar langsung menghentikan langkah sang ibu karena terus mengejar laki-laki aneh itu.

"Dia siapa bu?" tanya Kenzie saat melihat ibunya menangis.

"Dia ayah kalian" jawab sang ibu membuat Kenzie dan Karin membeku.

Senyuman sedu dan tatapan bersalah dari pria tadi membuat keduanya sadar, mereka berada di Jepang tapi pria itu memanggil mereka dengan nama Indonesia mereka bukan nama Jepang mereka.

"Ayah" kaget Karin ingin mengejar namun ditahan oleh Kenzie.

Karin memang sangat ingin bertemu ayahnya tapi menurut Kenzie hal itu tidak perlu. Mengingat pria itu meninggalkan mereka di saya masih berumur lima bulan.

"2-4, kelas 2-4 Kiran. Kiran, saudara kembar kalian" ucap sang ibu membuat Kenzie dan Karin binggung.

"Kiran, kelas 2-4. Maksud ibu apa?"

"Dia saudara kembar kalian, cepat bawa Kiran pergi sebelum ayah kalian membawanya pergi lagi. Ibu mohon" jelas sang ibu membuat Kenzie menyerahkan ibunya pada Karin dan menuju kelas yang dimaksud ibunya.

'Saudara kembar, jadi kami kembar tiga. Kiran aku akan membawamu pulang, tunggu aku' batin Kenzie terus berlari namun matanya dapat melihat seorang perempuan berjalan dengan empat pengawalnya.

"Kiran" teriak Kenzie saat melihat wajah perempuan itu mirip dengannya dan Karin

Kiran mendengar seseorang memanggilnya membuatnya menoleh mencari sosok itu namun terhalang oleh pengawal yang berada di sebelah kirinya. Dia tau bahwa ada seorang pria mengejar dirinya namun dia tak dapat melihat dengan jelas akibat pengawalnya yang mendesak agar ia segera ke mobil.

Dapat dia dengar pria itu terus memanggil namanya. Namun sebuah tangan menariknya masuk menuju mobil hitam milik ayahnya.

"Ayah!!" kaget Kiran.

"Maaf, kita harus pergi dari sini sekarang Kiran"

"Ayah, dia siapa?" tanya Kiran saat melihat Kenzie yang dihadang oleh kedua pengawal ayahnya.

"Ayo masuk" tarik sang ayah membuat Kiran hanya menurut.

Mobil hitam itu berjalan meninggalkan sekolah dapat Kiran lihat pria itu terus memberontak walau pengawal milik ayahnya menahan dirinya.

'Dia siapa?, kenapa tau namaku'

"Ayah menyembunyikan apa?" tanya Kiran membuat Andrian terkejut.

"Tak ada, kita harus pindah ke korea sekarang. Maaf menjemputmu mendadak"

Tak ada sahutan dari Kiran dia terus memikirkan pria itu, pria yang dia tak tau namun pria itu mengetahui namanya.

'Jika ibu lihat lihat kamu mirip dengan mereka'

'Ada anak kembar yang mirip dengan Yuna, apa mereka saudara kembar'

'Yuna begitu mirip dengan mereka'

'Bukankah mereka mirip dengan Yuna'

'Apa mereka kembar?'

Kiran mengiat semua ucapan guru dan murid-murid lain yang sedang membicarakan dirinya tadi. Hatinya sakit, jika dia memang saudara kembarnya berarti ayahnya bohong padanya.

'Ibu'

***

Kenzie terus memberontak, tatapan nanar dia perlihatkan saat mobil yang membawa saudara kembarnya menjauh. Air matanya jatuh begitu saja, jika memang dia saudara kembarnya tapi kenapa mereka harus dipisahkan. Dia membenci takdirnya, apa perceraian ibu dan ayahnya tak cukup membuat dia menanggung rasa sakit ini.

Apa sekarang ia harus mengetahui rasa sakit yang sesungguhnya. Rasa sakit kehilangan jiwa yang hidup di rahim yang sama, kehilangan belahan jiwa yang terbagi itu. Dia menyesal sekarang menyesal kenapa baru sekarang dia mengetahui tentang ini.

"Kiran" cukup itu yang terakhir ia katakan saat mobil hitam itu tidak terlihat lagi.

"Kenzie" panggil Karin pelan.

"Karin dimana ibu?" tanya Kenzie akan meninggalkan kedua pengawal itu tapi telinganya mendengar sesuatu yang sangat penting.

"Ruang kesehatan kak, ibu pingsan tadi. Apa kakak tak berhasil mendapatkan Kiran?"

"Maaf, kakak terlambat" sahut Kenzie sedih membuat Karin tersenyum walau palsu tapi dia ingin menghibur kakaknya.

"Tak apa, ayo kita temui ibu"

Sampainya di ruang kesehatan, mereka dapat melihat sang ibu terbangun dengan tatapan kosongnya. Kenzie mendekat dia harus mengatakan apa yang baru saja dia dengar tadi. Tapi dia masih tidak yakin akan hal itu, walau begitu Kenzie juga ingin membantu ibunya.

"Ibu, maaf aku gagal"

Wanita itu terdiam sambil menarik kedua tangan anaknya, air matanya kembali jatuh namun dia tersenyum senang. Ini salanya tdiak mengatakan apa pun sejak dulu, dia hanya mengatakan soal perceraiannya denagn ayah mereka tanpa membahas Kiran. Dan sekarang saat bertemu Kiran mereka malah kehilangan kesempatan lagi

Jika saja Andrian mau memberinya waktu bertemu Kiran, dia pasti akan merasa senang. Walau sebentar tapi itu sudah cukup untuk menghapus rasa rindunya. Tapi di dalam hatinya dia ingin membawa Kiran, membawa putri terakhirnya untuk dia jaga. Walau tidak mungkin, tapi dia ingin berharap. Berharap bahwa hal itu akan terjadi suatu saat nanti.

"Namanya kiran, adik kalian. Dia dibawa ayah kalian dari kalian masih kecil dulu, maaf jika perceraian ibu membuat kalian harus berpisah dengan adik kalian"

Perpisahan adalah sesuatu yang menyakitkan, dan dia sudah merasakan hal itu sejak tujuh belas tahun lalu. Tapi sekarang dia malah memberikan sebua rasa sakit perpisahan pada kedua anaknya. Rasanya dia tidak bisa jadi ibu yang baik bagi mereka.

"Tapi ibu bersyukur masih ada kalian di samping ibu, ibu hanya ingin melihat anak-anak ibu bahagia walau kiran harus menjadi korban" jelas ibu mereka dengan air mata yang terus mengalir.

"Ibu, jika memang dia adikku. Kenzie akan membawanya pulang"

"Bagaimana caranya kak?, ayah sudah membawanya pergikan" sahut Karin

"Kakak tau dimana mereka"

TBC
Wah langsung up dua kali nih, kepo gak ceritanya bakal seperti apa. Tunggu terus kelanjutannya ya..

Selamat membaca semua..
Bye..

Triplets [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang